Chapter 1

126 14 35
                                    

Warning!
Yaoi/bl, mengandung unsur bxb.
Karakter hanya milik monsta! Saya hanya meminjam.
OOC (Out Of Character)
Hanya kegabutan author semata!.
Cerita murni milik saya, jangan meniru!.
Happy reading~

____________________________________________

Hari ini adalah hari yang cerah, terlihat seorang anak dengan surai biru tengah berjalan santai di koridor sekolah nya. Nama pemuda itu adalah Beliung Abianka Arya, atau biasanya dipanggil Beliung.

Beliung sedang berjalan pergi untuk menemui pacarnya, Hali. Ya, Halilintar adalah pacar Beliung sejak seminggu yang lalu. Dan sekarang beliung akan menghampiri pacarnya itu.

Dia berjalan di koridor sekolah sembari bersenandung senang, bagaimana mungkin ia tidak senang? Beliung sudah menyukai Hali sejak tahun pertama di sekolah menengah, pertama kali ia bertemu dengan si emo-- Hali adalah saat masa penerimaan siswa baru. Dan yaa, dia jatuh cinta.

Disinilah dia, berdiri didepan pintu kelas dengan papan yang menunjukkan 'kelas 3-A' Beliung ingin mengajak Hali untuk makan di kantin bersama, mungkin Halilintar yang notabene nya ‘introvert’ akan menolak, namun ia yakin pemuda itu akan menerima ajakan nya, bagaimanapun mereka sudah berjanji.

Pintu didepannya terbuka, menampilkan sosok yang dia cari sejak tadi, namun apa yang ia lihat sangat mengejutkan dirinya, matanya membesar kala beliung melihat sang iris ruby- Hali sedang menggandeng tangan seseorang. Anak remaja yang seumuran dengan nya, memiliki surai coklat dan senyum lembut yang tercetak diwajahnya.

‘Ahh, itu taufan’ pikir Beliung sambil tersenyum kecut, mengenali sosok bernetra safir yang ada dihadapannya.

“Nana, ayo makan bersama!” ucap Taufan dengan ceria, sambil menunjukkan cengiran khas nya. Taufan Langit Sabiru nama lengkapnya, sahabat masa kecil  sekaligus ‘mantan kekasih’ Hali.

“Hm, baiklah” jawab seseorang yang dipanggil ‘Nana’ oleh Taufan, atau lebih tepatnya Halilintar Narendra, pacar beliung saat ini-- Atau seharusnya begitu.

‘ah, sesak’ Beliung membatin sambil memegangi dadanya, rasanya sesak ketika melihat hali sangat dekat dengan Taufan (sahabat masa kecil nya) itu. ‘padahal dia sudah berjanji akan makan bersamaku, apa dia lupa? Ah, mungkin saja, toh dia juga manusia, lupa itu wajar.... kan?’ monolognya dalam hati.

Tak lama kemudian Taufan yang menyadari kehadiran Beliung sontak saja melepaskan tautan tangan nya dengan Halilintar.

“Hai Beliung!” Taufan menyapanya dengan ramah “Apakah kau kesini untuk makan dengan nan—maksudku Hali?” remaja bermanik safir itu bertanya pada Beliung dengan raut bersalah, ia yakin si surai biru mendengar percakapannya dengan Hali barusan.

Beliung hanya tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban, pasal nya, dia mungkin akan menangis jika menjawab Taufan.

“Ah maaf, aku tidak tahu... kalau begitu kalian makan saja bersama, aku akan pergi sendiri” Taufan meminta maaf sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

“Tidak” seru Hali tegas “Kau akan makan bersamaku,” lanjutnya sambil menatap tajam Beliung.

Yang ditatap pun mau tidak mau bergidik ngeri, ‘sorot mata nya terlihat sangat dingin dan marah, pasti karena aku mengganggu rencana nya’ batin Beliung sambil tersenyum miris.

“tapi—“

Belum sempat Taufan menyelesaikan kalimatnya, Hali sudah memotong perkataannya.

“Pokoknya kau makan dengan ku,” Hali berucap final. Jika sudah begini anak itu tidak bisa dibantah.

“Ayo pergi, Langit,” ajak si netra ruby pada Taufan lalu berjalan mendahului nya.

“Eumm, aku minta maaf atas sikapnya padamu, Beliung. Jika kau ada waktu, bisakah kau bisa menemuiku di belakang sekolah, saat pulang nanti? Ada yang ingin ku bicarakan,” Taufan bertanya pada beliung dengan canggung.

‘kenapa dia mengajakku untuk bicara? Apa yang ingin dia sampaikan padaku?’ Pikir beliung kebingungan. Namun ia tetap mengiyakan ajakan taufan tersebut.

“Ya, tentu! Aku akan menemui mu nanti,” balas nya pada Taufan dengan semangat.

“Baiklah terimakasih, kalau begitu, aku ijin pergi dulu, sampai jumpa nanti, Beliung!” pamit Taufan dan langsung berlari mengejar Hali yang sudah menjauh.

Beliung menatap punggung mereka yang semakin menjauh dengan tatapan sendu, tak lama kemudian ia kembali ke kelas nya, memutuskan untuk melewatkan jam makan siang.
.
.
.
.
.
.
Kring kring kring
Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa termasuk Beliung merapikan barang-barang nya dan bersiap untuk pulang.

Saat dia keluar kelas, ia teringat akan janjinya dengan taufan. Beliung pun langsung berlari menuju halaman belakang sekolah nya.

Sesampainya di sana dia melihat Taufan yang sedang duduk di bangku. Tak sengaja mata mereka berdua bertemu, Taufan pun langsung memanggil Beliung agar duduk di sebelah nya.

"Beliung, kemari lah!" panggil Taufan pada Beliung yang masih berdiri memandangi dirinya.

Beliung pun berjalan mendekati Taufan dan duduk di sebelah nya.
"Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan, Taufan?" Tanya Beliung tanpa banyak basa-basi.
.
.
.
.
.
End
Okelah ini pertama kali nya aku nulis cerita, jadi maaf jikalau ada kesalahan kata.

Kritik dan saran sangat dihargai.

Terima kasih telah membaca!

LANGIT {Boboiboy Beliung fanfiction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang