#29 (TAMAT) Jatuhnya Catatan Malaikat Rakib

16 0 0
                                    

Tiga tahun berlalu. Sebuah bangunan berbentuk abad pertengahan dibangun mengelilingi lapangan yang ada di tengahnya. Yahya dan Abidin sedang duduk di lapangan tersebut. Kebetulan cuaca sedang teduh. Jadi, mereka bisa menikmati rasanya duduk di tengah lapang sambil rebahan.

Ya, mereka berdua berhasil mendapatkan beasiswa di Al Azhar Kairo, Mesir. Suatu pencapaian yang luar biasa. Kalau Yahya sudah pasti bisa meraihnya. Kalau Abidin, itu adalah prestasi tiada tanding dari awal proses sampai apa yang ia capai saat ini.

"Telepon Umi dan Abi dong," pinta Abidin.

"Sebentar. Yah, enggak ada sinyalnya."

"Kata kamu di sini sinyalnya kencang. Terus ngapain kita di sini kalau sinyalnya enggak ada."

"Kata orang-orang di sini sinyalnya kencang. Apa aku dikerjai oleh mereka ya."

Dari ekor matanya, Yahya seperti melihat sosok yang familiar. Ia alihkan pandangannya dengan cepat ke arah kiri. Namun, sosok itu sudah menghilang.

"Kenapa?"

"Enggak. Tadi seperti ...."

"Siapa? Khadijah? Masih saja cinta monyetmu itu diurusin."

"Itu bukan cinta monyet. Itu namanya cinta sejati."

"Terus, mau melamar Khadijah? Kapan? Di mana? Kamu aja enggak tahu di mana dia sekarang."

"Namanya jodoh, pasti akan didekatkan sama yang di atas. Ya sudah, yuk. Cari tempat yang sinyalnya kuat."

***

Aidah mengangkat handphone-nya tinggi-tinggi. Sambil berjalan, ia mengelilingi rumahnya mencari sinyal yang kuat.

"Kamu ngapain sayang. Itu lagi hamil besar loh. Hati-hati."

"Ini, Mas. Sinyalnya enggak ada. Kalau Yahya dan Abidin menelepon bagaimana?"

"Mereka kan laki-laki, sudah besar pula, biarlah mereka di sana mandiri."

"Ish, Mas emang enggak kangen sama anak sendiri."

"Ya kangen. Tapi cara mengekspresikan kangen kamu sama Mas kan beda."

"Oia, Mas. Sebenarnya, sebelum Yahya dan Abidin ke Mesir, ada yang Yahya bisikkan ke aku sebelum mereka berangkat."

"Bisik-bisik apa?"

"Katanya, kalau dia pulang ke Indonesia bulan besok, dia mau melamar seseorang. Gimana dong, Mas ...."

"Gimana apanya? Ya bagus dong. Berarti anak kita sudah dewasa untuk membina rumah tangga."

"Tapi, siapa ya yang mau dia lamar."

"Paling Khadijah."

"Khadijah anaknya Ustaz Badrul?"

"Iya. Siapa lagi. Pas Khadijah pergi dari pesantren kan, Yahya menitipkan sesuatu ke Khadijah kan."

"Iya sih. Oh iya, Abi mana ya, Mas?"

"Kyai? Tuh lagi mengobrol sama kakek di kolam ikan."

***

Yahya dan Abidin sedang menaiki kereta. Walau negara sekelas Mesir, tapi ada saja perempuan yang tidak berhijab. Mereka berdiri di dekat pintu. Hingga mereka pun tersentak setelah seorang perempuan berteriak "copet" di tengah kereta.

Yahya dan Abidin menyapu pandangannya. Entah di gerbong mana, tapi mereka yakin tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Belum mereka bergerak, seorang pemuda dengan pakaian serba hitam berlari cepat mengarah ke Yahya dan Abidin.

JATUHNYA CATATAN MALAIKAT RAKIB (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang