22

1.3K 58 9
                                    

Selesai mengantarkan Salma pulang ke rumahnya, Dimas segera melajukan mobilnya menuju apartemen Nisa yang berada di daerah Jakarta selatan.

Dimas menghentikan mobilnya sebentar di apotik, membelikan obat demam. Ia juga membelikan makanan untuk gadis itu makan.

Ya, gadis itu bilang dia tiba-tiba terserang demam, Nisa meminta Dimas untuk menemaninya dan membelikannya obat. Karena, ia hanya tinggal seorang diri di Jakarta, tidak ada teman yang benar-benar dekat dengannya kecuali Dimas yang dulu adalah teman SMA nya dan sekarang menjadi pacarnya. Tapi sayangnya ia di jadikan sebagai selingkuhan.

______

Dimas tiba di gedung apartemen Nisa, dengan tangannya yang menenteng satu bungkus plastik yang berisi makanan dan satu plastik kecil yang berisi obat. Dimas segera menuju apartemen Nisa dengan langkah yang sedikit terburu-buru. Ah, entahlah mengapa ia merasa sangat khawatir dengan keadaan gadis itu?

Sesampainya di depan kamar apartemen Nisa, Dimas memencet belnya, pintu itu tidak lama terbuka, menampilkan Nisa yang berpakaian dengan piyama yang berbahan satin. Dengan cepat Nisa menarik lengan Dimas untuk masuk ke dalam dan mengunci pintunya.

"Nis-" bungkus plastik yang dibawa Dimas terjatuh, Nisa langsung menyambar bibir Dimas dengan ganas.

Dimas merasakan emosi pada ciuman Nisa. Ia mencoba memberontak dan melepaskan ciumannya. Nisa terengah ketika ciumannya berhasil di lepaskan Dimas.

"Kamu apa apaan sih Nis!" Bentak Dimas seraya mengelap bibirnya dan memundurkan badannya

"A-aku" Nisa menundukkan kepalanya

"Nis?"

Dimas menatap Nisa dengan tatapan sendunya. "Nis, kamu kenapa? aku kenal kamu dari sejak kita SMA, kalau ada masalah, cerita." Dimas menghampiri Nisa lalu memeluknya

Nisa tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, ia hanya menangis, merasa malu.
Namun, ia kembali teringat ucapan Dimas dan Rere saat dirinya sedang pergi ke toilet, saat ia kembali ia tidak sengaja mendengar percakapan itu.

~

Dim, lu ga pengen cepet-cepet nikahin Salma gitu?

Ya..., pengen. Tapi belum waktunya, gua sama dia lagi fokus kerjaan dulu. Emangnya kenapa?

Ya gue takut sih dim, siapa tau dia selingkuh. Toh Lo aja selingkuh sama temen kerja Lo, Lo ga takut Salma juga ngelakuin hal yang sama?

Gila Lo re! Ga lah, gue yakin seratus persen kalau dia setia sama gue. Soal nikahin dia, lo tenang aja, gue pasti bakal secepatnya buat ngikat dia.

Oke, oiya Lo inget ya, Lo harus lepasin dulu si selingkuhan Lo itu!

Santai aja re, itu urusan gue.

~

Mengingat itu membuat Nisa kembali tersulut emosi, ia tidak ingin melepaskan Dimas, dalam pikirannya ia hanya ingin Dimas menjadi miliknya.

Nisa mendongakkan wajahnya dengan air mata yang masih menetes.

"A-aku... Aku cuma... Aku cuma ga mau kehilangan kamu," Nisa melepaskan pelukan itu, lalu dengan cepat menyambar bibir Dimas, ia menarik tengkuk leher Dimas untuk memperdalam ciumannya, Dimas berusaha memberontak tapi perlahan ia mulai menikmatinya, ciuman mereka semakin dalam, Nisa berhasil membuat Dimas larut dalam permainannya. Dimas membawa Nisa ke atas tempat tidur, dan,... apa yang terjadi selanjutnya hanya mereka yang tau.

***

Novia berlari menaiki tangga yang menuju kamar Salma, dengan handphone di tangannya dan senyum sumringah.

Masih di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang