16. Tidak Ramah, Bintang Satu.

278 38 19
                                    

‼️ALERT ‼️

3.000 kata, jangan ngerasa bosen ya.
Sorry kalo part kali ini agak aneh tapi aku berusaha supaya tetep sesuai alur dan next part kuusahakan lebih baik, lebih banyak scene Arnold xixi. Happy reading.!

✨✨✨✨✨

P

ernah terbangun dari tidur tapi terlihat seperti orang linglung atau lebih tepatnya bodoh?Sepertinya itu cukup menggambarkan kondisi Rubby sekarang, dia kebingungan saat membuka mata, bertanya-tanya kenapa dirinya bisa terbangun di tempat seperti ini? Terduduk tanpa alas di atas rerumputan hijau, tubuhnya bersandar pada pohon oak besar nan tua dan sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dengan berbagai pohon serta bunga-bunga yang mengitari. Bahkan dia bisa melihat ada sebuah kolam besar dan air mancur besar tak jauh dari tempatnya berada. Rubby bertanya-tanya, bagaimana ia bisa terdampar disini? Kenapa ia bisa terbangun di tempat antah berantah? Bukannya ia tertidur di sebuah kamar hotel dengan segala peralatan modern di dalamnya?

"Gue lagi di dunia paralel kah?"gumamnya, mencari sebuah jawaban namun juga tak tahu siapa yang bisa menjawabnya. "Gak lucu banget abis nikah masa terdampar di dunia parallel, genre hidup gue kocak amat."Rubby menggerutu. Dia lantas bangkit dari duduknya dan pergi kemanapun asal dia mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam benaknya.

Tapi baru beberapa beberapa jengkah kakinya melangkah, Rubby berhenti sejenak. Iris matanya bergerak memandangi setiap pemandangan yang ada, sorot matanya tersirat rasa kagum atas keindahan tempat antah berantah ini. Tangannya pun direntangkan selebar yang ia bisa, menghirup udara segar yang sudah lama tak ia rasakan, matanya terpejam dan menikmati hembusan angin yang mampu mengibaskan rambut panjangnya.

"Betah banget gue di daerah kayak gini. Damai, asri, enggak bising, enggak ada polusi. Serasa di negeri dongeng."Sebagai makhluk golongan introvert tempat ini cocok untuk Rubby, ditambah pemandangan asri bisa menjadi insipirasinya kala ia melukis. Ck! bisakah ia kembali ke dunia modern, mengambil peralatan lukisnya dan kembali kesini? Kalau perlu Rubby menyeret Danny kesini juga, memulai hidup baru di tempat bak negeri dongeng ini.

"Eh, apa jangan-jangan Danny juga terdampar disini ya? Gak mungkin dong cuma gue doang, secara yang nikah kita berdua?"Rubby mencetuskan monolog gilanya, dia berkacak pinggang. "Gue sih yakin pasti Danny disini juga! Gue harus cari itu anak!"

Tanpa tahu arah, tanpa tahu tujuannya kemana, Rubby hanya melangkahkan kakinya mengikuti jalanan berpaving yang ada di sekitaran taman itu. Dia meyakini pasti jalanan itu mengarah ke suatu tempat atau bisa jadi selama perjalanan dia akan bertemu manusia lain yang bisa ia ajak berbicara.

"Putri Harubby!"

Mendengar namanya diteriakkan begitu lantang seketika membuat Rubby mencari ke arah sumber suara. Rubby tercengang melihat seorang laki-laki dengan seragam hussar parade berwarna merah, celana hitam dengan garis merah dibagian samping, tengah menunggangi kuda menuju ke arahnya. Tak hanya itu dibelakangnya masih ada orang berpakaian sama sedang menjadi kusir, menjaga laju seekor kuda putih yang tengah membawa kereta kencana seperti kendaraan kerajaan yang selama ini Rubby tonton di film-film.

"Mohon maaf atas kelalaian hamba dalam menjaga Anda, Putri"

Rubby menggaruk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal, dia kembali dibuat kebingungan dengan situasi saat ini. Dia tidak tahu harus merespon dengan tindakan seperti apa kala laki-laki itu tiba-tiba turun kuda lalu membungkuk sembilan puluh derajat ke arahnya. Belum lagi gaya bicaranya yang sangat formal, memanggilnya dengan sebutan putri. Dia ini salah panggil atau salah orang?

MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang