Happy enjoy to read my story.
To appreciate my work!
Don't forget to leave a trace by voting!
(๑¯◡¯๑)–→🌟
19| DEWI, TALITA, SARAH, AND THE MYSTERIOUS GIRL?
“Manusia akan tahu caranya menghargai seseorang,jika orang itu pergi menjauh dan takkan kembali.”
—Laras Gevanya Axelin.
***
"DEWII!!"
Teriakan itu berhasil membuat Dewi seakan pindah dunia. Ia kini berada di kafe Vinya,tempat dimana dirinya dan teman-temannya sedang berkumpul seraya mengobrol bersama. Ia bangun dengan kondisi wajah yang sudah basah oleh air bening dari kedua sudut netranya. Matanya tampak sembab seakan ia telah menangis.
Talita dan Sarah yang sedari tadi membangunkan Dewi pun merasa terkejut, masalahnya,Dewi baru saja tidur selama 20 menit,tapi,mengapa seakan Dewi sudah tidur selama 20 tahun? Mata sembab,wajah basah,rambut berantakan,perawakan Dewi saat ini seperti gembel yang tak punya tempat tinggal.
Akhirnya,Talita angkat bicara karena rasa keponya yang terlalu tinggi. "Dewi? Lo kenapa? Kok bisa gini? Jangan bilang lo mimpi buruk?" Pertanyaan bertubi-tubi dihadiahkan kepada Dewi dari Talita.
"Loh? Ngga hujan?" Beo Dewi memperhatikan sekelilingnya.
"Anjir! Malah nanya yang lain!" Ucap Sarah menepuk jidatnya sendiri.
"Heh Dewa Siwa! Terik gini juga,kalau pun hujan, biasanya kan sore" Jawab Talita tak habis pikir dengan Dewi.
Dewi bertanya lagi,kedua alisnya mengkerut.
"Loh? Tadi hujan ngga?""Ayo kita ruqyah dulu nih! Kayaknya masih belom kumpul nyawanya!" Ujar Sarah bangkit dari duduknya. Lengan kanannya ia letakkan di atas pucuk kepala Dewi. Bibirnya yang lumayan tebal itu ber-komat-kamit seolah sedang membaca mantra.
"Astaghfirullah. Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma lakasumtu,wabika amantu,wa a'la rizkika-"
Talita yang melihat perilaku Sarah menggelengkan kepalanya seraya mengusap dadanya,memberi kesabaran untuk dirinya.
"Malu goblok!" Beo Talita menjitak kening Sarah.Sang empu menyengir menunjukkan deretan giginya yang rapih dan tampak bersih.
Kemudian lengan kirinya membentuk 'peace' ia hanya bergurau."Hehe," Sarah cengengesan tak jelas seraya menduduki kursi tempat dirinya tadi.
"Lo hutang cerita sama kita! Cepet cerita!" Sarkas Talita to the point.
"Gue mimpi buruk. Rasanya nyata banget Ta." Ucap Dewi yang sudah terkumpul nyawanya.
"Mimpi apa lo?" Tanya Sarah kepo.
"Waktu itu,gue lagi disini bareng kalian, trus,kita ngeliatin Laras sama Harris pelukan. Lo berdua pada ngelarang gue,buat ngga nyamperin mereka. Dan,gue tetep kekeuh, akhirnya gue dapat tamparan keras dari Laras,sakit sih,tapi lebih sakit ditampar oleh kenyataan." Ujar Dewi menjelaskan bunga tidurnya,dan sengaja mempersingkat ceritanya,karena ia tak ingin mengingat hal itu lebih jauh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA HARRIS
Teen Fiction"HARGAI HIDUPMU SELAMA MASIH BERNAFAS." -Harris Mahendra Anggara . *** Dia Harris,lelaki yang merasa dirinya hidup di sekitar orang asing,dikelilingi oleh banyak musuh yang tersebar luas. Tidak suka di atur,di usik,dan juga di bantah.Harris Mahendr...