24. Make Up

25 2 0
                                    

"Eonnie yakin? Aku tidak bermaksud membela Jin oppa. Tapi bagaimana dengan Yeori?" pertanyaan Sabrina membuat Eumji menatap putrinya yang sedang menggambar, lebih tepatnya mencoret-coret random, di hadapan mereka. 

"Lupakan soal hak Jin oppa terhadap Yeori. Tapi bagaimanapun juga, Yeori juga punya hak untuk bertemu appa-nya, bukan?" lanjut Sabrina. Pertanyaan Sabrina membuat Eumji kembali berpikir. Sabrina benar soal Yeori yang berhak bertemu ayahnya. Tapi bagaimana dengannya? Apa ia harus mengorbankan dirinya lagi demi Yeori. 

"Eonnie, aku tidak bermaksud mengatakan kau harus kembali bersama Jin oppa, sungguh. Kebahagiaanmu juga penting di sini." Ucap Sabrina menyadari Eumji mungkin menyalahartikan pertanyaannya.

"Maksudku adalah, tak apa jika Eonnie mau tinggal terpisah dan kembali berkarir. Apapun keputusan yang menurut eonnie terbaik, aku akan mendukungnya. Tapi setidaknya bicaralah dulu dengan Jin oppa sebelum pergi, hm? Apalagi jika eonnie memang berniat pindah keluar kota." Sabrina benar, ia egois jika pergi begitu saja dan menutup semua akses Jin untuk bertemu Yeori. Belum lagi Jin adalah ayah sah Yeori yang tercatat secara legal administratif. Ia akan membutuhkan persetujuan Jin terkait Yeori kedepannya, misalnya saat akan mendaftarkan sekolah Yeori. Mereka tidak akan bisa benar-benar berpisah dari Jin.

"Jika eonnie masih tidak ingin bertemu Jin oppa, mungkin kalian bisa bertukar pesan? Sekadar memberi tahu jika eonnie dan Yeori ingin pindah. Bagaimana tanggapannya nanti bisa menjadi pertimbangan eonnie, apakah menurutmu dengan sikapnya itu, eonnie masih ingin mencoba memperbaiki hubungan kalian atau mengakhirinya."

Tidak ada yang salah dengan saran Sabrina, sejujurnya itu ide yang brilian. Ia bisa melihat keseriusan Jin dan apakah laki-laki itu bisa memahami posisinya. Mungkin ia harus mengikuti saran ini.

[Kau benar, terima kasih, Sabrin-ah. Aku akan menghubunginya nanti malam.]

Sabrina mengangguk. "Jika eonnie ada pekerjaan lalu kerepotan dengan Yeori, hubungi saja aku. Aku bisa menjaganya selagi eonnie bekerja."

[Kau juga bekerja.]

"Iya, tapi pekerjaanku sangat fleksibel, eonnie. Aku juga bisa menyuruh orang lain untuk melakukannya. Lagipula aku bekerja untuk mengisi waktu luang dan bersenang-senang, menjaga Yeori lebih menyenangkan dari perkerjaanku. Jadi eonnie bisa menganggapku pengangguran sebenarnya." ucap Sabrina dengan tawa kecil.

Mereka memang punya karakter yang berbeda. Eumji adalah tipe yang ambisius, termasuk soal karir dan mimpi-mimpinya. Mungkin terbiasa dituntut berhasil dan diberi tanggung jawab besar membuatnya juga berambisi besar. Tidak seperti istri Yoongi yang menurut Eumji lebih santai dan membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Eumji pernah bertanya apa dirinya punya mimpi yang belum tercapai, dan Sabrina hanya menjawab jika ingin memiliki anak suatu saat nanti dengan ekspresi sendu. Jadi Eumji tidak berani untuk bertanya lebih jauh, ia hanya menganggap Sabrina senang menjaga Yeori karena wanita itu memang menyukai anak-anak namun belum bisa memilikinya sendiri.

"Terima kasih."

Sabrina mengangguk dengan senyum khasnya. Senyum sama yang ia lihat pertama kali saat Sabrina datang ke kamar hotelnya beberapa hari yang lalu. Setelah mereka bertukar pesan beberapa hari, Eumji baru percaya untuk memberitahu keberadaanya pada Sabrina. Ia akhirnya yakin Sabrina tidak akan memberitahu Jin, dan wanita itu memang memegang janjinya. Jadi ia mengizinkan Sabrina datang hampir setiap hari setelahnya. Sekadar bermain dengan Yeori sampai akhirnya ia cukup nyaman untuk bercerita tentang permasalahannya. 

Malam hariya atau lebih tepatnya dini hari karena ini sudah hampir jam 1 pagi, setelah penuh drama untuk membuat Yeori tidur karena anak itu terus minta didongengkan oleh Jin, putrinya akhirnya tertidur dengan mendengar rekaman suara Jin. 

Special LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang