"Kenapa harus malam-malam begini sih, Kaa-san?" tanya Mayu cemberut, niatnya mau galau dikamar malah disuruh menemani sang ibu ke mall.
"Maaf Mayu, Kaa-san lupa. Lagipula antingmu belum ganti kan? Kita sekalian mencari anting untukmu," ucap Sakura
"Yaudah Mayu tunggu di luar ya," Mayu pun menunggu di pinggir tembok pembatas pagar, ia berjalan pelan kearah pohon besar rumahnya.
"Pohonnya kok belum di tebang ya? Nanti kalau ambruk pasti kena genteng rumah. Terus nanti Otou-sama marah-marah," ucap Mayu, ia melihat kebawah saat kakinya menginjak sesuatu.
"Bunga matahari? Kok bisa ada dibawah pohon? Gak mungkin kalo pohonnya habis melahirkan," ucap Mayu memperhatikan bunga matahari yang sudah sedikit layu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cantik banget bunganya kalau masih segar. Buang dimana ya?" Mayu melihat tempat sampah didepan rumahnya, saat ia akan membuangnya sepucuk surat jatuh dari selipan bunga.
"Tegami?" Mayu membuka isi surat itu,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggap aja surat ya, trs ada namanya Karma)
"... Akabane Karma? Jadi ini bunga dari Karma? Kok bisa ada dibawah pohon?" Mayu pun memasuki pos satpam rumahnya dan bertanya.
"Pak, Karma kapan kesini nya?" tanya Mayu
"Karma? Oh teman Non yang rambutnya warna merah ya? Kayaknya dua minggu yang lalu deh," jawabnya
"Dua minggu yang lalu? Berarti ---,"
"Mayu, ayo kita pergi nanti keburu malam," ucap Sakura dari dalam mobil
"Iya Kaa-san,"
"Pak, titip disini ya! Nanti Mayu ambil kalo udah pulang," Mayu menitipkan buket bunga matahari layu di pos satpam dan segera masuk mobil.
"Tapi kenapa Karma ga pernah bilang?" batin Mayu
🐙
"Gimana ya, Bitch-sensei pasti pernah dapat hadiah macam-macam kan?" ucap Sugino
