Prolog

5.1K 201 32
                                    

_Assalamu'alaikum_


Semua yang tersaji dalam cerita ini tokoh, alur, kejadian, tempat, begitu juga cast adalah fiksi ya gaes. Apabila ada KESAMAAN nama, tokoh, latar, cast dan kejadian, itu merupakan murni ketidaksengajaan, bukan karena PLAGIAT🙏🏻 Mohon di ingatkan juga jika ada typo atau kesalahan dalam penulisan.


Mohon bijak dalam membaca!!!


WARNING🐲

1. Suka? Silahkan nikmati, jika tidak suka silahkan tinggalkan, gausah DRAMA kaya mantan!!
2. Spill tipis-tipis tiap chapter bakalan aku post di tiktok & IG yaaaaa.
3. Ini cerita keempat aku, silahkan berkomentar & vote sebanyak banyak nya dan support akuu hihi
4. Jangan PLAGIAT yah bestih, dilarang bawa cerita dari lapak orang lain juga disini!!!
5. Vote & Comment ditunggu disetiap chapter yaaaa



~Selamat Membacaaaa~



Pagi hari diruang keluarga yang seharusnya dihiasi oleh keharmonisan dari penghuni rumah, malah di isi dengan ketegangan dari sang putri saat melihat mata Papah nya yang tidak pernah lepas dari selembar kertas yang berisikan transkip nilai kuliahnya. Gadis itu sedari tadi diliputi perasaan gelisah dan berkali-kali dirinya menghembuskan nafas lelah. Setiap pergantian semester, pertemuan seperti ini pasti akan dia rasakan. Juga kata-kata menyakitkan yang sebentar lagi akan dia dengar dari seorang pria dewasa, yang sering orang bilang sebagai cinta pertama seorang anak perempuan, namun tidak berlaku baginya.

"Turun lagi?" tanya sang Papah memandang putrinya remeh.

"Semester lalu IPK kamu 3.86. Bukanya naik, malah semakin turun menjadi 3.7. Ini juga nilai B nya banyak sekali," lanjutnya lagi memandang transkip nilai putrinya.

"Tadi malam Papah liat nilai Kakak kamu sangat memuaskan. Tiap semester tidak pernah turun, malah selalu naik," lanjutnya lagi membandingkan.

"Pah! Udah yah, Lia udah berusaha semaksimal mungkin."

"Semaksimal? Ini yang kamu bilang maksimal? Dengan nilai kamu yang turun?" sindir pria dewasa itu.

"Nilai Oliv semester ini naik loh Kei. Nyaris sempurna, 3.9"

Keisha memandang Ibu tirinya dengan tatapan permusuhan. Oliv yang dia maksud adalah anak wanita itu, saudara tirinya.

"Lihat! Nilai Kakak kamu saja dari semester 1 sampai sekarang semester 7 selalu naik. Dia selalu memberikan hal yang sempurna untuk dirinya sendiri dan selalu membanggakan," ucap pria dewasa itu lagi membandingkan posisi anak kandungnya dengan anak tirinya.

"Membanggakan yang Papah maksud berbeda dengan membanggakan yang seorang Ayah diluaran sana artikan."

"Maksud kamu apa?" tanya Papahnya mulai meninggikan suara.

"Mati-matian Lia kuliah di jurusan yang sama sekali bukan minat Lia, bahkan Lia sendiri buta dengan pelajaranya. IPK 3.7 itu sudah termasuk membanggakan dengan semua usaha yang Lia korbankan Pah. Bahkan Lia nyaris gila menelan habis semua materi yang sama sekali tidak Lia sukai."

"Jurusan Olivia jauh lebih berat dibandingkan kamu Keisha. Dia kuliah kedokteran dengan IPK yang nyaris sempurna. Banyak pengorbanan yang harus dia upayakan untuk bisa meraih gelar itu. Jurusan kamu tidak sebanding dengan jurusan Kakak kamu. Dan kamu bilang kamu nyaris gila belajar didunia hukum?" tanya Papah nya mengejek.

Semesta MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang