Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu mengalun membuat kiara yang tengah tertidur terusik dan harus membuka matanya yang terpejam. Diraihnya cardigan agar menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan celana pendek sepaha dan tank top yang terlihat kuarang bahan. Gerah bro kalau harus menggunakan baju tidur.Sambil setengah sadar kiara berjalan mendekati pintu dan dengan segenap tenaga yang tersisa membuka pintu lalu menemukan sosok tinggi menjulang di balik pintu.
"Eh kenapa kak?" Kiara tampak terkejut karena tumben sekali manusia bersurai merah ini inisiatif menemui kiara. Harris adalah tipe manusia introvert yang akan sangat menghindar untuk bersosialisasi dengan homo sapines.
Pemuda itu tampak terlihat rapi dengan kemeja warna biru pastel dan celana bahan warna hitam, dipadukan dengan dasi warna hitam yang membuat ia terlihat rapi dan elegan. Pemuda itu tampak tersenyum canggung melihat penampilan kiara yang alang kadarnya.
"Aku boleh minta tolong gak sama kamu?" Harris bertanya dengan nada sungkan, karena melihat mata kiara yang sedikit terpejam mengantuk berat. Apalagi dia juga tau dari gin bahwa kiara mendapat sift malam dan sekarang pastinya ia tengah kelelahan.
"Boleh kak, kenapa?" Tanya kiara penasaran dengan apa yang harris ucapkan. Sambil menggaruk tengkuknya harris tampak ragu-ragu untuk mengungkapkan nya.
"Nanti tolong kasih obat ini yah ke gin, dia demam gara-gara semaleman gak tidur." Ucap harris pada akhirnya sambil memberikan obat dan kunci kosan agar kiara dapat masuk nantinya.
"Eh ini gapapa ini kuncinya aku bawa?" Kiara agak terkejut karena harris dengan santainya memberikan kunci pintu kosan nya pada kiara yang bisa dibilang orang asing.
"Aman aja, aku percaya kamu orang baik !" Ucap harris membuat kiara sedikit terharu, perasaan sudah bertahun-tahun kiara berteman dengan zhora tak pernah tuh yang namanya zhora bilang kiara orang baik. Kata zhora malah wajah kiara mirip preman pasar kalo dilihat awal mereka berkenalan.
"Okeh, aku bakalan sekalian ngasih kak gin makan nanti kalau emang belum sarapan!" Kiara berucap sambil menerima kunci dan obat itu dengan ragu.
"Okeh makasih, maaf banget ngerepotin kamu. Padahal kamu pasti juga lagi cape kan? Tapi aku juga urgent banget ini makanya gabisa ngurusin gin yang agak manja kalo sakit." Harris masih merasa tidak enak, apalagi saat harris mengingat kebiasaan sakit gin yang agak sedikit merepotkan menurutnya. Makanya agak susah kalau di tinggal sendirian karena ia biasanya akan menjadi manusia jelly yang tak sanggup melakukan apa pun kalau sedang sakit. Untung teman sekosan nya pada baik.
"Iya kak gapapa, kak gin udah baik sama aku jadi sebagai teman aku pasti bantuin kok kak." Jawab kiara dengan mantap membuat harris tersenyum tipis. Syukurlah ada yang bisa ia andalkan saat ini, sebagai orang yang paling tua yang sekosan dengan gin ia merasa bahwa ia harus memastikan sahabat sekaligus sepupunya itu merasa aman kan?
*****
Jam menunjukkan pukul sembilan dan kiara tengah sibuk memasak semangkuk bubur dan teh hangat yang akan diberikan nanti pada gin. Sepertinya juga pemuda itu sudah bangun karena lapar.
Diambilnya kunci dan obat yang tadi diberikan harris, lalu satu tangan yang bebas itu memegang mangkok berisi bubur dengan kuah hangat dan krupuk. Ya kiara hanya bisa memasak apa yang masih ada saja di persediaan kosan nya.
"Kak gin aku masuk ya!" Kiara membuka pintu setelah izin pada pemilik kos agar bisa masuk kedalam nya. Ruangan nya tampak terasa dingin dan gelap karena lampu yang tampak dimatikan.
Bau aroma pengharum ruangan menyeruak menusuk hidung kiara bercampur dengan sedikit aroma parfum milik gin, waw kiara bahkan sekarang hafal aroma milik manusia itu.
"Kak gin udah bangun?" Kiara meletakkan bubur dan teh hangat yang baru saja ia ambil keatas meja nakas setelah membuka jendela agar udara yang ada di dalam bisa keluar dan di ganti dengan udara yang baru. Ruangan nya cukup bersih ternyata walaupun penghuninya adalah empat laki-laki bujang.
"Hmmm?" Gin berdehem dengan suara yang terdengar sengau, matanya menyipit karena harus beradaptasi dengan cahaya yang tiba-tiba masuk.
"Maaf kak aku masuk tiba-tiba, tadi dapet amanat dari kak harris buat ngasih kak gin obat!" Ucap kiara kemudian memberikan teh hangat yang tadi sempat ditaruhnya kepada gin yang terlihat masih setengah sadar itu.
"Eh kiara? Harusnya gausah sampe segitunya, aku gapapa kok." Gin segera mendudukkan tubuhnya setelah menyadari bahwa yang datang adalah kiara. Gin sedikit terkejut karena harris sampai menitipkannya pada kiara.
"Gapapa kak, kan selama ini kak gin juga baik sama aku. Jadi gantian lah, simbiosis mutualisme!" Jawab kiara yang diujung kalimatnya disertai dengan kekehan canggungnya.
Kiara duduk dipinggir kasur gin sambil membantu pelan-pelan gin meminum teh hangat nya, tangan gin terlihat begitu tremor saat menerima teh dari kiara tadi. Makanya kiara inisiatif membantu agar gin bisa meminumnya dengan nyaman.
Hangat, itu yang ia rasakan saat tangan gin ikut memegang gelas dan tak sengaja bersentuhan dengan tangan kiara. Padahal kemarin rasanya gin terlihat baik-baik saja.
"Makan bubur dulu ya, abis itu obatnya diminum biar cepet sembuh!" Titah kiara sambil menyodorkan semangkuk bubur ayam yang tak ada ayamnya kepada gin, hanya ada toping kerupuk dan bawang goreng. Gin tampak menerimanya dengan hati-hati karena tangan nya yang bergetar efek demam.
"Perasaan kak gin kemaren aman aja deh, kenapa bisa langsung demam gini?" Kiara bertanya sambil menatap gin yang tengah menyuap bubur kedalam mulut nya itu, tampak sedikit kesulitan karena bubur yang berkuah itu tidak bisa imbang di tangan gin yang tremor.
"Aku tipe orang yang gampang sakit ra, makanya mungkin karena terlalu cape sift malam terus akunya juga selama dua hari itu gak tidur, jadinya gini deh." Jelas gin disela kunyahan nya. Memang makan bubur, tapi kalau nggak dikunyah terlebih dahulu itu rasanya aneh.
"Permisi kak, izin ngecek suhu badan!" Kiara menempelkan telapak tangan nya pada dahi gin dan merasakan panas yang cukup tinggi membuat kiara cukup terkejut dengan suhu tubuhnya. Bahkan telinga gin tampak merah sangking panas nya, begitu dalam fikiran kiara.
Gin membeku membuat sendok berisi bubur itu hanya mengambang saja didepan mulutnya saat merasakan tangan dingin kiara menyentuh dahinya, sepertinya baru kiara wanita selain ibunya yang menyentuh dahi gin saat ia sakit. Karena selama ini saat gin sakit ia tak akan pernah mengizinkan teman wanita nya menjenguk entah karena alasan apa.
"Boleh minta suapin ga?" Permintaan gin yang sedikit meresahkan ini membuat kiara langsung menatap gin dengan tatapan bingung. Bolehkah seperti ini?
"Eh, gamau ya? Yaudah deh gapapa, maaf permintaan ku aneh ya?" Gin menampakkan raut wajah melas dengan bibir yang terlihat miring ke bawah. Tuhaaan ini menguji iman kiara sekali yang sangat tidak tahan dengan keimutan di depan nya, boleh izin menggigitnya tidak?
"Gapapa kok, mana aku suapin!" Kiara mengambil alih mangkok dan sendok yang ada di pangkuan gin dan segera menyuapkan bubur kedalam mulut gin dengan lembut.
Gin tampak menerima suapan itu dengan semangat, entah ide dari mana itu tadi sampai sampai ia meminta kiara untuk menyuapinya. Gin hanya mengikuti insting manjanya saja dan gin nyaman dengan apa yang dilakukan kiara saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi Dirimu
De TodoSosok argin yang membuat kiara bingung akan apa yang ada dalam fikirannya, terkadang membuat kiara merasa dicintai tapi disisi lain argin juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain. kiara dibuat bimbang apakah ia harus maju atau mundur...