|pertemuan sahabat kecil

12 3 1
                                    

Haloo~ viya comeback nih, mana tepuk tangannya 👏

Kalian baca ini jam berapa? Udah ngisi perut belom? Yok yang belum di isi dulu ..

Lama ya update bab nya, mian deh🤞

Jangan lupa selalu spam komen and vote ya, jangan jadi pembaca gelap doang..

Hargain aku yang udah buat alur ini..

Selamat membaca🦋

.
.

Rumah ibu Hani istri bapak Irfan terlihat sangat ramai dikunjungi para ibu-ibu yang ingin memberikan anaknya vitamin melalui acara posyandu balita, semua ibu-ibu dari desa kebunganan terlihat berbondong-bondong datang ke rumah ibu Hani dan bapak Irfan selaku wakil pengurus desa/ atau dalam bahasa Jawa bisa disebut "Mbah modin". Dokter umum tentu saja datang kesana juga untuk memeriksa berat badan dan memberikan beberapa vitamin dan jajanan. Satu demi satu balita di letakkan ditimbangan ayunan khusus untuk memeriksa berat badan yang sesuai usianya, setelahnya dokter memberikan vitamin atau obat yang dibutuhkan oleh masa-masa balita dan setelah pemeriksaan selesai, balita diberikan jajanan berupa roti dan lainnya untuk dimakan.

"Dedek Mayang cini" suruh Bu Endang pada anak balitanya. Sang kakak, Ananda Dimas Anggara menuntun langkah sang adik menghampiri ibunya

"Ayok giliran kita ini" ucap Bu Endang pada anak perempuannya.
"Kamu Dimas, sana pergi ke luar jangan ikut campur" usirnya pada Dimas.

"Iya" jawabnya malas

"Cita-cita mu mau jadi apa?" Tanya Zayn pada teman-temannya.

"Aku pingin jadi dokter"

"Kalo aku pingin jadi polisi"

"Kalo aku pingin jadi pacar kak Kirana" jawab Ainur, ia hanya mengikuti teman-teman nya kesini karena ia tidak mempunyai adik.

"Gak usah ngarep!" Ucap Kevin yang menjadi salah satu dokter yang menangani posyandu disini.

"Ih!! Apaan Sih, suka-suka aku dong, huu!!" Sentak Ainur tak suka dengan ucapan Kevin

Kevin tak peduli, ia hanya mengutarakan isi hatinya saja, ia masuk kedalam rumah lagi ingin membantu para dokter lain yang tengah bertugas di dalam, satu persatu para balita sudah diberikan vitamin, dan ada juga yang butuh suntikan, para ibu-ibu juga tampak senang karena anak-anaknya bisa terjaga daya tubuhnya. Terlihat sekarang sudah tampak sepi, anak-anak, balita, dan para ibu-ibu sudah selesai mengantarkan sang balitanya.

"Kami pamit dulu ya pak, Bu" ucap dokter Sulis, salah satu dokter umum yang bertugas.

"Iya, hati-hati di jalan ya dok"

Para dokter mengangguk, mereka menaiki montor yang tadi mereka gunakan mendatangi rumah ibu Hani.
"Mau mampir sekalian gak?" Tanya Kevin kala teringat rumahnya juga berada di desa ini.

"Kapan-kapan deh Vin, saya masih ada kegiatan" tolak para dokter saat mereka masih harus menangani posyandu di desa lain.

"Yaudah mari kita ke desa selanjutnya"

Kevin paham, mereka tidak bisa bersantai saat para ibu dan bapak yang menunggu mereka melakukan imunisasi terhadap lansia dan balita.

.
.

"Ada yang bisa saya bantu kakak?"

"Na, biasa aja, jangan gitulah"

AUTUMN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang