"Oke, Za. Kalau gitu sampai ketemu lusa, ya? Jangan lupa. Hehe" Ucap Nate sedikit terkekeh menatap gadis disampingnya.
Kenza tersenyum memperlihatkan sedikit deret gigi putihnya. "Pasti, Kak" Ucapnya.
Nate meraih Beckie yang sibuk mengusap-usapkan kepalanya pada kakinya. Ia menggendong kucing itu dengan hati-hati.
"Semangat! Kalau gitu gue balik dulu, Za. Thanks, udah ngajakin gue jalan" Ucap Nate.
Gadis itu mengangguk. "Thanks juga, Kak."
Tangan Kenza mengelus kepala kucing itu lembut sambil tersenyum. "Bye, Beckie!" Ucapnya dengan nada seperti anak kecil sembari melambaikan satu tangannya.
Nate terkekeh melihat Kenza. "Bye, Za" Ucapnya pergi sambil melambaikan tangannya.
"Hati-hati, Kak" Ucap Kenza sedikit meninggikan suaranya menatap Nate menjauh.
Jeffrey menatap Kenza dari kaca mobilnya, gadis itu terlihat seperti baru saja bersenang-senang. Ia bisa melihat dari senyuman itu. Jeffrey mengeraskan rahangnya lalu meneguk ludahnya kasar.
Ia segera memakirkan mobilnya memasuki halaman rumah. Melihat Jeffrey yang sudah pulang, Kenza segera menghampiri pria itu dengan senyuman lebar di wajahnya. Melihat wajah gadis itu, Ia menghela napasnya tersenyum. Berusaha menenangkan isi hati dan pikirannya.
"Hai" Sapa Jeffrey saat keluar dari mobil, melihat gadis itu berdiri disana. Ia langsung memeluk gadis itu sembari mengecupi pucuk kepalanya.
Kenza menaikkan kedua alisnya, Ia sedikit terkejut. Tangannya membalas pelukan Jeffrey erat sambil menenggelamkan kepalanya pada dada pria itu.
"Kenapa? Kak Jeffrey kangen ya?" Ucap Kenza sedikit terkekeh. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Jeffrey. Tangannya masih tetap memeluk tubuh pria itu.
Jeffrey mengangguk. "I miss you a lot" Ucapnya tersenyum dan mengecup bibir gadis itu sekilas.
"Pasti Kak Jeffrey capek. Banyak kerjaan ya?" Tanya gadis itu mengusap pipi Jeffrey.
Jeffrey tersenyum memperlihatkan giginya. "Tidak, Sayang. Semua akan terlihat mudah jika saya sudah bertemu denganmu" Ucapnya.
Kenza terdiam sebentar mendengar perkataan pria itu. Ia tersenyum lalu mengelus rahang Jeffrey dan menariknya secara perlahan. Memejamkan kedua matanya mencium bibir Jeffrey dengan lembut. Ia mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu.
Jeffrey melumat bibir Kenza perlahan memasukkan lidahnya ke dalam sana. Menghisap bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Ia terkekeh sembari menggigit bibir bawah gadis itu. Kenza tertawa kecil dan melepaskan ciuman itu.
Jeffrey menundukkan kepalanya menatap gadis itu, mengusap-usap rambutnya. "Kamu pasti bosan di rumah terus sedari tadi" Ucapnya.
Ia mengangguk. "Bosen banget!" Ucap Kenza sambil terkekeh kecil.
"Tapi, tadi Kenza ketemu sama Kak Nate, keliling taman sebentar sambil ngilangin bosen. Dan Kak Jeffrey tau nggak? Ternyata Cleo itu kucing punya Neneknya Kak Nate. Namanya Beckie!" Lanjut Kenza dengan senyum sumringah.
"Dan Neneknya Kak Nate itu juga tinggal di perumahan ini, Kak. Kebetulan banget ya!"
Jeffrey tersenyum. "Baguslah kalau begitu" Ucapnya sambil mengacak-acak rambut Kenza. "Lalu, hal apa aja yang kalian lakukan tadi?" Tanyanya.
"Lebih banyak ngobrol sih, Kak. Soal perkuliahan, dan...Oh ya! Soal festival, Kakak nggak lupa kan?"
"Tentu tidak, Sayang. Saya akan disana menemani kamu nanti. Persiapkan tampilan terbaik kamu" Ucap Jeffrey dengan satu tangannya mengusap pinggang gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)
RomanceCERITA INI PERNAH DIHAPUS OLEH WATTPAD, TOLONG YA JANGAN DI REPORT LAGI :(( Kenza Alia Abraham tak pernah menyangka akan terjebak situasi tak menyenangkan bersama Kakak Iparnya, Jeffrey. Kejadian tak terduga terjadi diantara mereka pada suatu malam...