HAPPY READING
****
Pagi ini seorang gadis cantik telah siap dengan seragam yang dipakainya, ia berjalan menuju kasur untuk melihat bayi mungilnya yang masih tertidur.
Untuk hari ini ia akan menitipkan El pada bibinya yang berada di rumah, ya bibinya itu memang sudah ditelepon untuk datang ke apartemen nya pagi-pagi, ia juga sudah menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya mengenai keberadaan El, bibinya pun memaklumi hal itu, karena bagaimanapun juga bayi tersebut butuh kasih sayang, memang walaupun rumah orang tuanya sepi tapi masih ada para pekerja yang bekerja untuk membersihkan rumah orang tuanya.
Mengapa Agatha lebih senang tinggal di apartemen dari pada dirumah nya sendiri? Karena menurutnya tinggal di apartemen lebih enak, bentuk ruangan yang tidak terlalu besar, ia lebih senang tinggal sendiri dibandingkan dengan orang tuanya, karena menurutnya tinggal sendiri di tempat yang kita suka itu menenangkan.
Di kelas XII IPA 1 yang keberadaannya cukup ramai dapat terlihat empat orang gadis tengah bercanda di dalam kelas sambil tertawa dengan lelucon yang mereka lontarkan.
"Tha, diem aja Lo dari tadi, ada masalah emang?". Tanya alin yang peka karena memperhatikan Agatha yang diam dari tadi.
"Ngga, gue gapapa". Jawab Agatha bohong, karena sejak tadi ia memikirkan perkataan laskar, entah kenapa ada rasa tidak rela karena laskar menjauhinya dan juga El, tapi salahnya sendiri karena ia yang meminta nya.
"Ya udah kalo ada apa-apa cerita sama kita". Ujar Alin kembali.
"Guys ke kantin yuk, emang gak pada laper apa?". Rara yang merasa perutnya lapar pun mengajak para temannya untuk ke kantin.
"Yuk, gue juga laper nih". Ujar Karin.
"Ayok ihh buruan ntar keburu rame loh". Ucap Rara sambil menarik tangan temannya.
Agatha memikirkan sejenak"Gue ga ikut deh, disini aja". Ucap Agatha yang sedang tidak ingin pergi ke kantin.
"Kenapa tha? Emang Lo gak laper". Tanya Alin padanya.
"Ngga, udah kalian aja yang ke kantin gue tunggu disini". Jawabnya.
"Ihh Agatha mah gak seru ah, ayok ikut ke kantin gapapa nemenin kita aja ya? Plis?". Mohon Karin pada Agatha.
"Iya tha, gak friend Lo kalo gak ikut". Rara ikut mengompori.
"Ya udah, gue ikut, tapi jangan lama-lama ya". Jawabnya pasrah.
"Yeuyy". Sorak Karin senang.
Mereka pun memasuki area kantin yang sudah cukup ramai, mereka berempat masih mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka tempati.
"Disitu aja guys kayaknya kosong deh". Ucap Rara sambil menunjuk bangku yang dituju.
Setelah mereka duduk, Karin mulai memesan makanan yang mereka inginkan, tapi sedari tadi mata Agatha tertuju pada seorang laki-laki dengan wajah tegasnya yang sedang terdiam diantara teman-temannya.
Alin menyenggol lengan Agatha. "Shuttt.. tha Lo liatin siapa sih?". Tanya Alin.
"Gue...gak liatin siapa-siapa, perasaan Lo aja kali". Jawabnya bohong.
"Lo gak bohong lagi kan? Karena dari tadi gue perhatiin Lo diem aja kayak lagi mikirin sesuatu gitu, gak mau cerita nih?". Ujarnya, membuat Agatha semakin kalang kabut untuk menjawab pertanyaan Alin.
"Tha, kapan Lo ada waktu main sama kita, udah lama loh kita gak main bareng sama Lo". Tanya Rara padanya.
"Gue masih belum tau, tapi gue usahain buat ada waktu sama kalian". Jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Destiny
Teen FictionNEW COVER>>Ganti Judul Dulu mungkin hidupnya masih menjadi remaja yang bebas untuk melakukan banyak hal, tapi itu dulu karena sekarang dirinya harus menerima keajaiban takdir yang tidak disangka-sangka. Melewati banyaknya rintangan hidup yang penuh...