"Aku selalu ada untukmu apapun yang terjadi, Huang Renjun." - Lee Donghyuck.
Di pagi hari yang indah itu, Renjun terbangun saat suaminya mencubit pipinya terus-menerus. Donghyuck sangat gemas dengan Renjun, apalagi disaat Renjun sedang tertidur seperti ini.
"Hey, apa kau tidak ada niatan untuk bangun?" Tanya Donghyuck lembut.
"Ish, diamlah. Aku ingin menikmati hari liburku Hyuck." Sahut Renjun kesal.
"Apa kau tidak ingat semalam? Aku masih mempertanyakan siapa pria kemarin?"
"Hey, aku sudah bilang bukan? Dia hanya rekan kerja ku, aku juga sudah menikah denganmu, dia juga sudah menikah, bagaimana aku bisa berselingkuh?"
Renjun mendudukkan dirinya dan menatap sang suami dengan tatapan kesal.
"Harusnya aku yang marah padamu, kenapa kemarin kau tersenyum pada wanita lain? Aku kurang cantik? Atau kurang apa?"
"Hey, kenapa kau yang marah, Huang?"
"Ck! Tidak akan ada jatah untukmu, Lee Donghyuck."
Renjun bangun dan keluar dari kamar, ia berjalan menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Renjun tak habis pikir, harusnya ia yang marah, kenapa malah Donghyuck yang memarahinya?
Semalam ia rela berpura-pura menangis agar Donghyuck tidak memarahinya lagi, ia sudah lelah karena ia harus photoshoot di 3 tempat dengan waktu yang berbeda dan ber jam-jam.
Donghyuck memang salah mengungkit masalah semalam di pagi hari, ia lupa jika mood submissive dipagi hari itu sangat sulit untuk ditebak.
Donghyuck pun menyusul Renjun yang sudah berada di dapur. Donghyuck menatap punggung istrinya yang sedang memasak, mana bisa tubuh mungil itu tidak ada di pelukannya.
Donghyuck mendekat dan langsung memeluk pinggang ramping istrinya dari belakang. Renjun terkejut dengan tangan kekar yang memeluk dirinya sampai tidak sengaja memukul kepala Donghyuck menggunakan sendok.
"Aduh!"
"Aduh, sakit ya? Siapa suruh kau mengejutkan ku hah?"
"Hey, aku kesini untuk meminta maaf padamu, bukan bertengkar lagi."
"Meminta maaf untuk apa?"
"Iya aku salah, tidak sengaja memarahimu karena kejadian semalam, dan aku juga minta maaf karena membuatmu cemburu."
"KAU TAU JIKA AKU CEMBURU LALU MENGAPA KAU TERUS SEPERTI ITU, HYUCK?!!"
Renjun mengambil sendok nasi yang habis ia cuci lalu ia mengejar Donghyuck yang sudah berlari terlebih dahulu.
"Hey, jangan pakai sendok nasi, Huang."
"Aku tidak perduli, aku kesal denganmu."
Saat Donghyuck berhasil tertangkap, Renjun menarik telinga Donghyuck dengan kuat menuju ke ruang tengah. Dominan yang pasrah hanya bisa mengikuti langkah submissive, sambil merintih kesakitan.
"Maafkan aku sayang, tidak akan ku ulangi lagi."
Renjun tak menjawab, ia langsung memukuli tubuh Donghyuck seperti kucing yang sedang memukul. Antara gemas dan kesakitan yang Donghyuck rasakan kali ini.
"Hey, kalian kenapa? Seperti kucing yang berkelahi saja." Ucap Ibu Donghyuck.
"Ibuuu, Donghyuck duluan yang memulainya," Renjun langsung berjalan mendekat pada Ibu.
"Dia kenapa, Nak?"
"Semalam, dia tau aku di sampingnya tapi dia senyum ke wanita lain? Emang Renjun kurang cantik ya bu? Dia terus menatap wanita itu sampai dia pergi."
Donghyuck langsung mendapatkan tatapan tajam dari ibunya, dan hari ini ia siap dimarahi ibunya dan juga istrinya.
"Tidak sayang, kau sangat cantik, mata Donghyuck yang suka jelalatan, nanti ibu marahi dia."
Renjun tersenyum senang lalu kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya, karena ternyata ibu juga belum sarapan.
"Tidak perlu membantuku ibu, aku ingin memasakkan spesial untuk ibu. Istirahat saja bu, kan jauh dari rumah ke sini."
"Aduhh, menantuku sangat perduli ya, jika Donghyuck aneh-aneh langsung telfon ibu ya."
Renjun mengangguk sebagai jawaban, ibu pun kembali ke ruang tengah dan mulai menceramahi Donghyuck. Renjun yang mendengar suara ibu menceramahi Donghyuck dari dapur hanya bisa tertawa.
....
Sore hari Renjun terbangun dari tidurnya, ia melihat Donghyuck yang masih tertidur pulas di sampingnya. Renjun mengusap rambut Donghyuck penuh kasih sayang.
Meskipun mereka sudah menikah, Renjun masih takut jika suatu saat Donghyuck jatuh cinta kepada orang lain.
Tanpa ia sadari air matanya turun tanpa disuruh, ia tidak bisa menahan tangisannya. Ia sangat takut jika Donghyuck pergi darinya.
Donghyuck terbangun karena mendengar isakan tangis dari submissive, ia menatap wajah Renjun dan mengusap air mata Renjun menggunakan ibu jarinya.
"Hey, kau kenapa?"
"Hyuck... Kau, kau tidak akan meninggalkan ku kan?"
"Tidak akan aku meninggalkanmu, Huang. Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Aku takut, hikss... Aku takut kau pergi dariku, bisa saja hikss... kan? Seseorang di kantormu, membuatmu bahagia, lebih dari saat kau bersamaku..."
Donghyuck memeluk erat pinggang Renjun dan menatapnya tulus, ia saja tidak terpikirkan jika seperti itu. Karena dimatanya hanya Renjun yang memberikan dirinya kebahagiaan.
"Aku selalu ada untukmu apapun yang terjadi, Huang Renjun."
"Kau janji?"
"Aku janji, pegang ucapanku. Jika aku membuatmu sakit hati marah saja padaku, lakukan apa yang kau mau supaya hatimu tenang."
Renjun mencium bibir Donghyuck sekilas, lalu ia mengeratkan pelukannya pada sang dominan.
"Aku mencintaimu selalu, Hyuck."
"Aku juga sangat mencintaimu, Huang."
Pikiran itu sering membuat Renjun menangis dengan sendirinya, entah saat ia masih ditempat kerja atau saat sendirian.
Siapa yang tidak takut jika orang yang kita sayangi meninggalkan kita karena orang lain? Renjun benci dengan pikiran itu, tapi itu selalu menghantuinya.
"Aku harap itu hanya pikiranku saja." Batin Renjun.
Haii shashinie semuaa
shaa back sesuai dengan janji shaa
aku up "my manager" season 2 nihh
dengan judul "im (un)happy"semoga kalian suka ya
aku bakal rajin up kok
jadi ga perlu kalian nunggu lama"
kalau ga 1 hari ya 2 hari heheShaahcx
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Un)happy (Hyuckren) [END]
Random[LANJUTAN CERITA "MY MANAGER"] Yang mau baca ini, bisa baca dulu "My manager" karena ini season 2 dari "My manager" "Aku kira semua itu sama seperti sebelum menikah, tapi ternyata sesakit ini." Kehidupan yang Renjun kira akan bahagia dan indah seper...