Chapter 18

1.7K 226 28
                                    

[ Yohan ]

________×

  Sudah seminggu lebih, Yohan mengurung dirinya di dalam kamar, tak keluar, tak menyapa, tak menerima seseorang masuk, bahkan tak lagi membuat keributan.

hanya nenek Ara yang bisa masuk, dan itupun sebetas melewati pintu dan menaruh nampan makanan.

Yohan benar benar mengurung diri.

sejak mimpi atau apalah itu bertemu dengan dewa yang bahkan selama ini tak pernah ia percayai, semuanya membludak.

perasaannya.

jiwanya.

entah apa yang terjadi, atau karena pertemuan itu membuat Yohan mendapat seluruh rekaman kehidupan milik Johan setiap ia tertidur.

Yohan jadi takut tidur.

"Kontol, ngapa harus gua yang ngalamin, babi," Yohan mendengus kasar, kepalanya tertunduk, dirinya sedang terduduk di lantai dan bersandar pada ranjang.

satu yang ia tidak tau, siapa yang membunuh si bangsat kecil yang pernah mendorongnya?

dari rekaman ingatan milik Johan, ia sudah mengenali bentuk wajah dan nama namun tak pernah tau bahwa anak itu sudah mati.

Kavin.

apa apaan sikapnya saat di toilet?

jadi Johan pernah berhubungan dengan orang menyeramkan itu?

gila.

Johan itu gila.

"Apa yang lu lakuin.." suaranya lirih, rasa frustasi atau mungkin lebih merujuk pada rasa muak atas kehidupan tubuh ini.

kenapa dewa tak membuat tubuh kecil lemah ini saja yang hancur?

Johan itu palsu.

semua sifatnya palsu, dia hanya anak kecil licik yang haus perhatian dan beruntungnya ia selalu berhasil untuk mengambil atensi publik kecuali keluarga.

"Kenapa setengah jiwa gua harus ngelakuin itu? tapi otomatis sekarang kita jadi satu jiwa, kan?"

Yohan menatap pada boneka beruang berpakaian detektif, sebelum mengurung diri, bocah itu sempat pergi keluar rumah untuk mencari teman mengobrol, agar dirinya tak terlalu kesepian.

"Menjijikkan."

helaan nafas lelah mengudara.

ini sudah malam keberapa Yohan tidak membersihkan diri, bahkan baju itu tak pernah ia ganti.

rambutnya berantakan, ada beberapa luka sayat kering di kulitnya.

sebab, pikirannya tak pernah berhenti sebelum ia menyakiti diri.

"Gua jadi malu keluar, bangsat. Kalo ketemu yang lain gua ga masalah, tapi gua malu anjing ketemu anak anak Axius, Johan itu bertingkah palsu, pura pura manis dan baik, perhatian cuma buat di perhatikan sama mereka yang goblok, gampang ketipu."

YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang