Dua minggu telah berlalu dan Sean tidak berhenti bertanya kapan Alana datang untuk menjenguknya, dia berpikir jika mommy Alananya hanya membohonginya saja hal itu membuatnya sangat bersedih, ditambah Axel yang secara terang-terangan terlihat tidak menyukai Alana dan selalu mengatakan wanita itu hanya orang asing, bukan ibunya.
Dari ucapan itu dan Axel yang kembali sibuk bekerja serta tidak mempedulikan anaknya lagi membuat Sean jauh lebih sedih meskipun ketiga kakaknya sudah membujuknya jika mereka akan membawa mommy Alana pulang, tapi dua minggu berlalu dan Alana tidak kunjung datang.
Akhirnya Sean jatuh sakit lagi, demamnya sangat tinggi dan mengigau memanggil mommynya.
"Axel cepat cari Alana sana, kau tidak kasihan melihat anakmu demam seperti ini?" ucap Sarah yang tidak tega melihat keadaan keponakannya, dia sendiri juga bingung mengapa Sean bisa memiliki keinginan kuat serta rasa rindu pada seorang wanita yang memang mirip ibunya hanya dalam waktu tiga hari.
"Daddy, bisakah daddy membawa Mommy Alana ke rumah, Sean sangat merindukannya. Aku tahu dia bukan mommyku tapi Sean sedari kecil sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, tolong beri dia kesempatan merasakan kasih sayang seorang ibu lewat mommy Alana." minta Jayden putra sulungnya.
"Jayden benar Axel, bawa dia kesini atau seperti ini tawarkan saja dia menjadi pengasuh untuk Sean, jadi dia ada alasan dan mau ke sini untuk anakmu. Di tambah sebentar lagi aku akan pergi ke luar negeri untuk pekerjaanku, aku tidak bisa menjaga keponakanku meskipun hanya sebentar tapi aku tetap mengkhawatirkan mereka. Satu lagi kau sering lalai mengabaikan anak-anakmu karena kau sering sibuk, jadi Sean dan ketiga anakmu yang lain ada yang menjaga, kau bisa santai bekerja dan bersenang-senang dengan kekasihmu itu." usul Sarah.
"Aku akan memikirkannya lagi, jika demam Sean tidak kunjung turun kita bawa ke rumah sakit." ucap Axel tanpa ekspresi lalu keluar dari kamar anaknya, dia butuh memikirkan semua saran kakaknya.
Ketiga anaknya berharap jika Axel mau menerima usalan aunty mereka dan membawa Alana pulang.
Di malam harinya Axel masuk ke dalam kamar Sean dan bertepatan dengan anaknya yang terbangun, "Hai sayang, kenapa ada yang sakit?"
"Mau Mommy, Daddy." ucapnya dengan nada suara yang serak dan lemas.
"Kenapa kamu sangat ingin bertemu dengan Mommy Alanamu?" tanya Axel dengan mengusap kepala anaknya.
"Kemarin waktu aku sakit, mommy memelukku dan menepuk-nepuk pelan punggungku hingga aku tertidur, Daddy tidak pernah melakukan hal itu dan aku merindukan mommy, Daddy." ucap Sean pelan, namun cukup menusuk hati Axel.
"Besok daddy, akan mencari Mommymu, daddy akan membawanya ke sini untukmu, jadi kamu mau sembuh bukan?" ucapan Axel membuat mata redup Sean tampak lebih bersemangat.
"Sungguh!" tanya Sean keyakinan ucapan daddynya.
"Tentu sayang, sekarang tidur ya atau Sean mau makan, tadi Sean hanya makan sedikit bukan?" Axel mengubah nada bicaranya sangat lembut.
"Tidak Daddy, aku sudah kenyang. Aku ingin tidur saja, tapi apakah Daddy bisa tidur di sini dan memelukku?" tanya Sean pelan dan saat melihat daddynya tampak diam saja membuat Sean takut, karena dia masih mengingat jika Axel mengajarkan semua anaknya untuk mandiri, "Tapi jika Daddy tidak bisa, tidak apa aku akan segera tidur."
"Daddy akan menemanimu." ucap Axel yang langsung ikut tidur, Sean menatap Axel tidak percaya lalu dia segera masuk ke dalam pelukan ayahnya dan tidur di sana dengan nyaman.
"Terima kasih banyak Daddy." ucapnya sebelum benar-benar tertidur.
"Apapun untukmu sayang." bisik Axel pelan dan mengecup puncak kepala anaknya.
Di pagi harinya, Axel bangun lebih awal dan membenarkan letak selimut Sean. Lalu dia melihat kakaknya yang masuk ke dalam kamar anaknya, "Kau bersiaplah, katamu ada rapat penting hari ini."
"Iya kak, tolong jaga Sean untukku." ucap Axel pelan.
"Apapun untuk keponakanku, cepat sana mandi dan bekerja." setelah mengatakan hal itu Sarah mengecek demam kepoanannya.
Axel memperhatikan kakanya yang benar-benar sangat merawat anaknya, dia sedikit kasihan dengan wanita keras kepala itu karena harus merawat anaknya membuat kakaknya itu tampak kelelahan meskipun dia sama sekali tidak pernah mengeluh dan sangat menyanyangi anak-anaknya, belum lagi harus menyelesaikan pekerjaannya sendirinya.
Sepertinya Axel setuju dengan usul kakaknya menawari wanita itu menjadi pengasuh untuk anaknya, seperti bukan ide yang buruk.
Axel pergi bekerja seperti biasanya, dan siang nanti dia akan memanggil supirnya untuk menanyakan di mana alamat Alana tinggal.
Waktu yang terus bergulir hingga menunjukkan waktu makan siang, membuat Axel memanggil supirnya dan bertanya soal alamat Alana.
Tapi supirnya justru mengatakan jika dia hanya mengantarkan Alana di depan toko buku, itu permintaannya sendiri.
"Kita ke toko buku itu sekarang." ucap Axel serius, supirnya mengangguk mengerti, lalu memanggil seketarisnya, "James buatkan kontrak kerja untuk Alana."
"Baik Tuan." ucap James yang langsung membuatkan kontrak kerja, tentu dia sudah tahu jika Axel ingin menjadikan Alana sebagai pengasuh untuk Sean karena pagi tadi Axel memberitahunya dan bertanya pendapat padanya yang langsung dijawab James, jika sepertinya Axel memang butuh pengasuh untuk Sean.
Selama ini memang Axel tidak pernah memakai jasa babysitter ataupun pengasuh, karena kakaknya bersedia mengasuh ke empat anaknya meskipun kerepotan juga tapi ibunya juga tak tinggal diam, ibunya ikut merawat ke empat anaknya.
Selesai dengan semua urusannya, Axel segera ke toko buku dan di sana dia diberitahu jika Alana mengambil cuti bekerja hari ini secara tiba-tiba.
Lalu Axel meminta alamat rumah Alana dan saat itu juga dia berangkat ke sana, saat sampai di rumah Alana, dia melihat wanita itu jatuh tersungkur di tanah dengan seorang pria yang menamparnya, Axel serta James tampak begitu terkejut dengan kejadian itu.
"Apakah kita akan turun Tuan?" tanya James pada tuannya.
"Kita akan turun, aku butuh wanita itu." ucap Axel yakin.
Axel mendekati Alana yang tampak berantakan dengan sorot mata marah, sedih dan kecewa yang bercampur satu, bahkan dia mengabaikan kedatangan Axel yang tentu saja sebenarnya membuat dia kebingungan ada gerangan apa Axel datang ke rumahnya.
"Cepat bayar hutangmu! Jika kau tidak membayarnya aku akan menghajarmu dan merampas surat rumahmu!" ancamanya.
"Sudah kukatakan aku akan membayar hutangku bulan depan! Tapi kau tidak percaya dan justru mengacak-acak rumahku, brengsek!" umpat Alana dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ada apa ini?" tanya Axel buka suara.
"Apa dia juga berhutang padamu? Wanita ini berhutang 50 juta dan belum dia bayar cicilannya yang sudah jatuh tempo." jawabnya, Alana sangat malu sekarang dan dia menduga pasti pria arogan sekelas Axel akan memandangnya begitu rendah.
"Ralat aku tidak berhutang 50 juta karena aku sudah membayar 10 juta, hutangku hanya 40 juta." ucap Alana yang kesal dan membenarkannya.
"James tulis 45 juta di cek kosong dan berikan pada pria itu." ucap Axel dengan perintahnya yang langsung James laksanakan.
James selesai menuliskan cek berisi nominal fantastis itu, "Hutang nona Alana lunas."
"Baiklah, hutang wanita itu lunas. Berterima kasih, 'lah kau pada pria baik hati yang mau melunasi hutangmu dan jangan pernah sekalipun berhutang jika kau tidak bisa membayarnya." pria berwajah jahat itu melihat ceknya lalu mengajak lima anak buahnya untuk pergi dari rumah Alana sembar menatap Alana dengan cemoohnya.
Saat itu juga tangis Alana meledak, dia malu, marah dan sedih semuanya becampur menjadi satu, dia benci hidupnya yang berantakan ini.
Kenapa dia harus membayar hutang yang sama sekali tidak pernah dia gunakan uangnya dan pria arogan yang selalu mencurigainya wanita jahat itu justru membayar seluruh hutangnya?
TbC
Maafkan typo dan lainnya.🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Kesayangan Tuan Axel
De TodoAlana Calista seorang wanita patah hati yang dihianati kekasihnya bahkan menjebaknya dalam hutang besar yang harus dia lunasi sendirian, tak lama dia mendapatkan kabar pemecatannya dari tempat dirinya bekerja membuat Alana begitu hancur. Terombang...