23. Kabar Buruk

432 39 61
                                    


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Gus Ikhwan PO in syaa Allah tanggal 8-18 Juli 😍😍😍

Langsung aja.

Sorry for typo

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca. Biar aku sekalian revisi ahaha.

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangis Sahara begitu menyakitkan ditelinga Zafran. Meskipun mereka bukan saudra kandung, Zafran sama sekali tidak membedakan anatara Nia ataupun Sahara. Ia benar-benar menyayangi keduanya sebagai adik perempuannya.

Zafran membiarkan sangat adik menumpahkan tangis dihadapannya, tangannya sejak tadi tidak berhenti untuk mengelus pelan kepala Sahara.

Setelah gadis itu sedikit lebih tenang, barulah Zafran berani bertanya tentang apa penyebab Sahara menangis sampai seperti ini?

"Kamu kenapa, Ra?" tanya Zafran lembut.

"Apa yang membuat kamu sampai seperti ini?"

Sahara kembali meneteskan air mata saat mendengar pertanyaan itu, persis seperti kalimat yang diutarakan Zeidan biasanya.

Melihat sang adik kembali menangis, Zafran hanya mampu menghela nafas pelan. "Apa kamu berantem sama Aldan?" tanya Zafran tepat sasaran.

Ia sebenarnya tahu Sahara dan Zeidan sedang tidak baik-baik saja, dimulai dari Zeidan yang tidur di ruang tamu, dan akhirnya pemuda itu pulang kerumah ayahnya tanpa Sahara. Mustahil jika Sahara ingin berlama-lama disini, karena Zafran sendiri tahu betul bahwa ibunya dan juga Nia tidak berhubungan baik dengan Sahara.

"Dia gak cinta sama aku, Bang," kata Sahara melirih. Rasanya benar-benar sakit jika dirinya kembali mengingat kenyataan yang keluar dari mulut Zeidan tadi malam.

Zafran menyerngit heran mendengarnya, "gak cinta gimana?" tanya Zafran bingung, melihat banyak sekali usaha dan pejuang Zeidan untuk menikahi Sahara, membuat Zafran semakin tak paham akan maksud adiknya itu.

"Dia ..., dia masih cinta sama masa lalunya! Aletta!"

Tangisan Sahara kembali terdengar hingga menyayat hati Zafran. Pemuda itu terdiam sebentar, merasa sangat tidak asing dengan topik ini, atau jangan-jangan?

"Kamu denger percakapan abang Aldan tadi malam?" tanya Zafran. Melihat tidak ada jawaban dari Sahara membuat Zafran semakin yakin jika tebakannya benar.

Zafran terkekeh kecil menatap wajah sembab Sahara, tak lama tawanya pecah begitu saja.

"Kenapa ketawa? Ih! Nyebelin banget!" Seru Sahara dengan suara bergetar, tangannya terulur memukul lengan sang abang dengan pelan.

Al Zeidan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang