Hari pernikahan
Jungkook sedang berada di kamarnya bersama Jimin, dia sangat gugup saat itu, dia benar-benar telah menunggu momen ini, tapi anehnya dia tidak bersemangat, dia hanya gugup.
"Apa kau siap?"
"Aku tidak tahu, aku sangat gugup"
"Aku mendengar adiknya datang hari ini"
"Adik? Adik siapa?"
"Adik Taehyung, aku dengar saat orang tuamu bertemu dengannya, dia sangat tampan, bisa dibilang dia lebih tampan dari Taehyung, kau pasti menyesal karena mengambil keputusan terlalu cepat"
"Tunggu, Taehyung tidak pernah mengatakan apapun tentang adiknya, apa kau tahu namanya?"
"Aku tidak tahu, Seokjin? Sepertinya Kim Seokjin"
"Apa kau sudah siap?" Mereka berdua berbalik ke arah pintu untuk melihat ayahnya berdiri disana dan Jungkook mengangguk.
Jungkook menghela nafas sebelum melingkarkan tangannya di lengan ayahnya yang memegang buket bunga di tangan yang lain, berjalan menyusuri pelaminan menuju tempat Taehyung menunggunya.
Dia melihat semua tamu berdiri saat memasuki area pernikahan, namun matanya tertuju pada satu orang yang duduk di kursi paling depan. Matanya membelalak saat mengetahui siapa orang itu, dia berdiri di samping orang tua Taehyung. Orang itu adalah Jin.
Langkah kakinya semakin berat saat ia mulai mendekati Taehyung, matanya bertemu dengan mata Jin dan Jin hanya tersenyum padanya, menghancurkan hatinya, ia tidak bisa mempercayai apa yang terjadi hari itu.
Ayahnya memberikan tangan Jungkook pada Taehyung dan mereka berdiri berhadapan, dengan Jungkook yang masih menatap Jin. Ia tidak percaya bahwa ayah dari bayi yang dikandungnya adalah adik dari calon suaminya.
"Yang terhormat, kita berkumpul disini hari ini untuk menikahkan kedua pria ini." Pendeta berkata dan kemudian bertanya pada Taehyung.
"Kim Taehyung, apakah kau menerima pria ini untuk menjadi suamimu, untuk hidup bersama dalam pernikahan, mencintainya, menghormatinya, menghiburnya, dan menjaganya dalam keadaan sakit dan sehat, meninggalkan segala sesuatu yang lain, selama kau berdua masih hidup?"
"Aku bersedia."
"Jeon Jungkook, apakah kau menerima pria ini untuk menjadi suamimu, untuk hidup bersama dalam pernikahan, mencintainya, menghormatinya, menghiburnya, dan menjaganya dalam keadaan sakit dan sehat, meninggalkan segala sesuatu yang lain, selama kalian berdua masih hidup?"
Jungkook terdiam dengan air mata yang mengalir di pipinya, ia tiba-tiba ragu dengan pilihannya, ia merasa keputusannya salah. Ia menoleh ke arah Jin dan Jin tersenyum padanya lalu mengangguk.
"Aku— Aku bersedia"
"Ulangi setelah aku." Pendeta menyatakan.
"Aku, Kim Taehyung, mengambil Jeon Jungkook, untuk menjadi suamiku, untuk dimiliki dan dipelihara mulai hari ini, dalam suka, duka, kaya, miskin, sakit, dan sehat, untuk dicintai dan disayangi, hingga maut memisahkan."
"Aku, Jeon Jungkook, mengambil Kim Taehyung, untuk menjadi suamiku, untuk dimiliki dan dipelihara mulai hari ini, dalam suka, duka, kaya, miskin, sakit, dan sehat, untuk dicintai dan disayangi, hingga maut memisahkan."
Pendeta meminta Taehyung untuk memasangkan cincin di jari Jungkook dan mengulangi kalimat berikut.
"Aku memberimu cincin ini sebagai tanda dan janji akan keyakinan dan cinta abadi kita." Ulangi hal yang sama untuk Jungkook.
Pendeta meminta pasangan tersebut untuk bergandengan tangan, lalu menyatakan.
"Sekarang aku menyatakan kalian sebagai sepasang suami, kau boleh mencium suamimu."
Jin menunduk saat Taehyung meraih leher Jungkook dan menciumnya. Semua tamu undangan bersorak gembira, kecuali Jin. Ia memilih untuk meninggalkan tempat itu, karena pernikahannya di hutan pinus dekat sungai, ia memutuskan untuk pergi kesana. Menenangkan dirinya dengan mendengarkan suara air yang mengalir.
Jungkook mencari kesana kemari, dia ingin bertemu dengan Jin, dia butuh penjelasan tentang semua ini. Ia melihat Taehyung sedang sibuk dengan teman-teman dan tamu lainnya, ini adalah waktu yang tepat baginya untuk mencari ke tempat lain dan ketika kakinya melangkah ke arah sungai dia melihat Jin berdiri sendirian disana, dia berlari menghampiri Jin dan membuat Jin menoleh ke arahnya karena dia mendengar suara langkah kaki.
"Jungkook, kenapa kau berlari?" Jin memegang lengan Jungkook dengan wajah khawatir.
"Kenapa? Kenapa kau menyembunyikan semua ini? Sejak kapan kau tahu aku akan menikahi kakakmu?" Jin melihat air mata mengalir di pipi Jungkook.
"Setelah kau hamil"
"Apa? Dan kau menyuruhku untuk tetap menikah dengannya? Dengan kakakmu sendiri?"
"Kau bilang kau mencintainya Jungkook"
"Tapi bagaimana jika dia tahu tentang ini"
"Dia tidak akan tahu"
"Oh sial! Kenapa semuanya menjadi serumit ini?"
"Maafkan aku Jungkook, ini semua salahku"
"Jin..." Jungkook berjalan ke arah Jin dan menatap matanya.
"Kenapa? Kenapa kau melakukan semua ini?"
"Karena aku mencintaimu Jungkook" Mata Jungkook melebar.
"Apa yang kau katakan?"
"Aku mencintaimu, berbahagialah dengan Taehyung, jaga bayi kita dengan baik dan—"
"Tidak!" Jungkook memukul dada Jin.
"KAU ADALAH AYAH DARI BAYI INI! Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Kau harus menjadi orang yang membuat bayimu bahagia, bukan orang lain"
"Hei, tidak apa-apa, aku akan tetap disini, kita bisa bertemu seperti biasa kan? Kembalilah kesana, ini pestamu, temui dia"
"Jin..."
"Bolehkah aku menciummu untuk terakhir kalinya?" Jungkook mengangguk dan Jin segera mendekatkan wajahnya dan mencium Jungkook.
"Aku mencintaimu sayang" Jungkook sangat senang mendengar kata-kata itu, ketika Jin memutuskan ciuman dan menatap Jungkook ia melihat senyuman di wajah Jungkook.
"Kau sangat cantik Kim Jungkook" Jungkook tersipu mendengar panggilan itu, dia merasa seperti milik Jin.
"Terima kasih Jin" Jin menyentuh perut Jungkook dan berlutut di depannya, mengejutkannya.
"Hei anakku, jaga papa baik-baik saat aku jauh darimu, oke?" Jungkook tidak bisa menahan air matanya lagi. Hatinya benar-benar hancur mengetahui semua ini.
Jin berdiri dan menghapus air mata Jungkook.
"Pergilah" Ucap Jin tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Way | Taekookjin ✔️
FanfictionJeon Jungkook bertunangan dengan seorang pengusaha kaya, Kim Taehyung. Mulai jatuh cinta satu sama lain dan memutuskan untuk mempercepat pernikahan mereka. Kedua sejoli ini menghabiskan hari-hari mereka dengan penuh cinta sampai seseorang datang den...