BAGIAN SEMBILAN BELAS 🥀

11 1 0
                                    


" aku harus bertindak!" 🥀


Detik jam terdengar begitu keras ditelinga haikal yang tengah duduk terpaku menatap dua senior yang ada di depan nya itu tengah saling diam. Mahen dan gin tampak saling mengerutkan alis nya sambil sesekali saling melirik sebentar kemudian berpaling lagi.

Haikal tampak bingung dengan kedua manusia yang terlihat sus dimata haikal. Mulutnya sebenarnya gatal ingin bertanya apa yang tengah terjadi sampai sampai saat ia baru masuk, ia malah berpapasan dengan soraya dan amara dalam keadaan mata bengkak dan kaki amara yang terlihat di perban.

Jantung haikal berdetak kencang bahkan sampai sekarang kalau mengingat wajah soraya yang ayu itu, tapi dirinya juga dipenuhi rasa penasaran karena sepertinya soraya menangis. Makanya dari tadi mulutnya itu seperti ikan kurang air, megap megap. terbuka ingin bertanya pada mahen dan gin tapi tertutup lagi karena merasakan suasana yang tampak tidak nyaman ini.

Suasana tampak senyap sampai sebelum harris yang datang sambil membuka pintu dengan sangat brutal, nafasnya tampak terengah ketika menatap gin dan mahen bergantikan. Bahkan haikal tampak tak terlihat di mata harris sangking fokusnya menatap gin dan mahen.

Astaga tuhan, haikal disini merasa seperti kambing conge yang tak tau apa apa karena hanya bisa mengerutkan alis sambil menatap tiga manusia yang tampak terlihat aneh itu. Sepertinya kesabaran haikal mulai luntur dan rasa ingin tau nya yang semakin membuncah.

"Ini sebenernya kalian ada apa sih aneh betul!" Haikal tampak uring uringan membuat ketiga manusia yang saling mengkode itu menatap haikal dengan tatapan dibuat buat agar haikal semakin kepo.

"Kenapa matanya si gin itu, kelilipan gajah?" Ucap haikal sewot menatap gin yang memandangnya seperti mengejek dengan mata yang di sipit sipitkan nya.

"Wahh ngomongin soal gajah, gajah gajah apa yang....." ucapan nya terhenti, syukurlah mahen dengan sigap berhasil menutup mulut gin agar tidak mengeluarkan jokes terlarang milik gin. Ayolah gin ini bukan waktu yang tepat untuk menebak jokes aneh mu itu.

"Stttt kamu diam...ayok ke ruang rapat aja sambil nunggu jiandra!" Tangan mahen membentuk angka satu dan diletakkan di depan mulut gin agar gin menghentikan ucapan nya itu. Bisa di lihat bahwa gin tampak menatap mahen kesal karena ucapan nya yang di potong. Cih menyebalkan.

🥀

Haikal kini tampak mengangguk faham setelah mahen menjelaskan dengan panjang lebar apa yang sebenarnya terjadi.  Namun, terdapat sedikit hal mencurigakan dari apa yang di ceritakan oleh mahen tadi.

"Pasti kalian juga ngerasain hal yang sama kan, ada yang aneh bukan?" Mahen bertanya tepat sasaran, membuat yang lain termasuk haikal kompak menganggukkan kepala karena setuju. Tampaknya pemikiran mereka sama kali ini.

"Tadi harris sudah menerima terlebih dahulu isi laporan rekaman suara dan rekapan dari hasil observasi gin dalam introgasi tadi, dan harris pun juga merasakan hal yang aneh juga." Ucap mahen kemudian berhenti sejenak mengambil nafas lalu melanjutkan ucapan nya yang tertunda.

"Hal mencurigakan paling besar adalah kenapa dengan mudahnya pelaku tak membunuh amara dan malah membiarkan begitu saja?" Ucap mahen mengungkapkan kecurigaan terbesarnya pada amara. Penjelasan dari mereka sangat terasa janggal.

Mungkin siapa pun akan merasa kasihan dengan amara yang terlihat begitu trauma akan apa yang terjadi padanya tadi pagi, tapi hal itu malah menimbulkan kecurigaan besar dari tim kepolisian yang ada. Karena terlalu tidak masuk akal saja bahwa dengan gampang pelaku pembunuhan berantai yang selama ini dicari polisi malah tidak menghabisi seseorang yang bisa saja menjadi saksi mata dan merugikan dia sebagai pelaku.

Sekalipun incarannya hanya laki laki tapi ini terlalu aneh menurut mahen. Bahkan alasan pelaku menyeret korban ke hadapan amara saja sudah cukup tak masuk akal, kenapa harus repot repot menyeret sejauh itu hanya untuk mencari cari alasan.

"Sepertinya kita harus menyelidiki tempat itu sekali lagi!" Ucap harris membuat semua yang ada disana mengalihkan pandangannya pada harris.

"Tapi kalau benar ada hubungannya antara amara sama pelaku, bukankah itu malah membuat pelaku semakin waspada dan merugikan kita?" Jiandra yang dari tadi terdiam angkat bicara mengutarakan pendapatnya.

"Sepertinya kita harus melakukan penyamaran!" Harris menyeletuk lagi membuat mahen yang ada disebelahnya mengerutkan alis bingung. Sudah semacam cerita action saja sampai melakukan penyamaran seperti ini.

"Wahh aku mau dong, asik tuh kek nya!" Haikal dengan excited berharab akan ikut melakukan penyamaran karena membayangkan hal hal yang selama ini ia lihat di televisi akan dialaminya.

"Agak susah bang ngajak haikal, ketemu gebetan nya dari jarak sepuluh meter aja udah mleyot duluan kakinya." Jiandra dengan nada sarkas nya menyidir haikal yang tempo hari bertemu soraya dan langsung sok sok an lemez gakuat karena ayang.

"Beda lah ndra, gue juga bisa profesyonel!" Jawab haikal dengan aksen sok inggris padahal bahasa inggris nya saja tak lancar.

"Udah jangan dilanjutin, karena kalian berdua yang bakalan ikut dalam penyamaran!" Ucapan harris membuat yang lain sedikit kaget. Pasalnya jiandra dan haikal adalah dua manusia beda personality yang selalu mempunyai pemikiran yang tidak sama. Dan itu pasti bakal menyulitkan saat mengambil keputusan.

"Itu gapapa mereka berdua disatuin, tapi kamu ikut kan ris?" Mahen tampak kawatir menyatukan kedua manusia itu tanpa ada pengawasan dari anggota lain.

"Aku gamungkin ikut, karena amara pasti udah nandain muka ku. Kalian juga termasuk orang yang bakalan ditandain mukanya kalau kalian ketemu lagi." Ucap harris menunjuk mahen dan juga gin.

Ya memang hanya haikal dan jiandra yang wajahnya tak terlalu terekspos saat ini, karena bertemu pun mungkin hanya sekedar bersisipan tanpa ada obrolan panjang sehingga kemungkinan kecil untuk menandai gerak gerik nya. Karena menurut harris kalau dia benar benar pelakunya maka sudah pasti amara akan selalu mencurigai seseorang apalagi yang sudah bertatapan mata dan berbicara panjang lebar dengan nya.

Amara pasti akan mengingat ingat detail gerak gerik dari lawan bicaranya untuk selalu di curigai. Dan hanya jiandra dan haikal lah yang belum pernah secara tatap muka berbicara panjang lebar dengan amara.

"Tapi mereka berdua juga udah dikenal kan kalau di daerah sini!" Gin berucap membuat harris menganggukkan kepalanya memikirkan pernyataan dari gin barusan.

"Berati kita harus nambah satu orang lagi yang mau kita ajak kerja sama agar penyamaran kita gak terlalu dicurigai!" Harris kembali berucap membuat yang lain semakin bingung. Lalu siapa? Jika pihak kepolisian yang lain pun pasti bakal ketahuan dan terlalu beresiko.

"Aku punya saran seseorang yang bisa diajak kerja sama, sekalian kehadiran nya akan membuat amara terkejut kalau memang amara benar benar pelakunya." Harris tersenyum misterius diakhir kalimatnya membuat yang lain jadi penasaran, apa kira kira rencana yang ada didalam otak detektif kita ini.


killer rose 🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang