Di dalam bis, Alana menyadari jika anak kecil dalam pelukannya ternyata sudah tertidur dengan lelap dalam pelukannya.
Alana menghembuskan napas kasarnya, melihat anak kecil dalam pelukannya, "Sebenarnya kamu siapa anak kecil, mengapa kamu datang dan menggagalkan rencana bunuh diriku?"
Ucapannya dalam hati dan mempererat pelukannya pada anak kecil itu agar bisa tertidur dengan nyaman.
Beberapa menit lamanya, hujan sudah berhenti dan Alana akhirnya sampai di tempat tujuan terakhirnya, dia berjalan sebentar untuk menuju rumah mungilnya, peninggalan milik kedua orang tuanya.
Alana masuk ke dalam, lalu menidurkan anak kecil itu dengan hati-hati di tempat tidurnya lalu menyelimutinya.
Langkah kakinya menuju dapur dan menyiapkan air panas, lalu dia masuk ke dalam mandi untuk mandi dengan cepat dan berganti pakaian yang nyaman.
Tak butuh waktu lama akhirnya dia selesai, dia melihat panci airnya sudah menunjukkan jika air panasnya sudah mendidih. Dia menuangkan sedikit di sebuah baskom dan mencampurkannya dengan air dingin agar berubah sedikit hangat.
Alana masuk ke dalam kamarnya lalu mencari kaos lamanya yang bisa dipakai oleh anak kecil itu, tapi ternyata dia justru menemukan pakaian anak kecil milik tetangganya yang dulu pernah menitipkan anaknya pada Alana dan pakaiannya masih ada di sana, beruntungnya anak itu juga laki-laki.
Dengan penuh kehatian Alana melepaskan seragam sekolah anak kecil itu yang bisa Alana lihat dari name tagnya anak itu bernama 'Sebastian Sean Xander'
Anehnya meskipun Alana sudah berhasil melepaskan seluruh pakaian Sean sampai habis anak itu sama sekalian tidak terganggu dalam tidurnya, lalu Alana mulai membasuh tubuhnya dengan handuk dan air hangat sampai bersih, setelah itu membalurkan minyak kayu putih agar anak itu hangat, lalu terakhir memakaikan pakaian lama anak tetangganya yang ternyata pas ditubuh Sean.
"Selamat tidur anak tampan, meskipun aku tidak tahu siapa dirimu Sean, terima kasih hari ini kamu menjadi pahlawan untuk diriku agar tidak melakukan tindakan bodoh tadi." ucap Alana lembut dan menyelimuti tubuhnya.
Setelah dia pikirkan lagi, bunuh diri bukan solusi untuk masalahnya, itu hanya pikiran pendek untuk melarikan diri saja, dia harus bangkit dan berjuang menata kembali hidupnya. Entah bagaimana akhirnya, dia tidak bisa menebak masa depan kecuali berdoa semoga hari esok menjadi hari yang lebih baik dan dia bisa memetik buah kebahagiaan untuk dirinya.
Alana masuk ke dalam kamar mandi dan segera mencuci seragam sekolah Sean agar besok bisa kering dan Alana bisa mengembalikan anak ke orang tuanya, yang dia yakini pasti orang tua anak itu sangat khawatir dengan keadaan Sean yang tidak ada di rumah saat ini.
Selesai mencuci seragam Sean dan menjemurnya, Alana ikut membaringkan tubuhnya di kasur bersama Sean, dia juga butuh istirahat sekarang.
Di tempat lain terlihat seorang pria tampan dengan raut dinginnya yang menakutkan, serta beberapa pria yang berdiri di hadapannya dengan posisi tubuh yang tegap, "Cari anakku sampai ketemu, jika tidak kalian semua habis di tanganku!"
Ancamnya yang diangguki anak buahnya dengan mengerti setelah mereka memberikan jawaban, jika mereka semua belum menemukan tuan muda mereka, meskipun dia terlihat kejam jauh dilubuk hatinya dia sangat mengkhawatirkan anak bungsunya.
Dia adalah Axellio Sebastian Xander, ayah dari Sean, saat mendapatkan kabar jika anaknya menghilang setelah pulang sekolah membuat jantungnya merasa ingin melompat.
Axel segera mencari anaknya dan membatalkan semua rapat pentingnya, bahkan saat mendapatkan informasi jika anaknya diculik oleh orang tidak bertanggung jawab membuat Axel ingin meremukkan siapapun orang yang telah berani menculik anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Kesayangan Tuan Axel
RandomAlana Calista seorang wanita patah hati yang dihianati kekasihnya bahkan menjebaknya dalam hutang besar yang harus dia lunasi sendirian, tak lama dia mendapatkan kabar pemecatannya dari tempat dirinya bekerja membuat Alana begitu hancur. Terombang...