Balik lagi nih ya sama gue. Di hari Minggu ini, gue bakal namatin cerita gue.
Apa kalian seneng cerita ini bakal end? Tenang aja, gue bakal bikin cerita yang baru kok. Tapi setelah gue ngerevisi cerita ini.
Soalnya masih banyak banget kesalahan gue di dalam cerita. Dan gue takut buat kalian jadi terganggu waktu bacanya.
Jadi, tunggu cerita ini selesai di revisi, ya! Baru gue bakal bikin cerita baru.
***
Setelah kondisi Aksa yang lumayan membaik, akhirnya Aksa bisa pulang menuju rumahnya. Aksa juga mengajak Nara untuk ikut bersamanya, dengan alasan tanda berterimakasih kepada wanita itu, Aksa mengajaknya bermain di mansion keluarganya.
Di perjalanan, hanya ada keheningan yang melanda di dalam mobil. Dua orang berbeda jenis kelamin itu sibuk dengan dunianya masing-masing.
Sampai akhirnya, mereka pun telah tiba di depan mansion keluarga Adhitama. Petugas Satpam dengan cepat membuka gerbang mansion saat melihat mobil tuan mudanya telah tiba.
Aksa menghentikan mobilnya lalu keluar dari mobil. Bukan berjalan masuk ke dalam mansion, Aksa justru berjalan menuju pintu mobil bagian kiri.
Tangan kekarnya itu membukakan pintu agar Nara bisa keluar. Nara mematung dengan mata melotot. "Gue bisa sendiri kali," ujarnya tidak enak.
"Gue gak nerima penolakan." Tangan kanan Aksa mengenggam erat tangan kiri Nara. Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam mansion.
"Mari Den, semua orang sudah menunggu kedatangan kalian berdua di ruang tamu." Seorang kepala Maid membimbing Aksa dan Nara menuju ruang tamu.
Aksa tersenyum tipis saat melihat jika semua orang telah berkumpul persis seperti permintaannya. Aksa mendudukan dirinya dengan Nara yang senantiasa di sampingnya dengan kepala menunduk.
"Aksa pulang dengan membawa kabar gembira." Semua orang mengeryitkan dahi saat mendengar perkataan dari Aksa.
"Kabar apa?"
Mata Aksa jatuh ke arah Nara. Dengan lembut, tangan kanannya mengangkat dagu Nara agar mendongak.
Deg
Semua orang mematung saat melihat wajah wanita yang sedang berada di samping Aksa itu.
"ALEXA?!"
"Bukan, saya Nar-"
Grep
Belum sempat Nara menyelesaikan ucapannya, tubuh Nara harus terjengkak ke belakang saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Justin dan Azkara.
"Hiks hiks... lo jahat banget sih! Lo jahat udah ninggalin kita! Hiks hiks... lo gak kasihan ke kita?!" teriak Justin dengan sesenggukan.
Nara hanya bisa pasrah. Tangannya mengelus punggung Justin dan Azkara yang bergetar hebat itu dengan lembut. "Gue bukan Alexa. Gue itu Nara."
"Gak! Lo bohong! Gak mungkin ada orang yang mukanya mirip sama lo seratus delapan puluh persen!" bentak Azkara masih dengan tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsesion [End]
Подростковая литература[SEBELUM MEMBACA, MINIMAL FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU] Kisah ini menceritakan seorang lelaki yang harus menjadi bahan obsesian oleh sekelompok mafia yang sangat kejam. Lelaki tersebut dijadikan bahan obsesian karena ada sesuatu hal penting yang mena...