Setelah selesai makan siang yang sangat tepat karena keduanya sama-sama kelelahan pasca seks di pagi hari, mereka memutuskan untuk pergi ke pantai.
Jennie menutupi bikini yang di gunakannya dengan kemeja putih tipis serta hot pants-nya. Lisa juga melakukan hal yang sama. Mereka berjalan keluar hotel sambil bergandengan dengan senyum di masing-masing wajah mereka.
"Kau tahu apa yang aku pikirkan ketika melihatmu memakai bikini?" Tanya Lisa sambil berbisik.
Tubuh Jennie merinding dan dia menggigit ujung bibirnya ketika dia merasakan nafas Lisa di telinganya. Hanya merasakan nafasnya saja, seluruh tubuhnya menginginkan sentuhan Lisa lagi.
"Apa?" Tanya Jennie balas berbisik.
"Dimana aku bisa merobek kemeja itu, tidak peduli semua kancing terlepas dan rusak kemudian aku akan menidurimu lagi dengan sangat keras. Tidak peduli juga dengan kita yang berada di tempat umum." Bisik Lisa sambil meraih tangan Jennie, mendorong tangan itu ke ereksinya yang setengah keras.
Jennie terengah-engah dan dia harus mengepalkan pahanya ketika dia merasakan rasa sakit yang sangat dia ketahui hanya Lisa-lah yang bisa mengurangi rasa sakit karena denyutan di vaginanya itu.
"Kau bena-benar menyebalkan, Lisa. Kau tahu aku tidak bisa menyentuhmu di tempat umum dimana aku tidak tahu bisa saja teman-temanmu melihat kita sementara aku..."
"Apa? Sementara kau merasa terangsang dan sangat ingin jika aku menyentuhmu?" Tanya Lisa, mendorong pinggulnya lagi dan mengerang nikmat merasakan tangan adiknya itu menekan penisnya.
"Lisa..." Rengek Jennie. "Sekarang, aku sangat ingin menciummu."
"Kalau begitu cium aku. Kalau perlu, hisap penisku juga. Aku tahu sekarang kau menyukainya, bukan?" Tangan Lisa mendarat di pantat Jennie dan meremasnya. "Kau bahkan menghisap penisku ketika aku sedang berbicara dengan ibu pagi ini. Dasar nakal."
"Aku memang nakal dan seharusnya kau menghukumku, Lisa. Lalu kenapa aku tidak mendapatkan hukuman apapun?" Tanya Jennie dengan nada menggoda.
Tanpa bimbingan dari Lisa, tangan Jennie dengan mudahnya mengusap penis Lisa lagi. Dia sangat suka memperhatikan ekspresi Lisa setiap dia menyentuhnya. Ada kepuasan tersendiri melihat Lisa mengerang penuh nikmat karena sentuhannya.
"Ya Tuhan, Jennie... Kau benar-benar..."
"Lisa!"
Suara seseorang memanggilnya dari belakang dan Jennie maupun Lisa menoleh tanpa benar-benar menjauh satu sama lain. Tapi kali ini, Jennie tidak lagi menyentuh penis Lisa dan itu membuat Jennie kesal. Karena dia sangat suka menyentuh kakak tirinya itu.
"Hei, Bambam. Kenapa?"
Seorang pria muncul begitu saja yang Jennie ketahui bahwa itu adalah salah satu teman Lisa. Begitu berada di depan, mata Bambam menelusuri penampilan Jennie yang tengah mengenakan kemeja tipis hingga bikininya terlihat jelas.
Jennie merasa tidak nyaman dengan tatapan itu dan menggeser sedikit ke punggung Lisa hingga salah satu payudaranya menekan Lisa.
"Kau punya adik yang terlihat lezat, Lisa." Komentar Bambam.
Lisa tahu, Bambam akan selalu mengomentari setiap gadis yang lewat. Namun ketika dia mengomentari Jennie, secara posesif dia menggeram.
"Jangan macam-macam dengannya, Bam." Dengus Lisa, menahan diri untuk tidak menonjok temannya saat Bambam tidak peduli dengan peringatannya dan malah terus menatap Jennie bahkan ketika wanita itu sudah bersembunyi di punggungnya. "Ada apa?"
"Aku hanya bertanya-tanya," Kata Bambam sambil menjilat bibir bawahnya, menatap Jennie seolah dia tengah kelaparan. "Apakah kau dan adikmu yang seksi ini akan bergabung jalan-jalan dengan kami sore ini? Kita juga akan mengadakan bakar-bakar di tepi pantai pada malam hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfiction[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...