Chapter 21

5 1 0
                                    

"Lo ke sananya sama siapa?" Tanya Luna, teman sekamar Lela.

"Sama Sera." Jawab Lela, hari ini dirinya berencana untuk membeli beberapa keperluan.

"Si Leli gak di ajak?" Tanya Luna lagi.

"Nggak, dia tadi di jemput sama si Magni." Jawab Lela. "Yaudah, gue berangkat dulu, si Sera udah nungguin." Pamit Lela dan keluar kamar sebelum menutup pintu di belakangnya.

Sesampainya dia di lantai pertama asrama, dirinya telah disambut oleh Sera yang menunggunya. "Maaf nungguin lama." Ucap Lela.

Sera yang mendengar suara temannya menoleh. "Gak papa, gak terlalu lama juga kok." Ucap Sera. "Berangkat sekarang?" Tambahnya.

"Iya."









***









Seorang pemuda berkacamata dan memiliki surai coklat tampak berjalan santai, sesekali tersenyum tipis melihat bunga-bunga yang bermekaran menghiasi sepanjang trotoar.

Yukkimiya Kenyu, salah satu siswa di sekolah VIS yang sedang menikmati waktu luangnya. Ralat, dirinya bukan mau mengisi waktu luang, tetapi ingin melakukan check up rutin yang telah lama dia jalani.

Dirinya telah mengidap penyakit Neuropati Optik, suatu penyakit pada penglihatan. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tapi bisa diperlambat dengan terapi. Karena itulah dirinya selalu menghargai setiap momen yang dirinya lihat sebelum waktunya habis.

Tak terasa dirinya telah lama berjalan dan sampai di depan sebuah klinik, tangannya bergerak untuk membuka pintu dan berjalan masuk ke salah satu ruangan. Melihat seorang pria yang sudah lumayan berumur duduk di meja tempat dirinya biasa bekerja, dia adalah dokter yang menangani penyakit Neuropati Optik miliknya.

"Eh, nak Yukki. Hari ini tumben agak telat, silahkan duduk." Ucap dokter tersebut mempersilahkan Yukki untuk duduk.

Yukki tertawa pelan dan duduk di kursi yang disediakan. "Haha, iya dok. Tadi jalannya agak santai." Ujar Yukki.

"Oalah, gitu toh." Ucap dokter memaklumi. "Kita mulai terapinya ya." Ucap dokter yang di angguki oleh Yukki.

Proses terapi berjalan seperti biasanya, namun sesaat setelah selesai terapi, dokter mengerutkan keningnya. "Penyakit kamu udah hampir parah, jangan sampe kecapean." Saran dokter. "Akhir-akhir ini penglihatan kamu sering berkunang-kunang, kan?" Tanyanya.

Yukki mengangguk mengiyakan. "Iya, akhir-akhir ini sering kayak gitu." Jawab Yukki.

"Kamu jangan sampe kecapean pokoknya. Jangan lupa diminum obatnya, kamu sekarang boleh pulang." Ucap dokter.

"Iya, makasih dok." Ucap Yukki beranjak berdiri, hendak pulang.










***









"Udah ini doang yang dibeli?" Tanya Sera sambil menunjukkan sebuah kantong di tangan kanannya.

"Udah." Jawab Lela. "Ayo pulang, udah mau sore." Ajak Lela.

Keduanya kemudian berjalan pulang, sesekali bercanda untuk mengisi kesunyian. Namun, saat mereka melewati tongkrongan sekolah lain.

"Eh, cewek." Panggil seorang laki-laki yang masih memakai seragam sekolah, tidak, itu bukan siswa dari sekolah VIS, seragam mereka berbeda.

Wild ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang