Seorang pemuda membuka kedua kelopak matanya. Mengerjap pelan membiasakan cahaya masuk kedalam retinanya. Menoleh kesekeliling untuk melihat seseorang.
Namun tidak ada siapapun di sekelilingnya. Bibirnya melengkung, Matanya berkaca-kaca saat tak mendapati keluarganya. Tubuhnya ia paksa bangun, tangan bergetarnya mengambil segelas air di meja nakas.
Pyar!!
Pemuda itu melemparkan gelas itu ke lantai marmer dingin. Air mata sudah meleleh melewati pipi tembam yang merah itu. "Hikss ... Mami! papi!" terisak memanggil kedua orang tuanya.
Brak!
Bahkan tak segan, Lelaki manis itu mendorong tiang infusnya yang tentu membuat jarum di tangannya terlepas. Punggungnya mengeluarkan darah, tetapi lelaki itu tak peduli.
Menendang-nendang udara, dia tetap menangis. "Mami, Papi sakit hiks ... Kalian kemana! kok ga nemanin Cleo!" Nada merengek khas anak manja begitu kentara.
Anak it- ah tidak, Cleo merasa marah karena mami dan papinya tidak ada. Seharusnya mereka selalu di sampingnya setiap kali dia bangun dari menutup mata.
Lalu lihat sekarang, mereka tidak ada. Cleo kesal sangat kesal hingga ingin mengutuk kedua orang tuanya.
Sedangkan dari luar, seorang suster yang mendengar keributan dari dalam ruangan Cleo segera masuk. Matanya membulat sempurna ketika pasien penting telah sadar dan sedang menangis.
Suster tersebut langsung berlari memanggil dokter, dia tak berani jika masuk terlebih dahulu.
"Dokter ... Hah- Hah- Tuan muda Maxon telah sadarkan diri. Dia sedang menangis saat ini," ucap sang suster sembari menormalkan nafasnya.
Si Dokter pun mengangguk, dengan segera dia melangkah sedikit berlari menuju ruangan putra dari tangan kanan seorang yang kekuasaannya mutlak bernama Regas Cleo Maxon.
Pemuda kasar putra Logan Maxon, seorang bawahan yang merupakan tangan kanan kepercayaan keluarga Aharon. Keluarga yang memiliki banyak bisnis serta pemilik kekuasan dan kekayaan ternama.
Cleo di hantarkan kerumah sakit karena terlibat perkelahian yang mengakibatkan Cleo terkena hantaman keras di kepalanya.
"Tuan muda ... Berhenti memukul kepala anda!" Dokter atau lebih tepatnya Dokter Bobbie segera menghalangi tangan Cleo yang memukul kepalanya.
"Hiks ... Dokter kepala Cleo sakit. Cleo ga suka hiks." pengaduan disertai deraian air mata itu berhasil membuat dokter Bobbie membeku.
Dengan cepat memeriksa pemuda pemilik sikap kasar dan tidak tau aturan tersebut. Karena tidak mungkin baginya percaya jika keturunan dari Logan itu menangis dengan nada merengek.
"Dayn, kita akan melakukan CT stan."
Seseorang bermama Dayn langsung mengangguk. Dia keluar dengan sedikit berlari untuk memberitahu rekannya.
Sementara Dokter Bobbie menyuntikkan seseatu di lengan Cleo agar anak itu bisa tenang.
***
"Lo dengar bocah! Jangan melakukan hal menjijikkan dengan tubuh gue!" Cleo Maxon sedang menekan bocah yang sepertinya tidak peduli dengan ucapannya, Cleo Martin.
"Nye nye nye ... Terserah Cleo dong. Cleo yang nempatin kenapa kamu yang repot!" bentak Cleo Martin, anak itu menatap garang Cleo Maxon.
Terdengar decakan dari Cleo Maxon, pemuda urakan itu berdiri dan menjambak rambut Cleo Martin. "Kau harus menuruti ucapanku bocah! Tubuh itu milikku, Hakku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet but psycho - End
General FictionMari kita melihat sesuatu yang gila. Don't copy