[ Yohan ]
________×
Saat ini Yohan sedang terpaku diam, memandang ke arah pemuda yang tinggi dan besar, ini mengingatkan dirinya akan tubuhnya di kehidupan sebelumnya.
Jake bilang, namanya Rex.
dan Yohan dengan tingkat malu yang begitu tinggi hanya bisa terdiam dengan pikiran kemana mana, sebelumnya ia menduga bahwa Johan hanya memiliki teman pecundang cupu yang lemah tapi ternyata, kedua temannya terlihat seperti preman.
Rex sangat tinggi, mungkin karena gen lain sebab pemuda itu terlihat seperti orang luar negri, bahkan Jake hanya sekuping pemuda itu.
bagaimana dengan dirinya yang hanya seleher Jake.
bajingan, kehidupan Johan yang memalukan ini harus sampai kapan. Harusnya ia bisa berdiri tegak dengan tinggi badan yang sama seperti Rex.
Rex yang masih duduk di kelas 3 smp dengan tinggi badan 180 dan Yohan di kehidupan sebelumnya yang duduk di kelas 3 sma dengan tinggi badan 181.
yah, walaupun perbedaan umur yang sangat jauh setidaknya keduanya harusnya bisa bersanding dengan sama rata. Bukan seperti sekarang.
Yohan ingin menangis saja.
ternyata seperti ini rasanya menjadi orang pendek, ia menyesal dulu sering mengatai anak anak kelasnya yang pendek.
"Ada apa, Johan?"
suaranya berat, membuat Yohan kembali dari lamunannya.
Yohan menggeleng pelan, menunjukan bahwa tidak ada yang salah dan kembali menyuap makan siangnya, menghiraukan Jake yang sedang tertawa.
"Bener kan apa gua bilang, Johan berubah banget, bangsat."
Rex menyumpal mulut Jake dengan udang untuk menghentikan tawa itu, "Berisik."
Yohan menghela nafas, kembali memperhatikan tubuh besar Rex yang memiliki tato di dekat tulang selangka bergambar bunga mawar. Bunga itu terlihat cantik, tapi entah kenapa terlihat seram di tubuh seseorang seperti Rex.
saat sedang sibuk memandang temannya, ujung matanya menangkap siluet Ezra yang datang bersama kumpulan yang mungkin teman temannya. Yohan mendecih ketika mendapati pemuda bermata biru itu menyeringai dan melewati mejanya.
"Kayaknya kita beruntung, temennya si bangsat Ezra gak lagi jailin lu."
Yohan menoleh, "maksudnya?"
"Gua gatau kenapa beberapa anak sma suka banget ke cafetaria anak smp, dan temen kakak lu itu sering banget jailin lu."
"Dan Ezra gak pernah bertindak apa apa," Rex ikut menyahut.
Yohan tidak tau, sebanyak apa kejadian yang terjadi di sekolah ini. Sebanyak apa insiden yang melibatkan tubuh ini. Satu yang pasti, sepertinya ia salah menilai Johan.
Johan bener bener misterius.
Yohan menghentikan tangannya di udara yang sedang memegang sendok, ketika Rex tiba tiba mengulurkan lengannya untuk mengelus matanya dengan gerakan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yohan
Подростковая литератураYohan itu selalu bangga sama tubuh bongsor tingginya, bahkan teman temannya selalu memanfaatkan dia untuk memimpin jalanan agar membuat lawan ketar ketir seolah melihat titan. tapi takdir tidak pernah ada yang tau, Yohan harus bertemu psikopat gila...