"Alessa, kamu ini jadi SMA dimana?" Tanya Randika yang terlihat sedang menyiapkan sarapan untuk putrinya. Ibu Alessa bekerja di Surabaya sejak Alessa kecil, gadis itu tinggal bersama ayahnya dari ia menginjak kelas 1 SD di Jakarta. Alessa hanya berkesempatan bertemu dengan ibunya 1 atau 2 bulan sekali jika ibunya tidak sibuk.
"SMAKIDJA mungkin" Alessa mengedikkan bahu.
"Andarikta Jaya?"
"iya,"
"Sekolah pilihan lain ada?"
Alessa diam sejenak, "Mungkin SMA Antartika" Jawab Alesssa yang fokus memakan roti di tangannya.
Randika dan Alessa mulai sibuk dengan sarapannya masing-masing, tidak ada yang mulai pembicaraan. Hanya suara dentuman piring dan garpu yang memenuhi ruangan.
****2 bulan berlalu...
Tidak terasa, Alessa sudah menyelesaikan jenjang putih birunya. Tentunya, jenjang putih abu-abu akan lebih sulit dan lebih banyak menguras energi. Tapi Alessa berjanji pada dirinya sendiri, bahwa Alessa di dunia putih biru, berbeda dengan Alessa di dunia putih abu-abu yang akan mendatang.
"Seriusan kita beda sekolah Ra??" Alessa tertunduk lesu menatap formulir pendaftaran SMA di tangannya, dirinya dan Sahara berbeda sekolah. Setelah pertimbangan yang cukup panjang, Alessa dan Sahara sudah memutuskan untuk sekolah di tempat impiannya masing-masing.
"Jangan alay deh" Jawab Sahara ketus, gadis itu masih sibuk melihat web sekolah melalui internet.
"Gue bakalan pindah, Ra"
Mendengar ucapan Alessa, Sahara langsung mengalihkan pandangannya kepada gadis itu.
"Maksut?"
"Gue bakalan pindah ke jawa timur, di Sidoarjo"
"Tunggu, kenapa tiba-tiba?"
"Gue udah ngerencanain ini dari 2 tahun yang lalu, Ra. Itulah alasan kenapa gue milih sekolah di SMA Antartika"
"SMA Antartika Sidoarjo?"
Alessa hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Jauh banget Sa pindahnya, lo nggak betah di Jakarta ya?" Sahara menatap sendu sahabatnya itu, sebentar lagi jarak mereka benar-benar jauh.
"Gue mau ngelanjutin kehidupan disana Ra, bahkan gue bisa aja nggak akan balik lagi kesini"
Sahara menghela nafas pasrah, lalu merangkul bahu sahabatnya sebagai penyemangat.
"It's okey, masa depan lo ada disana"
Alessa menoleh ke arah sahabatnya itu, matanya berkaca-kaca. Antara bahagia dan sedih, karena Alessa akan berpisah dengan satu-satunya teman baik yang selalu ada untuknya, namun Alessa juga bahagia akan memulai kehidupan barunya di kota lain.
"Thanks bro. Sejauh apapun kita nanti, Sahara akan selalu gue inget kapanpun itu. Semua kebaikan lo tiga tahun ini, ga akan pernah lepas dari ingatan gue"
"Good luck, kapan lo berangkat?"
"Minggu depan,"
Hari itu, menjadi hari terakhir bagi seorang Alessa menghirup udara Jakarta.
****
Sudah 2 jam mendekati keberangkatan Alessa, namun Sahara tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Sakit sekali rasanya berpisah dengan teman seperjuangan untuk mengejar impian masing-masing, terlebih lagi besar kemungkinan mereka tidak akan bertemu lagi setelah ini. Namun Sahara juga menaruh harapan besar agar Alessa bisa melupakan rasa sakitnya di kota yang akan dia tempati nantinya.
"Jangan sampe lost contact ya? Janji??" Sahara menyodorkan jari kelingkingnya, tidak siap jika harus asing dengan sahabatnya itu.
"Janji."
"Alessa ayo!" Panggil Randika yang sudah menunggu di depan lobby setelah menurunkan semua barang-barang mereka.
"See you, gue pamit ya... Jaga diri baik-baik disini, dan selamat atas diterimanya di SMA 24 Jakarta"
"Lo juga, semoga bahagia di tempat yang baru" Jawab Sahara melakukan pelukan terakhirnya untuk Alessa.
"Bye Ra!!! Pamit yaa!!" Alessa berjalan mundur melambaikan tangannya, sedangkan Sahara menyaksikan sahabatnya yang mulai menjauh dari pandangannya.
"Selamat menjalani kehidupan barumu, kawan." Batin Sahara sebelum melangkahkan kakinya untuk meninggalkan bandara.
Perpisahan paling manis adalah berpisah untuk meraih mimpi masing-masing, lalu bertemu kembali dengan versi terbaiknya.
Alessaputri Anindira, selamat menempuh kehidupan yang jauh lebih baik, semoga.
-To be Continued-
Berantakan ga si alurnya??🥲
Kasih saran yaa apa yang kurang, mimin baru belajar masih pemula sekalii🙏🏻🙏🏻Jangan lupa vote dan masukannya juga!!🩶🩶🩶
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN TRAUMA AND LOVE
Teen FictionCinta mengubah pandanganku terhadap dunia. -------------- Aku butuh dicintai, tapi aku takut terluka lagi.