Arc 4 Chapter 12 : Hujan

491 89 22
                                    

[Raul PoV]

Hujan ...

Itulah suasana saat aku pertama kali bertemu dengannya.

Di sebuah halte bus kota, saat menunggu kendaraan untuk menuju tempat ujian seleksi perguruan tinggi yang ingin kumasuki.

Aku menunggu sendirian di halte itu, namun tak lama, seorang wanita terlihat datang menghampiri ke tempat dimana aku berada.

Dia membawa sebuah payung, mengenakan mantel berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dengan sebuah dasi.

Apakah dia juga hendak pergi ke Kampus A untuk mengikuti seleksi penerimaan Mahasiswa baru sepertiku? Pikirku demikian melihat pakaiannya yang formal dan usianya yang terlihat sama sepertiku.

Setelah sampai di halte bus, dia kemudian menutup payungnya lalu berdiri di sampingku sambil memainkan Smartphone yang ada di tangannya.

Sebuah aroma parfum yang menyegarkan tercium oleh hidungku.

Sebenarnya, aku orang yang tidak suka akan bau parfum. Akan tetapi, entah mengapa bau parfum dari wanita ini tidak membuatku terbatuk dan harus menjauh. Kurasa hanya parfum-parfum mahal saja yang dapat memberikan efek seperti ini.

Kami tidak berbicara sama sekali selama menunggu kendaraan di halte bus ini, namun sudah hampir setengah jam belum ada satupun angkutan umum yang melewati jalan ini tidak seperti biasanya.

"Busnya mengalami keterlambatan dan akan datang sekitar satu jam lagi."

Tiba-tiba mendengar wanita itu berbicara, aku menoleh ke samping. Terlihat dia masih memperhatikan Smartphone yang ia pegang.

Wanita berambut hitam itu kemudian melirik ke arahku, mata kami berdua kali ini bertemu.

Setelah dilihat dari dekat dan teliti, aku baru menyadari bahwa dia adalah wanita yang sangat cantik dan mempesona. Kurasa dia akan sangat populer di kampus dan bahkan akan memenangkan kontes kecantikan jika ia mau nanti.

"Kau hendak menuju Kampus A untuk mengikuti ujian seleksi bukan?" tanya wanita itu seraya menunjuk sebuah kartu peserta yang terkalungkan di leherku.

"Benar sekali," jawabku padanya. "Apakah ada alasan tertentu mengapa busnya akan terlambat?"

"Bus yang seharusnya tiba di sini beberapa menit yang lalu tergelincir karena jalan licin akibat hujan yang turun hari ini," jawab wanita berambut hitam itu. "Bus selanjutnya akan datang kemari satu jam lagi yang menandakan kau akan terlambat jika terus menunggu angkutan umum di halte ini."

Mendengar ucapan wanita itu, aku merogoh saku dan melihat isi dompetku yang hanya terdapat beberapa koin saja di dalamnya. Uang ini yang kumiliki tidak cukup untuk menyewa sebuah taksi ...

Apa yang harus kulakukan? Tidak mungkin aku berjalan kaki dari sini ke lokasi Kampus A dalam waktu setengah jam. Apa harus aku mencari jasa peminjaman sepeda? Tetapi, di sekitar ini tidak ada yang menawarkan jasa itu.

Apa yang harus kulakukan?

"Hey ... "

Mendengar wanita itu memanggil, aku kembali melirik ke samping dengan memberikan tatapan penuh tanda tanya padanya.

"Jika ini tidak mengganggumu, bagaimana jika kau ikut bersamaku menuju Kampus A? Aku sudah menghubungi keluargaku untuk segera menjemputku di sini dan mengantarku ke tempat ujian," kata wanita berambut hitam itu.

"Sungguh? itu sangat membantuku sekali, Terima kasih," ucapku padanya.

"Tidak usah dipikirkan," balasnya dengan santai.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang