BAB 72

477 37 4
                                    

Playlist_song by :
Effiel 65 - Blue (KNY Factory Remix)

Happy Reading !!!

• • •

Terduduk santai dengan kedua tangan terlipat didepan dada bidanganya, serta punggung bersandar. Keberadaan Robbin benar-benar menarik perhatian seluruh atensi Kantin. Baik penjaga prasmanan, murid-murid, hingga para guru. Terlebih, pakaian serta postur tubuh membuat sosok Robbin benar-benar sangat menonjol diantara yang lain.

Tidak jarang, guru perempuan muda dan para siswi mengambil jalan memutar. Demi bisa menatap Robbin dengan jelas. Terlebih, Robbin duduk tepat disamping kursi sang Primadona sekolah. Yeah, siapa lagi kalau bukan rombongan Amberly dan kawan-kawan.

Namun sayang, jika bagi yang lainnya keberadaan Robbin seperti pahatan patung mempesona.

Tidak bagi Amberly, si Majikan Robbin. Bagaimana tidak, tanpa menatap saja terlihag jelas dari sudut mata Amberly. Jika pria disampinnya itu sangat menikmati ke populeran dadakannya itu.

"Berhentilah tebar pesona, Robbin Sialan!" Desis Amberly lirih tanpa mengalihkan tatapannya dari nampan menu makan siang didepannya.

"Hey, Nona Muda. Jangan salahkan diriku, bagaimana pun aku mencoba berusaha keras menyembunyikannya. Pesona ku memang tidak tertandingi. Kau saja yang aneh, sampai tidak tertarik pada ku dan malah lebih menyukai pria-pria kurus mu itu." Balas Robbin berbisik, namun tetap dia sempatkan memberikan senyum sapa pada para perempuan.

"Akkhh,, dia tersenyum pada ku."
"Tidak,, bukan padamu bodoh. Tapi pada ku."
"Ouhh,, sial! Lihat lengan kekar nya itu astaga!"
"Ahhh,, jadi bodyguar pun tidak masalah. Nikahi aku, please!"
"Milik ku basah!"

Demi apapun, kali ini bukan hanya Amberly. Melainkan Devy dan Celine pun, dibuat memejamkan mata setengah mati menahan malu. Terlebih, kalimat vulgar dari teriakan murid-murid perempuan.

Mereka bertiga bukanlah gadis polos, terlebih Amberly. Tapi, demi apapun. Apa pantas meneriakan hal Vulgar seperti itu ditempat umum.

"Setidaknya kekasih yang kau bilang kurus itu, selalu berhasil memuaskan ku." Ucap Amberly mulai tersulut emosi, melempar lirikan sinis pada Robbin.

Yang jelas dibalas Robbin dengan memutar mata malas dan menggedikan bahu acuh.

"Ya ya ya, terserah." Balas Robbin abai, meraih ponsel dari saku celananya akibat terasa bergetar. Menandakan notif pesan masuk.

"Kalau kau berkaca, tubuh mu bahkan tidak beda jauh dengan Ayah ku. Yang benar saja, bagaimana mungkin aku tertarik pada mu." Sahut Amberly kini, mulai santai. Mengejek Robbin mungkin akan menjadi hobi baru nya.

"Tapi, jika kau lupa. Kau sudah merasakan bibir ku, Nona Muda." Sergah Robbin tenang, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

Sontak saja, kalimat itu yang bersyukurnya hanya didengar mereka. Membuat Devy dan Celine menatap melotot kearah Amberly, menuntut penjelasan. Benar-benar Robbin selalu berhasil membuat Amberly kelabakan.

"Dengar guys, dia yang mencium ku. Bukan aku, kalian sendiri tahu tipe ku yang seperti apa. Hahahaha,, lagi pula aku memukul ulu hatinya sebagai balasan." Ucap Amberly cepat, tertawa canggung membela dirinya.

"Cih, padahal kau juga menikmatinya." Sergah Robbin, berdecih. Dan berdiri, bergegas pergi dari kantin. Tanpa melihat kebelakang sama sekali.

Bukan karena marah, tapi isi dari pesan tadi membuatnya harus bergegas pergi.

Meninggalkan Amberly seorang diri dihadapkan dengan dua pasang mata didepannya yang masih memicing mata curiga.

"Sial, aku haus sekali. Jangan dengarkan ucapan dia. Kalian tahu, kami tidak akrab." Ucap Amberly lagi, dan meraih cepat minumnya. Menghabiskannya hingga tandas, dengan mata menatap liar kesekeliling. Menghindari tatapan menuntuk kedua sahabatnya itu.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang