CHAPTER 43

1K 107 16
                                        

Skip 1 minggu kemudian.

Malam hari pukul 21:00 WIB.

Kini marsha baru pulang kerumah dengan seragam sekolahnya yang sudah kusut dan berantakan. karna setelah pulang sekolah tadi marsha langsung pergi untuk mencari dimana keberadaan kakaknya yang sampai saat ini belum juga ketemu dan tidak ada kabar sama sekali.

Huftt..

Dengan seragam yang berantakan dan badan yang sudah lelah, marsha pun berjalan perlahan membuka pintu dan memasuki rumahnya.

Saat marsha baru masuk ia melihat ternyata sudah ada jinan yang menggunya dan sedang duduk sendirian diruang tamu.

Marsha pun menghiraukan jinan seolah tak ada siapa pun disana dan terus melanjutkan langkahnya menuju tempat yang ingin ia tuju yaitu kamarnya.

Saat sudah hampir melewati jinan, marsha mendengar pertanyaan dari jinan.

"Darimana aja jam segini baru pulang? Mau jadi pembangkang kaya kakak kesayanganmu itu?"

Marsha menghiraukan ucapan jinan barusan karna jujur ia sudah lelah. apalagi untuk menanggapi ucapan jinan barusan, baginya itu hanya membuang waktu dan tenaganya saja.

Marsha pun terus melanjutkan langkah kakinya dan saat ingin menaiki anak tangga langkahnya harus terhenti kembali saat jinan memanggil namanya.

"Marsha!!"

Marsha pun menoleh dan melihat jinan yang sudah berdiri sambil menatapnya tajam dengan wajah datarnya.

"Apa?"

"Darimana aja lo jam segini baru pulang? Lo gk liat sekarang udah jam berapa?"

"Bukan urusan lo.."

"Lo ben-"

"Apa? Mau marah?"

"Serah lo deh mau bilang apa.. yang jelas gue capek, mau istirahat."

"Lo gk liat ci shani lagi sakit.. lo bukanya ikut ngejagain malah sibuk-"

"Dan lo gk liat atau emang gk peduli kak gita ilang? Lo lupa dia juga saudara lo.. bukan hanya ci shani aja saudara lo."

"Gue ingetin sekali lagi ya.. Kak gita itu juga saudara lo.. dan sekarang kak gita ilang setelah dia bangun dari pingsanya.."

"Sedangkan lo hanya diam aja dan nggak peduli sama sekali? Apa ini yang lo maksud keluarga?"

"Kalo emang lo gk mau cari kak gita.. oke gpp.. tapi gue minta tolong, jangan ada yang larang gue untuk nyari dia.. karna kak gita itu juga kakak gue!"

Setelah mengatakan itu semua marsha pun langsung melanjutkan langkahnya untuk pergi menuju ke kamarnya.

Saat marsha sudah menaiki semua anak tangga dan sedang berjalan menuju ke kamar yang ada didepanya. Tanpa sengaja marsha melihat shani yang berdiri didepan pintu kamar sambil menatapnya.

Bisa marsha pastikan bahwa shani mendengar semua ucapanya tadi namun marsha tak peduli dan langsung masuk kedalam kamarnya.

Brak..

Suara pintu kamar marsha yang ditutup dengan sedikit kencang olehnya.

Setelah itu rumah itu kembali hening. dengan jinan yang ikut masuk kedalam kamar miliknya, lalu disusul oleh shani yang ikut masuk kedalam kamarnya sendiri.

Ntah kenapa suasana rumah itu semakin hari terasa semakin buruk saja bagi mereka. hingga bisa dikatakan kehangatan dan keceriaan didalamnya sudah benar benar hilang ntah pergi kemana.

Kalian Rumahku? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang