.
.
.Setelah perundingan yang entah berapa kali dilakukan, akhirnya Oliver dan Hera; orang tua Lucas, berhasil membujuk Claude untuk bertemu dan berdiskusi lebih lanjut mengenai kecelakaan yang terjadi pada anak mereka. Sungguh sulit membujuk pria itu, pria yang bahkan tidak pernah menyentuh sehelai rambut pun putrinya.
"Kami sudah memikirkan matang-matang, tapi sepertinya Athanasia tidak bisa aborsi."
Pelaksanaan aborsi sedikit sulit dilakukan di Obelia. Mereka harus ada pengajuan legal dan rumit, tapi situasi Lucas dan Athanasia menjebak. Pihak hukum hanya akan menggelengkan kepalanya mengetahui pihak yang akan aborsi adalah perempuan berusia 17 tahun; usia yang mendekati usia untuk menikah, apalagi mereka sudah lulus sekolah walau hanya beberapa minggu lalu. Di saat izin sudah didapatkan, janinnya sudah akan tumbuh terlalu besar.
Banyak faktor lainnya yang alhasil membuat mereka membuat keputusan ini.
"Kami hanya bisa memberikan satu pilihan, dan kami sudah memberi kalian kemudahan sebaik mungkin."
"Pertama, kalian akan tetap melanjutkan pendidikan. Biaya kuliah akan tetap menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua. Athanasia boleh memulai kuliah setelah anak itu lahir atau kapanpun, terserah padamu."
Karena pada akhirnya, mereka harus menerima fakta bahwa semua yang terjadi difaktori oleh cara didik mereka sebagai orang tua. Oliver dan Hera yang terlalu sibuk dengan pertengkaran mereka tanpa sadar membuat rumah menjadi neraka bagi Lucas, mau pun Claude yang tak pernah memberi kasih sayang yang layak hingga membuat putrinya merasa butuh mendapatkan hal itu dari orang lain.
Satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah memenuhi tugas mereka sebagai orang tua; menyediakan kebutuhan dasar sebisa mungkin.
"Kedua, tempat tinggal juga akan kami fasilitasi. Apartemen yang bisa kalian tinggali berdua. Kalian tidak akan tinggal dengan kami lagi. Apapun yang terjadi, tidak ada yang boleh kembali ke rumah orang tua masing-masing, selesaikanlah sendiri masalah kalian."
Mendengar itu, Lucas akhirnya bisa bernafas sedikit lebih lega, setidaknya ia masih punya tempat tinggal dan biaya pendidikan mereka berdua pun disokong.
Untuk masalah bayinya...pasti mereka akan dibimbing, kan? Toh, cucu mereka juga. Dilihat dari pola pikir orang tua Lucas, remaja itu menduga mereka tidak akan tega membiarkan mereka begitu saja.
"Ketiga. Kami tidak akan ada sangkut pautnya dengan anak kalian. Entah biaya imunisasi, biaya melahirkan, popok, susu, apa pun yang dibutuhkan anak itu, kalian yang urus. Kalian yang melakukan, maka kalian lah yang akan bertanggung jawab."
"Kami akan sedikit membantu dengan uang saku, tapi hanya sampai di situ. Kalian sudah cukup umur untuk membuat bayi, bukankah itu berarti kalian sudah sanggup menghasilkan uang sendiri? Kami sudah melakukan tugas kami sebagai orang tua, kalian juga harus begitu."
"Ke empat, kalian akan menikah setelah anak itu lahir, secepat mungkin, di atas kertas. Jika kalian ingin pesta yang mewah, kalian bisa gunakan uang sendiri, kami tidak akan membantu sepeserpun."
Tapi mereka bertiga; Oliver, Hera dan Claude, juga ingin memberi pelajaran pada pasangan remaja ini. Tentu mereka ingin membantu, tapi bukan berarti mereka berdua bisa lepas tanggung jawab.
Sepasang remaja yang tumbuh dikelilingi harta tanpa kekurangan sedikit pun, kini harus memulai semuanya dari bawah. Mungkin tidak akan jadi seperti ini jika saja mereka tidak macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [WMMAP]
Fanfiction"Sleep with me, the world is yours," ▪︎ warning! mature content [some short story of wmmap]