06

56 4 0
                                    

𝘽𝙞𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙞𝙢

Happy Reading 🌹🌹🌹

Arfaz masih berjalan mencari keberadaan Amara yang tadi pergi dalam keadaan kesal, hingga saat ia melihat pintu rumahnya terbuka, ia segera menuju ke sana.

"Dasar, kenapa gak langsung tutup pintu. Bahaya kalau ada santri yang masuk karena cariin saya.."

Saat Arfaz memasuki kamar mereka dia mendengar suara Amara sedang berbicara ditelpon.

"Iya kak, kamu lagi ngapain sekarang?" ucap Amara pada seseorang disebrang telpon.

"Aku lagi kumpul di markas Vi, kamu lagi ngapain? Kenapa dari kemarin nggak ngasih kabar? Selingkuh ya?"

"Mana ada aku selingkuh! Sembarangan kamu! Aku ga pegang handphone dari kemarin, aku ga mungkin selingkuh dari kamu" sangkal Amara.

"Selingkuh? Dia lagi telponan sama siapa?" batin Arfaz yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ya siapa tau kan?! Eh Vi gmn kalo kita ketemu? I miss you so much~"

"Enggak lah aku ga mungkin selingkuh kak, tapi kayaknya aku ga bisa ketemu deh. A-aku lagi di rumah oma, oma ga izinin aku keluar malem!" tolak Amara.

"Hah?? Biasanya juga oma izinin kamu keluar malem, ga pulang juga ga masalah tuh apalagi oma tau kamu keluar sama aku,"

"Y-ya ga tau, oma bilang aku ga boleh keluar malem mulai sekarang. Ehh udh dulu ya kak, abangku manggil. I love you!" ucap Amara

"Yaudh deh, I love you more honey"

Tutt,

Panggilan pun terputus membuat Amara menghela nafas lega. "Untung gak ketauan..."

Orang yang tadi berbicara dengan Amara sampai membuatnya menghela nafas lega saat telpon ditutup adalah Elvano Ganendra, kekasih dari Amara. Mereka sudah menjalin kasih sejak awal kuliah hingga kini ia memiliki sebuah perusahaan.

Elvano sendiri adalah anggota geng motor yang sekelas dengan geng Amara. Pekerjaan mereka hanyalah membuat kegaduhan ditempat yang biasa mereka kunjungi yang tak lain dan tak bukan adalah club malam, sirkuit balap atau pasar gelap.

Saat membalikkan badan, Amara terkejut dengan Arfaz yang tengah berdiri di ambang pintu menatap ke arahnya.

"L-lo sejak kapan disitu?!" seru Amara terkejut.

Arfaz hanya tersenyum tipis. "Saya baru saja berdiri disini, lain kali kalo masuk rumah pintunya jangan lupa ditutup, takut ada santri masuk nyariin saya." jawab Arfaz. Ia berjalan ke arah kamar mandi.

"Iya iya, maaf..."

"Hmm."

"Kenapa tuh orang?" Heran Amara melihat Arfaz yang tiba-tiba bersikap cuek padanya. "Tadi perhatian, giliran di iyain, hmm doang, gak jelas."

Arfaz menyalakan shower air setelah melepas baju kokonya. "Sabar Faz... mungkin dia sama temannya cuman lagi bercanda. Jangan marah, maafkan istrimu.."

Arfaz mengusak rambutnya yang basah. "Kamu gak boleh egois Arfaz... sebelum ini dia pasti punya kehidupannya sendiri, kamu harus sabar sampai bisa mengambil hatinya.."

—————————————————————————

"Tuh orang mandi tengah malem begini? Gak dingin apa? Nggak, nggak! Ngapain juga gw mikirin dia? Mending tidur," Amara melepas himarnya dan melemparnya asal.

"Astaghfirullahalazim!" pekik Arfaz saat himar yang Amara lempar mendarat tepat di wajahnya.

"Ups! Maaf gw gak sengaja!" Amara menutup mulut kaget.

Arfaz menarik himar dari wajahnya. "Lain kali jangan lempar sembarangan, disini ada gantungan yang umi siapin buat kamu,"

Amara menatap Arfaz yang hanya menggunakan handuk, tanpa berkedip. "Ganteng banget! Kok gw baru sadar?" batin Amara.

Arfaz melambai tangannya di depan wajah Amara. "Kamu kenapa Amara? Paham maksud saya 'kan? Kalau kamu taro himar sembarangan nanti ke injak, terus kalau kamu yang injak takutnya nanti jatuh..." nasihat Arfaz.

"I-iyaa! Jauh-jauh lo dari gw!" seru Amara.

Arfaz hanya terkekeh kemudian berlalu ke walk in closet. Amara masih berdiam diri dengan pipi yang memerah.

"Sadar Amara! Lo punya Elvano!" Amara menepuk-nepuk pipinya.

"Huh! Ayo tidur!" Amara merebahkan dirinya di ranjang dan menarik selimut hingga sebatas dada.

Dalam beberapa menit setelahnya kedua mata Amara sudah tertutup rapat, bahkan nafas halus mulai terdengar dari Amara.

Arfaz yang baru keluar dari walk in closet, dan melihat Amara yang sudah terlelap itu hanya tersenyum tipis. Dia pun melangkah ke sisi ranjang lainnya lalu merebahkan diri disana.

"Selamat malam humaira.." gumam Arfaz sebelum terlelap tidur.

—————————————————————————
—————————————————————————

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Sekian jangan lupa tinggalkan jejak
(Meski ceritanya gak bagus)
Vote ⭐
Comment 💬

Terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ^^

AMARFAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang