Siang ini Jin dan Jungkook bertemu di sebuah kafe, mereka duduk berhadapan. Tempat itu ramai karena mereka datang pada jam makan siang. Mereka sudah lama tidak bertemu, pertemuan terakhir mereka adalah saat Jungkook mengetahui tentang kehamilannya.
"Kau terlihat cantik hari ini Jungkook"
"Sudah lama aku tidak mendengar pujian seperti itu, tapi terima kasih"
Perkataan Jin memang benar, aura Jungkook saat ini sangat berbeda, dia memang cantik tapi saat ini dia sangat cantik, mungkin karena dia sedang hamil.
"Apa kabar?"
"Kau selalu menanyakan hal itu dan jawabanku tetap sama, aku baik-baik saja dan kau juga terlihat tampan"
"Jungkook."
"Hmm"
"Aku—"
"Permisi, ini pesanan Anda, Tuan" Pelayan memotong kata-kata Jin saat itu.
"Terima kasih" Jungkook tersenyum pada pelayan itu dan menatap Jin di depannya.
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Tidak ada, lebih baik kita makan dulu, kau tidak boleh telat makan"
"Aku belum terlalu lapar tapi—"
"Tidak ada kata tapi, kau harus makan, aku ingin bayi kita sehat" Mata mereka bertemu saat itu. Jantung Jungkook berdetak sangat cepat. Dia merasa gugup saat itu, ketika Jin mengatakan 'bayi kita'
"Oke, aku akan makan" Mereka makan dengan lahap dan ketika Jin menoleh ke arah Jungkook, ia melihat ada saus di tepi bibir Jungkook.
"Jungkook."
"Hmm" Jungkook berhenti makan dan menatap Jin, Jin menyeka sisa saus di ujung bibir Jungkook dengan ibu jarinya.
"Makanlah pelan-pelan Jungkook" Jungkook sangat gugup saat itu, tapi dia sangat senang. Dia suka diperlakukan seperti itu oleh Jin.
"T-Terima kasih Jin" Jin hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.
Setelah menyelesaikan makan siang mereka, mereka mulai berbicara.
"Kapan kau akan menikah?"
"3 minggu lagi, maukah kau datang ke pernikahanku?"
"Jika kau tidak keberatan aku akan datang"
"Tentu saja aku tidak keberatan."
"Jungkook, apa aku masih bisa menemuimu seperti ini?"
"Tentu saja, meskipun kita bertemu dengan cara yang salah, tapi ada bagian dari dirimu di dalam diriku dan sampai saat itu bayi ini milikmu Jin, aku mencintai Taehyung tapi aku ingin kau mencintai anakmu, anak kita" Jungkook tidak dapat menahan air matanya, sepertinya selama hamil ia menjadi sangat sensitif.
"Kenapa kau menangis?" Jin menghapus air mata Jungkook dari pipinya dan Jungkook memegang tangan Jin, mengejutkan Jin.
"Aku tahu ini aneh tapi aku menyukainya"
"Apa maksudmu?"
"Aku suka sentuhanmu Jin" Jin tersenyum dan ia mendekatkan wajahnya pada Jungkook, membuat Jungkook sangat gugup.
"Jin..."
"Aku merindukanmu Jungkook" Jungkook memejamkan matanya dan Jin tersenyum sebelum ia mengecup bibir Jungkook. Ia mencium Jungkook dengan lembut dan Jungkook membalas ciumannya. Dia tidak tahu kenapa dia begitu bahagia. Perasaan yang tidak ia rasakan lagi saat bersama Taehyung.
Jin memutuskan ciuman dan menatap Jungkook. Jungkook perlahan membuka matanya dan tatapan mereka terkunci.
"Apa kau datang kesini dengan mobil?" Jungkook menggelengkan kepalanya dan membuat Jin tersenyum, ia meletakkan uang di atas meja dan menarik tangan Jungkook keluar. Membawanya ke mobil dan mulai menciumnya.
"Jin.."
"Iya sayang" Jungkook memalingkan wajahnya dari Jin, membuat Jin berhenti mencium Jungkook.
"Ada apa Jungkook?"
"Aku tidak bisa Jin" Jungkook menundukkan kepalanya dengan tangan yang masih berada di pundak Jin, dia menangis.
"Hei kenapa kau menangis?" Jin memeluk Jungkook dan membiarkan Jungkook menangis dalam pelukannya.
"Aku bingung Jin, aku senang berada disini bersamamu tapi aku tidak bisa seperti ini, aku akan menyakiti Taehyung"
"Mungkin karena bayi kita, dia tahu ayahnya ada disini" Jungkook memeluk Jin lebih erat.
"Maafkan aku Jin"
"Kenapa?"
"Kau seharusnya menjadi ayah, tapi—"
"Ssst, tidak apa-apa Jungkook, aku hanya ingin kau dan bayi kita sehat dan bahagia" Jin tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi, air mata mulai mengalir di pipinya namun ia menghapusnya sebelum Jungkook melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Way | Taekookjin ✔️
FanfictionJeon Jungkook bertunangan dengan seorang pengusaha kaya, Kim Taehyung. Mulai jatuh cinta satu sama lain dan memutuskan untuk mempercepat pernikahan mereka. Kedua sejoli ini menghabiskan hari-hari mereka dengan penuh cinta sampai seseorang datang den...