Jovanka marga yang cukup berpengaruh besar dalam dunia bisnis maupun politik. Bahkan mereka memiliki firma hukum, tak heran banyak yang segan dengan marga itu.
Jennie bersyukur karena menjadi salah satu bagian dari Jovanka. Saat ini Jennie dan yang lain sedang menunggu di sebuah rumah sakit tempat mereka membawa, Helena.
Helena Abisam, seorang gadis dari keluarga menengah. Helena memang tak pernah membayar atau bisa dibilang mendapatkan beasiswa di SMA Melati Putih, namun sebagai gantinya ia harus rela tubuhnya dipakai oleh para murid dari kalangan atas.
Dari yang Jennie ketahui, Helena merupakan anak broken home. Kedua orangtuanya sudah berpisah bahkan sampai sekarang mereka belum pernah lagi mengunjungi Helena.
" Udah dapet kontak orangtuanya?" Ucap Seulgi pada Andre yang memang sedari tadi sedang mencari informasi tentang keluarga Helena.
" Gak ada anjir, bahkan datanya pun mendadak hilang" Andre terus mengotak-atik laptopnya namun tetap saja sia-sia.
" Apa sebaiknya kita biarin aja dulu, jangan dulu dimakamkan" ucap Jennie
" Bukannya kasihan ya kalau mayat gak langsung dikubur " Wendy
" Iya sih tapi kan gak ada walinya" Jennie
" Gak papa biar kakak yang urus, mending sekarang kalian pulang aja" Vero merasa kasihan dengan adiknya terkadang Jennie sampai lupa waktu jika sudah seperti ini.
" Emang kak Vero gak papa ngurus sendiri?" Jennie
" Gak papa santai aja ada andre juga, udah kalian pulang aja" Vero
" Ok deh kita pulang, cepetan guys udah gerah gue mau mandi " mau tak mau Jennie dan Wendy mengikuti Seulgi
" Kita duluan kak" Wendy
" Hem"
" Eh seragam sooya mana?" Ucap Jennie, mereka sudah berada didalam mobil milik Andre karena motor mereka ditinggalkan di sekolah.
" Ada di sana tadi gue simpan di jok paling belakang " Jennie mencoba mencarinya dan ya seragam lusuh milik Sooya memang ada di sana.
" Sooya Lo kemana sih? Gak ngasih petunjuk lagi apa" Jennie merapikan seragam milik sooya.
" aku diikat saat itu" Jennie tersentak kaget ketika mendengar suara yang mengalun tepat disamping telinganya.
" Maksudnya arwah Lo ditahan?" Ucap Jennie, ia bertanya menggunakan pikirannya.
" Iya para manusia serakah itu mengikat ku dan chaeyoung. Jasad kami terkubur di sana, cepat temukan raga kami, kami ingin tenang"
" Tepatnya terkubur dimana jasad kalian?"
" Sekitar lima meter dari tempat ritual"
Setelah itu Jennie tak lagi merasakan kehadiran sooya. Namun ia yakin apa yang baru saja terjadi nyata, sooya memberitahukan lokasi dimana jasadnya berada.
Mereka sampai di pekarangan rumah tanpa mereka duga ternyata ada Lisa yang sedang duduk menunggu kehadiran mereka.
" Loh Lisa Lo sendirian?" Tanya Wendy, kebetulan ia yang pertama keluar dari mobil.
" Iya gue mau ketemu Jennie" Jennie menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar ucapan Lisa.
" Ada apa Li?" Jennie
" Gue tiba-tiba mimpiin kak sooya padahal sebelumnya gak pernah" melihat raut wajah Lisa yang hampir menangis, Jennie memutuskan membawanya masuk rumah terlebih dahulu.
" Kita bicara di dalem aja biar enak" mereka memasuki rumah lantas menuju ruang tamu.
" Lo mimpiin sooya?" Jennie
" Iya kak sooya minta tolong cariin jasadnya, gue gak tau harus apa sekarang, yang kepikiran saat itu cuma nemuin Lo" Lisa
" Sebenarnya ada yang ingin kita omongin sama Lo, tapi sebelumnya apa boleh kami bersih-bersih dulu?" Jennie
" Oh boleh-boleh, maaf ya kalau kedatangan gue ganggu kalian" Lisa
" Ck santai aja kali sa, kita tinggal dulu ya atau nggak Lo ikut aja ke kamar Jennie" Jennie membulatkan matanya mendengar ucapan Seulgi, yang benar saja membawa Lisa ke kamarnya adalah musibah.
" Gak papa gue nunggu aja disini" Lisa
" Kalau Lo bosen nonton aja, ini juga cemilan Lo makan aja, anggap aja rumah sendiri " Wendy menepuk pelan pundak Lisa sebelum akhirnya ia berlalu, menyisakan jenlisa yang masih duduk dalam suasana sedikit canggung.
" Kalau gitu gue mandi dulu, Lo santai aja disini" Jennie
" Iya udah sana keburu makin malem" Jennie mengangguk dan beranjak pergi menuju kamarnya.
Lisa melihat-lihat seisi rumah, sangat rapi dan nyaman sepertinya bi asih benar-benar membersihkannya dengan baik. Karena bingung harus melakukan apa, Lisa lebih memilih menuruti saran untuk menonton.
Vero dan Andre sama-sama sedang menunggu dokter yang masih mengotopsi jasad Helena. Andre sendiri masih belum tau dimana keberadaan orangtua Helena, jika nanti Helena sudah diperbolehkan untuk dimakamkan, Vero sebagai orang yang lebih dewasa yang akan bertanggungjawab atas Helena.
" Jadi kak Vero yang bakal urus pemakamannya?" Andre
" Iya kasian soalnya, di akhir hidupnya gak ada satupun keluarga yang tau. Jadi sebagai sesama manusia kita harus saling tolong menolong kan?"
" Hem bener banget, apalagi dia korban keserakahan manusia biadab, rasanya tuh kayak kasian banget"
" Kenapa ya di jaman sekarang masih ada orang kayak gitu?"
" Namanya juga orang gak punya iman kak, apa aja bisa mereka lakukan walaupun harus melibatkan cara kotor"
Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang otopsi, Vero dan Andre sama-sama berdiri dari duduknya.
" Apa sudah selesai dok?" Vero
" Sudah, sepertinya korban mengalami benturan dan ada beberapa luka lebam serta bagian intim yang rusak. Kalau boleh tau dimana kalian menemukannya?" Vero dan Andre saling lirik, tidak mungkin jika mereka mengatakan yang sebenarnya terlebih itu pada orang lain?
" Jika kalian tidak ingin mengatakannya tidak apa-apa, yang pasti untuk saat ini lebih baik kalian pulang saja, pemakamannya akan diurus besok pagi"
" Baik dokter untuk memakannya saya yang bertanggungjawab " Vero
" Untuk itu silahkan urus dibagian administrasi "
" Baik dok kami akan mengurusnya, sebelumnya terimakasih kami permisi " Andre dan Vero bergegas menyelesaikan administrasi untuk mengurus semuanya. Biar bagaimanapun hanya mereka yang sekarang bisa diandalkan, setelah itu mereka pulang Andre ikut dengan Vero karena tadi mobilnya dipakai Jennie cs pulang.
Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Melati Putih ( Secret)
Cerita PendekSMA Melati Putih adalah SMA yang cukup populer dan penuh misteri.