You can find another me tomorrow
And that's the hardest pill to swallow, Babe
- Molly (song by Lil Dicky feat. Brendon Urie)Mata Elang tidak pernah terpejam sejak semalam. Lengan kirinya yang mati rasa rupanya tidak membuatnya lantas beranjak dari ranjang. Masih dalam posisi yang sama, Sea berada di dalam pelukannya. Dengkuran halus samar terdengar di telinganya, membuat perasaan bersalah itu kembali membenturkan akal sehat Elang ke dinding-dinding kamarnya yang sejak semalam pasti menyaksikan dirinya menyetubuhi Sea.
"Damn!" maki Elang dengan suara yang nyaris tidak terdengar oleh siapa saja kecuali dirinya.
Sea menggeliat di atas lengan Elang, "hai..." sapanya dengan mata yang sayu.
"Ha- Hai..." balas Elang gelagapan.
Sea memandangi wajah Elang dengan seksama. Laki-laki itu justru memilih untuk menjauhkan pandangannya dari Sea dan malah menatap dinding putih di depannya. Elang tetap tidak bergeming walaupun dia bisa merasakan jari-jari Sea mulai menyusuri kulit lengannya. Andai dia tahu, jantung Elang sekarang seolah ingin melompat dari dalam dadanya.
"Aku tahu kamu berpikir bahwa aku hilang kesadaran semalam, sehingga kita melakukannya..." kata Sea, memecah hening.
"Aku... Aku seharusnya bisa mencegah itu terjadi..." jawab Elang lirih.
Sea menggeleng cepat, "aku nggak bisa menahan hasratku sama kamu, Lang... Ini memang yang aku inginkan... Tapi... Tapi, maaf aku nggak bisa sama kamu..."
"Lalu?" akhirnya Elang memiliki keberanian untuk menatap ke dalam manik mata lawan bicaranya yang masih dalam keadaan setengah telanjang itu.
"Let it be our first and last time..." Sea membuka selimut yang menutupi sebagian besar tubuhnya dan beranjak turun dari ranjang.
Siluet tubuh moleknya terbuka sempurna, membuat Elang menelan ludah. Tidak dapat dia hindari, pemandangan yang tersaji di depannya ini tentu membuat jantungnya kembali memompa darah dengan kecepatan super. Hasratnya kembali bangkit, sehingga dia kembali memiliki keberanian untuk beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menyusul Sea.
"Kamu berhak memberi batas pada hubungan kita, tapi aku juga berhak tahu apa alasannya!" dicengkeramnya lengan perempuan itu dengan sedikit kasar.
Sea mundur beberapa langkah ke belakang, "karena kamu dan aku terlalu berbeda, Lang..." jawabnya tegas.
Cengkeraman Elang mengendur, "karena aku bukan laki-laki yang mampu memenuhi semua keinginan kamu?"
"Salah satunya!" cepat Sea menjawab, "tapi itu bukan satu-satunya alasan kenapa aku nggak mau sama kamu."
"Lalu?" Elang tidak sabar.
"Karena..." Sea menarik nafas panjang, "karena kalau kita nggak berhasil, maka aku akan kehilangan kamu seumur hidup. Dan aku nggak pernah siap untuk kehilangan kamu."
"Kalau kita berhasil, Sea? Gimana kalau kita berhasil, Sea?" kejar Elang tanpa jeda.
Sea menggeleng kecil, "banyak hal yang membuat kita nggak akan berhasil, Lang... Aku akan tetap memilih Gara, karena dia jauh lebih siap daripada kamu."
Tentu Elang tidak perlu bertanya lebih lanjut tentang definisi siap menurut Sea ini, sebab Elang paham bahwa menjadi tukang ojek online dan drummer dari sebuah band yang masih kocar-kacir tentu tidak akan cukup untuk memberi makan kehidupan Sea yang lebih dari luar biasa itu. Elang tidak akan meragukan kemampuan seorang Dokter Spesialis Kandungan untuk memberi makan Sea dan seluruh keinginannya.
Ingin rasanya Elang merengkuh tubuh mulus sahabatnya itu, membenamkan wajahnya ke dalam ceruk leher milik Sea sambil menangis dengan keras. Artinya ini sudah kali ke-dua Elang ditolak oleh Sea, dua kali juga hati Elang dibuat remuk oleh satu-satunya perempuan yang membuatnya jatuh cinta. Mungkin sudah puluhan kesempatan datang kepada Elang, menawarkan romansa dan percintaaan yang jauh lebih menjanjikan daripada apa yang Sea punya. Tapi dengan gigih, Elang menolak semua gadis karena hatinya sudah tertambat hanya pada Sea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend
RomanceSudah lama Elang memendam rasa kepada sahabatnya sendiri. Seorang perempuan cantik yang sejak masa kuliah sudah menjadi primadona bagi laki-laki di kampusnya. Sembilan tahun sudah laki-laki itu memendam rasa kepada Sea, tidak peduli berapa kali Sea...