Dream Trial: Switch

4 0 0
                                    

Sepulang dari acara radio, para member kembali ke dorm mereka masing-masing, begitu pula dengan Haechan dan Mark yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju dorm 127.

Selama diperjalanan keduanya sibuk dengan dunia mereka sendiri, yang satu menatap jalanan yang satunya mendengarkan musik. Sesekali Haechan mengganggu kakaknya yang sedang memandangi langit jingga di luar sana dengan banyak hal, seperti menjulurkan tangannya ke depan wajah Mark dan juga tiba-tiba melakukan high note senada dengan musik yang sedang ia dengarkan. Mark yang diisengi hanya bisa menghela napas, tapi tak jarang pula ia menanggapi adiknya dengan tatapan sinis, dalam konteks bercanda pastinya.

"Neol gidaryoseo~! Nwoa--," lantunan high note Haechan dihentikan seketika karena mulutnya ditutupi tangan Mark, karena adegan tidak jelas kakaknya ini Haechan melirik sinis Mark yang duduk disampingnya.

That would be the last time he's hitting high note that day.

"Berisik, capek gue dengernya. Gak dipanggung, di tempat latihan, di mobil, kerjaan lu teriak-teriak," ucap Mark menarik kembali tangannya untuk ia pangku, sedangkan Haechan masih belum selesai dengan lirikan tajamnya.

"Well, I'm called a singer for a reason, Mwal," jawabnya dengan Bahasa Inggris seadanya. Dari air mukanya terlihat sekali ia kesal dan memang iseng ingin membuat lelaki disebelahnya ikut kesal juga. Apalah hidupnya tanpa keributan?

"Ya, tapi tau tempat juga. Mending lu tidur," saran Mark yang ditepis oleh Haechan.

"Bentar lagi sampe, nanggung," jawab Haechan langsung menyamankan duduknya. Ia menurunkan sandarannya dan ikut menatap langit jingga yang sekarang mulai mendapatkan warna biru keungu-unguan di luar jendela, AirPodsnya melantunkan lagu Love Song yang merupakan lagu yang ia sukai di album favoritnya.

Mark di sampingnya hanya bisa menghela napas, sama sekali tidak paham dengan kemauan Haechan. Namun, ia tak ambil pusing, ia kembali melakukan hal yang sedari tadi ia lakukan dan dengan cepat kembali larut ke pemandangan kota Seoul di sore hari.

15 menit berselang hingga akhirnya mereka sampai di pelataran dorm 127. Sebelum kedua pemuda tersebut naik, mereka terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada manager mereka. Keduanya menghela napas saat mobil van mereka keluar dari parkiran dorm.

"Lu capek gak sih, hyung?" Tanya Haechan sembari melangkahkan kakinya menuju lift yang ada di lobi, yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya seperti sudah tak sanggup menjawab.

"Rasanya kayak setiap hari gue disuguhkan sama unskippable daily mission," jawabnya sambil mengacak rambutnya.

Haechan hanya tertawa kecil mendengarnya, kakaknya ini memang sepertinya lebih sibuk dibandingkan dirinya. Ia yang hanya berada di 2 unit NCT saja setiap selesai jadwal rasanya seperti ingin mencopot kaki serta tangannya untuk diletakkan di lain tempat agar bisa istirahat dengan baik dan benar. Apalagi Mark yang berada disebelahnya yang bergabung kedalam 2 unit dan 1 grup tambahan? Pasti ia sangat menghargai waktu sesebentar apapun untuk beristirahat.

'Ting

Bel tersebut menandakan kalau lift sudah berada di lantai yang sedang mereka pijak, dan memang tidak berapa lama pintu terbuka menampilkan isi kosong dari lift tersebut. Baik Mark maupun Haechan langsung mengangkat kaki mereka untuk masuk ke dalam lift, kepalang lelah padahal jadwal hari ini hanya recording dance practice lagu terbaru mereka, Hello Future, dan acara radio.

Haechan langsung bersandar di pojokan sedangkan Mark standby di dekat tombol-tombol lantai yang terdapat di dalam lift. Kepalanya ia sandarkan di dinding lift sambil memejamkan matanya sebentar untuk mencuri waktu istirahat walaupun gagal, but at least an attempt was made to rest. Sedangkan Haechan dibelakang hanya sibuk melihat display nomor di dalam lift yang menandakan berada di lantai berapa lift saat ini.

Dream Trial: SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang