Bagian 21

777 41 1
                                    

Gue kalo punya uang banyak gamau melihara cowo ah,"

Terus?,"

Mau jadi juragan permen kiss. Kalo ada yang beli 'kak kissnya 1000' beuh puas banget," 

ANJING, GA EXPECT GUE!! PAK USTADZ DENGER INI PAK USTADZ, SALMA DULU YANG MULAI,"

Hahahaha apasi Ron,"

Gue ngantuk, dari tadi pusing ga bisa tidur,"

Butuh ambulan ga Sal, tunggu ya, misyu misyu misyu misyuuu~,"

Menurut psikolog, kamu cocok dipukuli,"

 minum yang banyak Sal,"

Iy—,"

Ginjal lu itu loh, kurang sehat dikit nanti turun harga,"

Sialan,"

Tutt — Sambungan Terputus.

_______

Salma kembali melanjutkan istirahatnya setelah mendapat telfon tiba tiba dari Rony barusan.

Rony ini memang suka random dan iseng secara tiba tiba, jadi Salma tidak mengambil pusing dengan tingkahnya. Cukup ditanggapi setelahnya akan selesai.

Karena Salma yang selalu tak mengambil pusing dengan tingkah Rony, makannya Salma tidak merasa aneh atau janggal dengan sikap Rony akhir akhir ini. Menurutnya itu hal biasa.

Padahal sudah jelas bahwa Rony sedang sedikit sedikit ingin mencuri perhatian Salma. Dari dulu si sudah mencari perhatian Salma untuk menjadi sosok teman yang paling seru, tapi perhatian yang dia ingin sekarang bukan dimaksudkan sebagai teman, tetapi kalau bisa sudah lebih.

"Kira kira, Salma ilfeel ngga ya Ul?," tanya Rony pada Paul di tengah kelas siang nya saat ini.

Rony rasanya sudah sangat bosan berada di kelas, mendengarkan dosen menyampaikan materi dengan monoton, dan sesekali malah memberikan soal yang makin membuatnya merasa jengah.

"Ya kalo lu terlalu obsess pasti ilfeel," jawab Paul seadanya.

Memang benar kan?, tergantung perempuan seperti apa sih. Ada yang sangat senang kalau di pdkt-in nya secara ugal ugalan, ada juga yang dengan cepat merasa risih, ada juga yang merasa biasa aja mau di deketin sampe jungkir balik pun si cowo nya.

Kalau kalian tipe yang mana?

"Jadi gue harus gimana?,"

"Ya apa adanya aja, jadi lu yang Salma kenal. Ngga perlu si kayanya dia di gombal gombalin tiap hari gitu," jawab Paul sambil berpura pura membaca layar proyektor di depannya.

Jaga jaga takut dosen lihat kemudian di tegur.

"Aduh, tapi gue rasanya gatel," 

"Gatel mah tinggal mandi,"

"Bukan itu Ul,"

"Iyaa tau, tapi menurut gue bener si Ron kata Salma. Berjuang tuh minimal kaya tuyul,"

"Ya iya siihh,"

"Lagian juga ya Ron, semua orang udah nganggap Salma itu Rumah. That 'Sebuah Rumah'. Ngga cuman buat elu dan buat gue. Tapi buat temen temen kita,"

"Ya iya, terus?,"

"Emang lu bisa menganggap Salma lebih dari rumah?, menurut gue ngga ada yang leb—,"

"Dunia, Semesta, itu lebih dari rumah Ul," Rony memotong ucapan Paul sebelumnya. 

Sebenernya dia sedikit emosi, masa Paul mau bilang ngga ada yang lebih di diri Salma selain Rumah?.

Ya bagus dong Paul bilang gitu. Itu artinya Salma adalah Dunia dan Semestanya Rony saja. Iya kan? Aduh Rony ini terlalu mendambakan Salma yah. Author jadi mau deh digituin.

Paul yang mendapat jawaban tersebut sedikit terkejut, bukan karena Rony yang berlebihan. Tapi lebih ke, "Ini orang kayanya beneran cinta ya?," batin Paul sambil tetap menatap ke depan.

Selesainya kelas, mereka langsung pergi ke apartement, kos, dan rumah masing masing.

Kecuali Novia, dia pergi ke supermarket dekat apartementnya untuk membeli beberapa bahan makanan.

Saat hendak mengambil roti tawar yang berjajar, seseorang menyapanya dari seberang "Eh, hai Nov,"

Novia mendongak, menatap manik mata pria di depannya. Setelahnya Novia tersenyum tipis dan menjawab "Hai, Raka,"

"Sendirian Nov?,"

"Lo ngga buta kan?,"

"Eh santai dong Nov," 

Novia tak menghiraukan ucapan Raka barusan, segera Ia mengambil sebungkus roti tawar gandum dan selai yang dia ambil secara asal.

Raka mengikuti langkah Novia menuju kasir, "Nov, tolong pastiin ya Salma makan makanan yang tadi gue kirim," ucap Raka ditelinga Novia.

Novia terkejut, dia mematikan ponselnya dan menoleh ke belakang, "Apaan si lu, ga perlu ya lu kasih kasih Salma kaya gitu," 

"Kan dia lagi sakit Nov,"

"Mau sakit mau sehat, ga perlu. Otak lu tuh yang sakit,"

"Kenapa sih?, kenap—,"

"Bacot lu anjing, lu tuh berandal, brengsek, bajingan, Salma ga butuh cowok kaya lu," ucap Novia pelan tapi menusuk bagi Raka. 

Novia segera meletakkan belanjaannya pada meja kasir, setelah di dibayar dan di nota Ia segera meninggalkan supermarket tersebut.

________

Paul pergi menuju unit Salma dan Novia sendirian. Meskipun Paul masih memiliki akses masuk ke unit Salma, kali ini Paul lebih memilih untuk menunggu Novia membukakan pintu saja.

"Ul, loh? Kok di luar?," tanya Novia yang baru keluar dari lift dan sedang menuju pintu unitnya.

"Loh baru pulang?," 

"Mampir dulu tadi, eh Ul gue tadi ketemu Raka,"

"Ah serius lu?,"

"Iya anjing, ternyata tadi dia ngirim makan ke Salma,"

"Yang bener aja?, kalo diracun gmn?,"

"Gue rasa engga sih,"

"K—kenapa lu percaya?," 

"Engga, bukan gitu. Kita masuk dulu aja yuk, pastiin Salma ngga kenapa napa,"

Setelahnya mereka berdua masuk dan Novia segera menuju ke kamar Salma. Memastikan nya baik baik saja.

_______

hehehe maaf lama banget ya?

ENJOY YA ALL💋💓

Jangan lupa IDOLYFE hari ini!!

Ruang TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang