01

91 14 34
                                    

PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.

CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️💙💙

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


01.
||• MALAM YANG GEMERLAP •||

.

.

.

Kamis, 9 Mei 2004. Pukul 21.36. Di pinggiran Kota Balarana.

Maya melangkah seorang diri di trotoar jalan raya . Sesekali menatap aktivitas malam yang gemerlap. Dikelilingi oleh angkasa dengan sejuta bintang yang memancarkan cahaya. Di pinggiran Kota Balarana, semakin malam maka tempat ini akan semakin bersinar.

Begitu pula dengan ramainya manusia yang mulai beraktivitas. Seperti menongkrong di warung kaki lima, berjualan, dan mabuk-mabukan. Hal ini normal saja terjadi. Maya pun jadi terbiasa dengan penampakan tersebut.

Dengan barang belanjaan yang dia genggam, Maya mengeluh di antara langkahnya. "Aduh, keasikan belanja jadi lupa waktu. Mana udah malam lagi, pesan ojek juga nggak dapet-dapet."

Mengeratkan resleting jaket seraya menaikan tudung jaket untuk menutupi kepala, Maya berjalan cepat menyusuri setiap inci dari trotoar. Hatinya berdebar tak karuan. Seorang gadis seperti dirinya tak  seharusnya berjalan sendirian di tengah gemerlapnya malam.

Terlebih lagi setelah banyak kabar kejahatan yang beredar di kalangan masyarakat. Banyak sekali kasus-kasus pembunuhan yang terjadi. Korban yang ditemukan juga kebanyakan perempuan. Biasanya korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh dengan organ dalam yang sudah dibedah.

Ugh, membayangkannya saja itu menakutkan sekali. Semoga saja tidak ada hal mencurigakan atau hal malang yang menimpa Maya sekarang. Tak lupa juga, Maya berdoa dari dalam hati untuk meminta perlindungan.

Maya berbelok, setelah sekian lama berjalan akhirnya dia akan tiba ke gang perumahan miliknya. Di saat Maya memasuki gang tersebut, dari arah depan terdengar suara tangisan. Samar-samar Maya melihat bayangan seseorang yang sedang duduk di antara jalan gang.

Karena takut, pijakan kaki Maya tercekat. "Waduh, siapa tuh? Bukan copet kan? Kenapa malah nangis di tengah jalan gang malam-malam begini? Pengin nyamperin tapi ngeri juga. Kalau jahat gimana?"

Cukup lama bagi Maya untuk memutuskan. Terlebih lagi dengan kondisi yang sepi dan minim pencahayaan. Hal tidak menyenangkan bisa saja terjadi kan? Tapi, Maya juga sedikit penasaran.

Malam yang Gemerlap [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang