Sudah dua hari ini Alana merawat Sean dengan sangat baik, dan satu hari penuh ini dia bahkan juga melakukan banyak hal dengan Sean seperti membuat kue bersama-sama, menonton televisi, bertanam bahkan belajar hingga Alana menyadari jika Sean anak yang cerdas, anak itu cepat menangkap pelajaran baru.
Hadirnya Sean dihidupnya benar-benar membuat dirinya kembali bersemangat, tapi Alana sadar dia harus segera mengembalikan Sean pada orang tuanya, dia tidak ingin membuat orang tua Sean semakin khawatir.
Apa yang Alana lakukan dengan merawat Sean di rumahnya juga salah seharusnya dia segera mencari tahu siapa Sean, tapi karena dia tinggal sendirian dan keadaan Sean tidak cukup sehat membuat Alana mengurungkan semuanya dan lebih memilih menyembuhkan Sean sampai pulih seperti biasanya.
Kondisi Sean juga sudah lebih baik, Alana bahkan membelikannya satu pakaian baru agar Sean bisa berganti dan hari ini dia mengajak anak itu untuk berbicara.
"Baiklah Sean, sekarang Mommy mau tanya siapa nama panjang Sean?" tanya Alana sembari melihat Sean yang makan kue keringnya dengan anteng.
"Sebastian Sean Xander." jawab Sean dengan terus makan.
"Lalu bagaimana bisa Sean berakhir di halte bis malam itu?" tanya Alana lagi.
"Aku diculik oleh seseorang Mommy, tapi aku berhasil melarikan diri dengan menggigit tangannya lalu aku berlari tidak tahu arah dan menaiki bis yang salah hingga aku berhenti di halte bis kemarin bahkan aku kehilangan tasku Mommy." cerita Sean dengan raut takutnya, Alana menduga pasti Sean mengalami sedikit trauma.
"Tidak apa, sekarang kamu aman bersamaku." ucap Alana dengan mengusap lembut kepala Sean, pantas saja Sean bisa berada di halte bis yang kemarin lalu padahal letak sekolah Sean itu jauh dari pemberhentian bis yang selalu Alana datangi jika ingin pulang.
"Mommy kenapa kau tidak menyadari kehadiranku?" tanya Sean dengan mata memerah seperti akan menangis.
"Sayang sebenarnya Mommy bukan Mommymu, kamu salah orang sayang. Perkenalkan nama aunty, kurasa kau lebih cocok memanggilku Aunty saja namaku Alana Calista." Alana mencoba untuk jujur agar Sean tidak berharap jauh. Lagipula wanita jelek sepertinya memiliki anak setampan Sean, itu sungguh tidak mungkin.
"Mommy jahat, lalu kenapa Mommy bisa tahu namaku jika Mommy bukan Mommyku? Aku tidak mau memanggil aunty, aku mau memanggil mommy saja." Sean terisak marah.
"Mommy melihat tag namamu yang berada di seragam sekolahmu sayang, maafkan Mommy." jawab Alana jujur.
"Tidak mungkin jika hanya melihat tag namaku, kebanyakan orang akan memanggilku Sebastian atau Tian, tapi Mommy bisa langsung memanggilku Sean, memanggilku dengan nama Sean hanya diperuntukan untuk keluarga saja." Sean menangis menjadi-jadi, tidak mau menerima fakta jika wanita dihadapannya benar-benar bukan mommynya.
"Mungkin hanya kebetulan sayang, nama Sean terdengar cukup singkat dan mudah diingat dan maaf aku memanggilmu Sean. Apa aku harus memanggilmu Tian?" ucap Alana lembut.
"Tidak Mommy harus tetap memanggilku Sean!" Sean menangis dengan keras.
"Cup, cup, cup sayang sudah jangan menangis ya meskipun aku bukan Mommymu kamu bisa tetap memanggilku Mommy." hibur Alana dengan menghapus air matanya, dia kasihan melihat Sean yang terus menangis sesenggukan.
"Benarkah?" Sean meyakinkan.
"Tentu sayang." ucap Alana dengan lembut.
Lalu Sean memeluknya dengan erat, "Jangan tinggalkan aku lagi Mommy, aku sangat merindukanmu."
Ucapannya membuat hati Alana merasa teriris, dia sungguh merasakan sedihnya anak itu ketika orang tua yang dia sayangi meninggalkannya, Alana hanya mengusap-usap punggung Sean dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Kesayangan Tuan Axel
RandomAlana Calista seorang wanita patah hati yang dihianati kekasihnya bahkan menjebaknya dalam hutang besar yang harus dia lunasi sendirian, tak lama dia mendapatkan kabar pemecatannya dari tempat dirinya bekerja membuat Alana begitu hancur. Terombang...