Lapisan hijau transparan dan tipis melindungi sepuluh meter ke segala arah. Serangan para anak buah Jenderal Leafa yang sudah mirip hujan membentur kubah, menimbulkan goncangan di perisai energi. Beberapa bola energi ada yang memantul, menabrak bebatuan Gelanggang hingga menumbuhkan tanaman darinya. Para Oread juga membentuk perlindungan dengan kubah batu, yang menjadikan batu perisai itu ditumbuhi pepohonan kecil.
"Apa perisainya akan bertahan?" tanyaku. Lapisannya bahkan lebih tipis dari gelas transparan. Sedangkan serangannya membabibuta dari segala arah. Namun wajah tenang dan gerakan yang lembut menjawab pertanyaanku tadi. Kubahnya akan tetap bertahan meski dihujani oleh ratusan bola energi.
Serangan bola energi berhenti. Kubah hijau tipis dipadamkan oleh tiga orang pembuatnya.
Leafa yang tadi berdiri agak jauh mendekat beberapa langkah. Di kedua tangannya, dua buah bola energi hijau pekat sudah menggumpal. Kuyakin dia akan menggunakannya beberapa saat lagi.
"Tiga orang yang menjadi orang kepercayaan Ratu Dryad sebelumnya, kekuatan yang setara dengan para Tetua Dryad." Jenderal Leafa berkata dengan mulut yang bergetar. Mata hijaunya itu menatap kami dengan tatapan setajam duri mawar. Dia membungkukkan badan sambil mengayunkan tangan kanan ke atas, menyambut kami. "Selamat datang di Pegunungan Oread, para Empat Helai Daun Pohon Utama."
"Terima kasih atas sambutan hangatnya, putri dari adik sang ratu, Putri Leafa." Nona Amy membalas perkataan orang yang ternyata adalah sepupuku itu. "Kudengar kau menyandera seorang anak manusia di sini?"
"Itu tidak penting, Nona Amy." Sang jenderal Dryad tidak menjawab pertanyaan Nona Amy. Dia menjentikkan jari, mengubah dua bola energi di tangannya menjadi dua bilah belati yang berkilau di tengah terik matahari. Kedua belati itu diselimuti oleh energi sang pemegang senjata. "Karena sejak awal, semua ini terjadi sesuai dengan rencana Yang Mulia Ratu."
"Menggunakan Putra Mahkota Kerajaan Elenio sebagai ancaman agar para manusia tidak menembus Hutan Dryad, heh? Sungguh rencana yang mudah ditebak." Nona Amy menyibak selendang hijau kain chiton yang ia kenakan. Dia meraih sebuah kantong kulit di ikat pinggang kain, mengeluarkan isinya yang ternyata adalah sebuah tombak kayu berujung besi tajam. Bawahan dari ibuku itu memegang senjatanya di tangan kanan, mengayunkan beberapa kali.
"Seorang Dryad dari kalangan bukan keluarga kerajaan tidak akan tahu rencananya." Jenderal Leafa memasang kuda-kuda, mengeratkan genggaman ke dua buah senjata yang ia pegang.
"Baiklah. Mari kita lihat apa yang dia rencanakan."
Dua buah senjata saling beradu, membuat suara dentingan besi yang mengeluarkan percikan. Nona Amy dan Jenderal Leafa saling berhadapan, menatap satu sama lain.
Beradu tenaga, Jenderal Leafa mundur. Dia melompat ke belakang untuk menjauhi jarak serang tombak Nona Amy. Dia berdiri tegak sambil mengacungkan belati di tangan kanan. "Tidak akan kubiarkan kalian membawa anak manusia itu! Serang!"
Seruan dari Jenderal Leafa membuat seluruh anak buahnya kembali bersiap meluncurkan bola-bola energi. Namun sebelum itu terjadi, Nona Fiora dan Fiona yang merupakan sepasang Dryad kembar melesat jauh ke arah mereka. Dengan sulur yang diayunkan seperti cemeti, sepasang Dryad kembar itu melumpuhkan setiap prajurit Dryad bawahan dari Jenderal Leafa. Para Oread yang dari tadi bertahan juga ikut menyerang, menerbangkan bebatuan untuk membuat para Dryad pingsan. Meski anak buahnya banyak yang tumbang, Leafa tetap tersenyum.
"Biarlah mereka mengalahkan anak buahku." Jenderal Dryad itu berkata. "Apapun yang terjadi, setidaknya kami berhasil menahan kalian."
Saat itu juga, Nona Amy langsung menerjang sang jenderal Dryad. Tombak bermata tajam itu menusuk Leafa, tapi bisa dihindari dengan menyilangkan kedua belati. Sang jenderal terdorong beberapa meter ke belakang, menahan tekanan Nona Amy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dryas The Half Dryad
FantasíaDryas tidak pernah berpikir tentang dongeng yang ia sering dengarkan dari ayahnya berubah menjadi kenyataan. Namun, kedatangan para makhluk yang keseluruhan tubuhnya berwarna hijau mengguncang pikiran Dryas. Kekuatan mereka serupa dengan kekuatan ya...