Kim's Mansion, Wednesday, 10.40 a.m.Junmyeon memasuki mansion keluarganya dengan langkah gontai, perasaan gelisah dan takut menyeruak dalam dadanya, saat ini dia merasa seperti sedang mengantarkan dirinya sendiri ke dalam kandang singa dengan kemungkinan terbesar dia akan diterkam dan kemungkinan terkecil dia hanya akan mendapat amukan.
Mansion yang dihuni oleh Tuan Kim, beberapa asisten rumah tangga, penjaga, dan sopir ini terasa lebih mencekam dibandingkan hari-hari biasa ketika dia datang berkunjung. Semenjak menyadari adanya sosok Suho, Junmyeon memilih keluar dari rumah sang ayah dan tinggal sendiri di apartemen miliknya. Jadi, dia hanya sesekali datang ke tempat ini untuk mengunjungi pria itu. Tuan Kim mengizinkannya untuk pindah ke apartemen dengan syarat dia harus terus mematuhi semua perintahnya dan tidak boleh ikut membangkang seperti Kim Minseok.
Junmyeon berjalan tertunduk menuju ruangan ayahnya tanpa sedikitpun menyapa orang-orang yang dia temui. Aura kegelapan sudah muncul meski dia belum menginjakkan kakinya di dalam sana.
Kini Junmyeon sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan pribadi sang ayah, jam menunjukkan pukul 10 pagi, berarti Kim Joo Hun sudah bangun dan sedang memiliki tenaga yang banyak untuk mengamuk. Junmyeon menggeleng-gelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiran buruk tentang apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
Dia mengangkat tangan kanannya ke dada, mengelusnya, dan menepuk-nepuknya pelan. "Suho, tidurlah untuk saat ini. Jangan keluar dan membuat ulah, aku tidak ingin dia melihatmu" Junmyeon menghela nafas kasar kemudian mengetuk pintu ruangan Tuan Kim.
Tok...tok..tok....
Kriett.........
Junmyeon membuka pintu setelah mengetuknya tiga kali untuk memberi tanda bahwa dia akan masuk, di sana dapat dia lihat Tuan Kim sedang duduk di kursi kebesarannya dengan netra yang fokus pada komputer di atas meja. Kacamata bertengger di hidung bangirnya, menandakan bahwa saat ini dia sedang sibuk menyelesaikan banyak pekerjaan.
"Jadi, kau kalah?" ucap Tuan Kim datar dan dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.
Junmyeon berdiri di depannya dengan kepala tertunduk dan tangan yang terkepal.
"Dia menang karena koneksi ayahnya dulu, appa" jawab Junmyeon, kepalanya masih tertunduk menatap lantai.
"Jadi, ini adalah kesalahanku karena aku tidak punya koneksi dengan Tuan Gosling, begitu?"
Junmyeon mengangkat kepalanya, dia memberanikan diri untuk menatap mata sang ayah.
"Tidak, bukan itu maksud-"
Prang!!!
Cangkir kopi kosong yang tadinya ada di atas meja kini telah melayang dan mendarat tepat di kening Junmyeon lalu jatuh berserakan di atas lantai. Dia merasakan ada sesuatu yang mengalir melewati pelipisnya dan itu adalah darah dari keningnya yang terluka. Sialan! Pantas saja kepala Junmyeon berdenyut-denyut.
"Jangan beralibi denganku Junmyeon! Apa kau tidak malu?!!"
"Kau kalah dari perusahaan baru yang peringkat dan performanya jauh di bawah K-Oneglory?? Sialan!! Kau yang benar saja!!" Joo hun berdiri lalu melepas kacamatanya. Dia berjalan mendekati Junmyeon dan berhenti tepat di depan wajahnya. Kedua tangannya dia letakkan di bahu sang putra, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga sang anak seraya berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chill In Love Fool
FanfictionDihantui oleh kematian ibunya dan dihancurkan oleh pengkhianatan keluarga Bae, Junmyeon hidup dalam bayang-bayang masa lalu yang kelam. Sebagai pewaris keluarga Kim, ia terjebak di antara tanggung jawab dan dendam yang mendalam. Ketika Joohyun, gadi...