Wooyoung tertawa kikuk menanggapi San disampingnya yang juga menunggu hujan. Sepertinya, akibat payung yang diberikan pada dirinya San tak punya payung sama sekali.
Wooyoung menghela napas, merasa dirinya bodoh karena sering lupa. Umurnya tahun ini berapa sih? Saking lamanya tak pernah merayakan ulang tahun, Wooyoung sampai lupa umur berapa dirinya sekarang.
"Aku lagi nunggu tumpangan,"
Wooyoung menoleh menatap San yang kini berjongkok, lelah berdiri. Dan Wooyoung mengikuti.
"Temanku yang jaga kedai nawarin diri buat jemput, soalnya payung yang biasanya kubawa nggak kebawa hari ini." San tertawa sejanak. Tawa hangat ditengah dinginnya hujan deras. "Tapi ternyata ban motornya bocor, jadi daritadi nungguin dia,"
"Awalnya sih nunggu di perpustakaan sana, tapi pas ada orang aku mutusin buat nunggu bareng orang itu aja," San tersenyum pelan, "Taunya itu kamu."
Wooyoung mengerjapkan matanya pelan, itu artinya... San berlari menuju dirinya di hujan deras, dari perpustakaan yang terpisah dengan pos satpam?
"Kamu... masih ingat namaku kan?"
Wooyoung mengangguk, "San."
San mendengus bangga, telinganya sedikit memerah. "Bagus! Kalau begitu, beritau namamu juga!"
Wooyoung terdiam, "Jung... Wooyoung,"
San terdiam, "Youngie?"
"Hah?"
San tertawa, "Kalo kupanggil begitu... boleh kan? Ah! Kamu juga boleh buat nama panggilanku sendiri haha,"
Wooyoung terdiam. Jantungnya kali ini benar - benar berdegup kencang.
"Sannie?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.