17

1.4K 85 7
                                    

"g-gem..." lirih Fourth ketika Gemini menautkan bibirnya kemudian dia refleks menutup mata dan sangat menikmatinya.

Keadaan rumah yang sepi membuat mereka memiliki kebebasan untuk melakukan hal tersebut.

"ai Fourth!" teriak Satang yang kaget dengan pemandangan siang hari di rumah Fourth.

Dia memasuki rumah temannya yang terbuka itu namun suguhan matanya cukup membuat dia terlonjak kaget.

Gemini dan Fourth yang tengah berciuman mesra di atas sofa dengan pintu rumah yang terbuka membuat siapapun yang memasuki rumahnya pasti akan kaget melihat pemandangan tersebut.

Fourth dan Gemini langsung melepaskan ciumannya ketika teriakan Satang membuat aktifitas itu terhenti.

"orang gila mana yang ciuman di siang hari bolong gini dan pintu rumahnya kebuka?" lanjut Satang berjalan mendekat dan duduk tepat di depan Fourth dan Gemini yang memasang wajah malu karena terciduk.

"ng-ngapain lo kesini? bukannya tadi lo sama marc?" tanya Fourth.

Setelah 3 bulan lebih dari kejadian yang terjadi antara Winny dan Satang, kini pria itu mulai menjalani kehidupannya dengan normal dan berusaha untuk sama sekali tidak memikirkan Winny yang sudah hilang entah kemana.

Dia bangkit dari penderitaannya karena kepergian Winny, dengan bantuan dari Fourth, Gemini dan.... Marc.

Pria itu masih berusaha untuk mendekatinya, namun Satang berterus-terang kepada Marc bahwa dia tidak bisa semudah itu dan berharap agar Marc mengerti akan keadaannya.

Winny.
Pria itu menghilang entah kemana, bahkan Fourth dan Gemini pun tidak tau kabarnya karena terakhir mereka bertemu tiga bulan yang lalu dengan kondisi Winny yang masih menjalani proses penyembuhan.

Sampai saat ini, keduanya masih merahasiakan apa yang terjadi kepada Winny. Mereka sudah sejauh ini membantu Satang bangkit dari keterpurukannya dan tidak ingin melihat Satang harus menangisi pria yang menghilang begitu saja.

Sebenarnya dengan hilangnya Winny membuat Gemini dan Fourth meragukan cinta Winny kepada Satang sehingga mereka membiarkan Marc mendekati dan menjaga Satang.

"nih tugas lo ketinggalan makanya gw mampir dulu kesini" ujar Satang menyimpan beberapa lembaran kertas di atas meja.

"gw duluan ya, Marc nunggu gw di depan" lanjutnya kemudian beranjak pergi dari rumah Fourth.

"oh iya iya, thanks bro hati-hati" teriak Fourth melihat kepergian Satang dari rumahnya.

"ayo kita lanjut di kamar" ujar Gemini kemudian menggendong tubuh Fourth menaiki anak tangga.

"gem gak mau, jangan sekarang" Fourth mengayunkan kakinya dan memukul dada bidang Gemini agar segera menurunkannya namun sial tangan Gemini sangat kuat dan berhasil membawanya masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dengan mudah.

"udah?" tanya Marc setelah Satang memasuki mobilnya kemudian satang mengangguk sambil tersenyum.

"seat belt nya dipake satang, kebiasaan" lanjutnya sambil memakaikan seat belt kepada Satang yang hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"kalo gini kan aman" ucap Marc menepuk pelan kepala satang kemudian melajukan mobilnya.

"marc" panggil Satang ketika pria itu melihat penjual es krim di pinggir jalan kemudian Marc menoleh sekilas ke arah Satang yang memanggilnya.

"kenapa? lapar?" tanya Marc namun satang menggelengkan kepalanya.

"aku mau es krim yang tadi" ucap Satang menunjuk ke belakang dengan maksud bahwa penjual es krim itu sudah mereka lewati.

"boleh"

Marc langsung putar balik menuju penjual es krim pinggir jalan yang Satang maksud membuat pria itu kegirangan.

"kamu mau?" tanya Satang namun Marc menggelengkan kepalanya.

Satang masuk kembali ke dalam mobil dengan kedua tangannya yang memegang dua es krim. Dia menunggu Marc yang tengah menunggu kembalian kemudian langsung masuk kembali ke dalam mobil.

Marc menghela nafasnya ketika melihat pria manis di sampingnya memakan es krim dengan wajah yang terlihat bahagia. Dia langsung memakaikan seat belt untuk Satang dan melajukan mobilnya kembali, mengantarkan Satang ke rumahnya.

Rasanya bahagia bisa sedekat ini dengan pria yang sampai saat ini ia cintai, semakin hari perasaannya semakin bertambah membuat dia tak ingin kehilangan satang.

Satang mengetahui perasaannya namun Marc harus mengerti keadaannya. Memang rumit namun Marc tidak bisa memaksa Satang untuk bersamanya karena cinta bukan tentang memiliki namun cinta itu adalah tentang bagaimana caranya mengikhlaskan.

Bagaimanapun perasaan Satang terhadap dirinya, dia akan selalu menerimanya. Terlebih lagi dengan seperti ini saja menurutnya sudah lebih dari cukup. Melihat pria yang waktu itu mengurung diri, menangis dan menatap dengan tatapan kosong namun hari ini dia bisa melihatnya tersenyum bahagia dan Marc berjanji untuk tidak pernah menghapus senyuman manis di wajah Satang.

Dia akan selalu membahagiakannya walaupun hati satang bukan untuk Marc namun cintanya kepada Satang tidak pernah main-main.

Marc menepikan mobilnya ketika sudah sampai di depan rumah Satang, dia melihat pria itu yang sudah menghabiskan dua es krim nya namun tangan dan bibirnya sangat kotor. Hal itu tidak sama sekali membuat Marc jijik justru dia tersenyum melihat Satang yang sangat manis dengan lidah yang tengah membersihkan bibirnya.

Satang menoleh melihat Marc yang tersenyum ke arahnya, Marc mengambil tisu yang ada di dalam mobilnya kemudian menarik satu persatu tangan Satang dan membersihkan noda es krim yang mengotori tangannya.

"maaf" ucap Marc kemudian dia membersihkan sudut bibir satang dari noda es krim yang masih tersisa disana.

Satang tersenyum ketika Marc membersihkan bibirnya, wajah mereka sangatlah dekat membuat Marc tidak bisa mengendalikan dirinya ketika berada di posisi seperti ini. Satang yang sadar langsung membuka seat beltnya dan Marc menjauhkan tubuhnya.

"m-maaf" ucap Marc menatap lurus ke depan.

"terimakasih tumpangannya marc" ujar Satang kemudian membuka pintu mobilnya.

cup

Kecupan manis Satang mendarat dengan lembut di pipinya, tangannya refleks menarik pergelangan lengan Satang sehingga pria itu tidak jadi keluar dari mobil dan menutup kembali pintunya.

Marc menarik kerah baju Satang dan berhasil mencium bibir lembut yang sedari dulu ia inginkan. Satang yang refleks menutup mata pun menikmati lumatan lembut Marc di bibirnya kemudian melingkarkan tangan di leher pria itu.

"Marc bantu aku tutup luka yang menyakitkan itu dan ayo buka lembaran baru dengan kisah yang indah bersamaku"

Ucapan satang setelah melepaskan ciuman mereka membuat Marc tidak bisa berkata-kata, senyuman itu terukir jelas di wajahnya sambil menatap Satang yang juga tengah menatapnya.

Mungkin memang sudah waktunya dia membuka hatinya untuk orang baru, tujuannya bukan untuk melupakan orang lama tapi dia tidak ingin terus berlarut dalam cinta yang tak tau kemana perginya.

Mungkin rasa cintanya kepada Marc belum bisa mengalahkan perasaannya kepada Winny, namun seiring berjalannya waktu pasti dia bisa menerima cinta Marc yang tulus untuknya.

Perlakuan Marc mungkin selalu mengingatkan dia akan Winny yang sudah lama menghilang itu, namun dia sadar bahwa orang yang mencintainya seharusnya tidak meninggalkannya.

Dia pikir Winny adalah cinta terakhirnya tetapi nyatanya sebaik apapun pria memperlakukan dia, tapi tetap saja pada akhirnya dia yang selalu ditinggalkan.

Perasaan cintanya kepada Winny lambat laun berubah menjadi benci, dia benci pria yang tidak menepati semua janjinya.  Semua hal yang dia dapat dari Winny sepertinya hanya omong kosong belaka.

•~•

My possessive boyfriend | WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang