C&P 1: PERBEDAAN

1.1K 28 0
                                    

Dering bel sekolah berbunyi, bunyinya hampir memenuhi seluruh lorong di sekolah itu. Sorak gembira dari para murid terdengar di masing-masing kelas. Jam pulang adalah yang ditunggu-tunggu oleh mereka semua, berbondong-bondong dari mereka menyalami guru yang mengajar setelah itu berlari keluar kelas.

Namun, bagi mereka yang masih mempunyai kewajiban untuk membersihkan kelas, mengharuskan untuk menunda jam pulang mereka sebelum kelas bersih dan rapi. Dan, ada juga yang meneriaki nama teman sekelasnya karena belum membayar iuran kelas.

"ZEEYA, BAYAR UANG KAS LO!! UDAH NUNGGAK SEBULAN NIH!!" teriak seorang siswi yang berlari mengitari kelasnya untuk mengejar manusia yang selalu menghindarinya.

"apa sih, Lulu, gue mau pulang ngapain lo ngejar-ngejar gue!" ucapnya yang masih terus berlari menghindari amukan dari bendahara kelas itu.

"BAYAR UANG KAS DULU, BARU LO BOLEH PULANG," Lulu kembali berteriak pada temannya itu.

Tapi, Zeeya tidak mau berhenti dari aksi kejar-kejaran itu, kakinya dengan lincah menaiki meja dan menyerakkan kembali sampah yang sudah disapu oleh temannya yang piket.

"ZEEYA!! LO NAKAL BANGET SIH, LIHAT KELAKUAN LO, SAMPAHNYA BERSERAKAN LAGI 'KAN!" mendengar namanya terus menerus disalahkan, membuat dirinya kembali tertawa.

Aneh, memang.

"Maaf, maaf, tinggal di sapu lagi susah banget," balasnya yang tak peduli dengan tatapan mematikan dari temannya untuk dirinya.

Mata cantik itu menatap kearah luar jendela, di sana sudah berdiri dua perempuan cantik yang menampilkan senyuman untuknya. Zeeya membalas senyuman itu, kemudian mengangkat tangannya untuk menyuruh mereka menunggu sebentar.

"LULU, GUE BAYAR KAS BESOK AJA DEH. GUE MAU PULANG DULU, BABAY LULU," Zeeya berlari dengan cepat menuju pintu, dan menarik tangan kedua temannya untuk ikut berlari bersamanya.

Perlahan lari mereka menjadi langkah pelan yang dapat diseimbangi satu sama lain. Gandengan tangan ketiganya juga tak pernah lepas sampai di depan gerbang sekolah. Sampai dimana, salah satu dari mereka dijemput oleh supirnya. Membuat ketiganya harus berpisah dan akan bertemu lagi pada esok hari.

"Dadah Meira, dadah Adel," Zeeya menutup pertemuan itu dengan lambaian tangan dan senyum manis yang ia miliki.

Keduanya menatap lekat mobil yang mulai menjauh dari pandangan mereka. Keduanya kemudian mulai bertatapan setelahnya tertawa sebentar.

"Mau pulang bareng naik bus?" tawar Adel pada gadis disampingnya ini. "Pulang bareng sambil jalan kaki juga boleh, asal sama kamu," Meira tersenyum.

"Bisa aja kamu, Ra," setelah berucap seperti itu, tangannya langsung di tarik oleh sang empu dan pergi meninggalkan sekolah ini.

Tanpa disadari, seorang gadis menatap mereka dari jauh. Hanya menatap. Tanpa ada niat ingin bergabung.

Perlahan sudut bibirnya terangkat memberikan senyum hampa yang tidak pernah ia perlihatkan pada orang lain. Tangannya meremas kuat almamater yang ia pegang, menyalurkan rasa kecewanya lewat almamater itu.

"Sampai kapan kamu benci sama aku, kak?" lirihnya dengan pelan. "A-aku kangen pulang bareng kamu. Aku kangen."

Malam yang seharusnya ditaburi oleh bintang-bintang di langit serta bulan yang harusnya ikut andil dalam keindahan alam semesta itu seakan sirna dalam sekejap. Sepertinya langit sedang tak bersahabat oleh manusia. Bulan yang harusnya muncul menerangi langit malam, kini harus digantikan begitu saja oleh awan yang gelap. Tampaknya, malam ini manusia akan kembali diselimuti oleh kedinginan yang terus menusuk hingga ke tulang-tulang.

Cinta & Perbedaan [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang