Author pov."Aku gugup sekali Rosé, coba pegang tanganku" Lisa terlihat sangat gugup, dari tadi menghela nafas panjang sambil sesekali meremas tangannya.
"Dingin sekali" kata Rosé setelah memegang tangan Lisa.
"Aku ingin buang air kecil, rasanya sangat mendebarkan Rosé" bisik Lisa.
"Tahan, sebentar lagi Jennie menaiki altar" kata Rosé.
Lisa meringis mengigit bibir bawahnya.
"Huh.. semoga aku kuat" gumam Lisa.
Hari ini adalah hari pernikahan Lisa dan Jennie, keduanya menikah secara private yang hanya dihadiri keluarga dan orang-orang tertentu.
Rosé menepuk pundak Lisa lalu membisikan sesuatu.
"Dia datang" setelah itu Rosé turun dari altar.
Suara biola langsung terdengar begitu Jennie berjalan dengan anggun bersama Appa Kim di sampingnya.
Lisa menegang, badannya otomatis berbalik ke belakang melihat sang pujaan hati.
Deg
Deg
Deg
Jantung Lisa berdetak lebih kencang, dia mengigit bibir dalamnya dengan mata berkaca-kaca.
Semakin dekat Lisa tidak kuasa menahan air matanya yang mendesak keluar.
Melihat Lisa menitikkan air mata Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.
"Lisa, Appa titipkan anak satu-satunya Appa padamu. Tolong bahagiakan Jennie dan jangan pernah sekalipun kamu berniat untuk menyakitinya" Appa Kim menyerahkan tangan putrinya pada Lisa.
Lisa menggenggam lembut tangan Jennie kemudian mengecup punggung tangannya.
"Aku akan membuktikannya Appa, aku akan membahagiakan putrimu" tulus Lisa.
Appa Kim tersenyum menepuk-nepuk pundak Lisa, setelah itu turun dari altar menghampiri istri dan besannya.
"Kamu menangis, aku jadi ingin menangis sayang" bisik Jennie mempoutkan bibirnya.
Lisa terkekeh dan menggeleng.
"Aku terharu baby, terimakasih karena sudah mau menikah denganku" Lisa mengecup singkat kening Jennie.
"Aku juga berterimakasih karena sudah mau menikahi ku" senyum tulus Jennie.
Lisa tersenyum mencolek hidung Jennie.
"Ekhm saudara Lisa dan saudara Jennie, bolehkah kita memulai acaranya?" Ucap pendeta.
Lisa dan Jennie sama-sama tertawa kemudian mengangguk dan menghadap pendeta.
Di mulai dari pendeta kemudian Lisa dan Jennie mulai mengucapakan janji suci dengan lancar tanpa ada hambatan.
"Sekarang kalian berdua sudah resmi menjadi sepasang istri, kalian boleh berciuman" kata pendeta.
Lisa menangkup wajah mungil Jennie yang kini sudah berstatus menjadi istrinya, sedangkan Jennie langsung mengalungkan lengannya di leher Lisa.
Lisa tidak langsung mencium Jennie, dia ingin mengajaknya berbicara sebentar.
"Kamu cantik sekali istriku" puji Lisa mengelus sayang pipi Jennie.
Jennie tersipu dengan panggilan baru Lisa.
"Kamu juga sangat menawan sayangku" balas Jennie.
Lisa tersenyum menyatukan kening mereka.
"Can i kiss you, wife?" Goda Lisa membuat pipi Jennie memerah.
"I'm yours honey" Jennie mengedipkan mata lalu mengigit bibir bawahnya dengan menggoda.
"Sexy" Lisa menjilat bibirnya.
"Terimakasih telah mewujudkan mimpiku untuk menikah denganmu sayang, aku bahagia sekali" tiba-tiba Jennie merasa emosional dengan matanya berkaca-kaca.
"Aku juga bahagia mempunyai istri yang cantik di atas altar. Kamu ratuku" Lisa tersenyum menggesekkan hidung mereka.
Air mata Jennie luruh.
"Hiks aku sangat mencintaimu"
"Aku lebih mencintaimu. Ssh jangan menangis ini hari bahagia kita baby" Lisa menghapus air mata Jennie.
Jennie mengangguk menghentikan tangisnya.
"Aku akan mencium mu sampai kamu kehabisan nafas lalu pingsan" kata Lisa.
"Aku menunggu itu sayang" tantang Jennie.
"Kamu memang istri yang nakal"
"Hanya untukmu, Daddy" bisik Jennie.
"Fuck!" Umpat Lisa dalam hati.
"I love you wife" ungkap Lisa.
"I love you more, honey" balas Jennie.
Chup
Lisa langsung mencium bibir Jennie, dia sudah tidak sabar ingin membuat istrinya itu kewalahan.
•••
11/05/24
BONUS 1.
Vote komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
nona bos [Jenlisa]√
Fanfictionstart : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.