!Vote - Comment!
Enjoy.
"Masih belum ketemu anaknya?" Tanya Zee ditelpon dengan Jinan disebrang telpon.
Telpon dimatikan secara sepihak setelah mendapat jawaban, helaan nafas beratpun keluar dari mulut Zee, sudah 2 minggu dirinya tak bertemu dengan sang adik bahkan pacar adiknya pun ikut menghilang entah kemana dua orang tersebut menghilang.
Terakhir dirinya mendapat kabar jika kedua orang tersebut sedang berada dimall dan diketahui juga ada Ara disana, Zee takut jika Ara sedang menyandera Christy dan juga Chika.
"Kalo sampe bener gue hajar lo ra." Zee beranjak dari kediamannya, dikarenakan Christy yang tak kunjung pulang serta Jinan yang tetap bekerja dikantor membuat dirinya yang dinyatakan baru sembuh menjadi hidup sendiri, meski beberapa temannya mengunjungi sekedar menemani dan membantu tentang update kehilangan adiknya.
Zee memutuskan untuk pergi kesalah satu rumah temannya yang selalu membantu untuk mengetahui informasi apa saja yang didapat, Freya.
"Eh Zee gue kira siapa, ayo masuk kebetulan ada Jessi," ajak Freya setelah pintu akhirnya dibuka.
Mereka pun masuk bersama kedalam rumah Freya, "Orang tua lo mana Fre?" Tanya Zee melihat keadaan rumah yang sepi.
"Lagi ada bisnis diluar kota, jadi gue sendiri dulu deh dirumah," jawab Freya.
"Lo duluan aja ke kamar, gue mau nyiapin cemilan." Tanpa meminta jawaban Zee, Freya langsung pergi kearah dapur membiarkan Zee yang cengo sedikit karena langsung ditinggal, tak lama karena setelahnya ia langsung pergi kekamar Freya dilantai dua.
"Ohh lo Zee, gue sama Freya udah takut dikira temen bisnis papa Freya tadi dateng makanya si Freya ragu buat bukain," jelas Jessi kala melihat pintu kamar Freya dibuka dan mendapati temannya yang baru saja keluar dari rumah sakit kemarin.
"Pantes lama bukainnya, gue kira gada orang dirumah," sahut Zee membalas dengan nada yang sebal, iapun menghampiri Jessi yang duduk didekat kasur sambil bermain dengan ponselnya.
"Bocahnya masih belum ketemu?" Tanya Jessi saat Zee duduk disampingnya, helaan nafas berat serta gelengan pelan ia dapatkan sebagai jawaban membuat Jessi turut bersedih dengan temannya ini.
"Sabar, nanti juga pasti ketemu, dia pasti aman soalnya sama Chika." Tangan Jessi terulur untuk menenangkan Zee, mengusap pundak Zee yang lebar itu mencoba memberi kekuatan.
Zee tersenyum lalu mengangguk, entah sudah berapa kali ia mendengar hal serupa dari orang-orang akan perkataan itu, hanya kata penenang.
"Nih, sorry ya gue cuman ada ini." Sembari meletakkan sebuah nampan Freya berujar.
"Gapapa sans aja, brownies udah cukup," sahut Jessi dan langsung menyambar sepotong brownies yang masih berada dikotaknya.
"Iya Fre gapapa, gini aja udah enak dimakan," sambung Zee dan ikut memakan sepotong brownies tersebut.
Freya terkekeh kecil lalu mengangguk, "Gue punya berita baru tentang Christy sama kak Chika."
Belum sempat ada pertanyaan yang terlontar, ponsel milik Zee berdering menandakan seseorang sedang menelpon, setelah dilihat ternyata Jinan lah yang menelpon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? (Zeedel)
Fanfiction"waktu nya balas dendam ra" - ⚠️Fiksi⚠️( jangan di bawa ke dunia asli member ) ⚠️Kata kasar⚠️ ⚠️Futa⚠️