Langit semakin menggelap dan kini Melisa masih setia menanti di dalam ruang latihan Dreamies. Tapi tanpa diketahui siapa pun, gadis itu menyempatkan diri untuk pulang terlebih dahulu sore tadi, untuk membersihkan tubuhnya dan juga mengganti pakaiannya.
Pada pukul enam sore, saat istirahat untuk melaksanakan makan malam, tujuh pemuda tampan lagi keren itu makan bersama sang manager dengan tagihan yang tentunya dibebamkan pada Melisa, untuk kesekian kalinya.
"Noona, kau tadi benar-benar hanya mengamati kami di ruang latihan?" tanya Chenle sebagai pengusung ide menahan Melisa.
Melisa menggeleng lantas menjawab, "Tentu tidak."
"Benarkah? Wah, saking fokusnya aku, aku sampai tak menyadari kepergian Melisa," kata Jeno kemudian menyuapkan kembali makanannya.
"Saking tidak sadarnya kalian, mungkin kalian tidak menyadari juga bahwa aku sudah berganti pakaian. Benar, kan?" tanya Melisa sambil terkekeh yang membuat semua orang kecuali Mark menghadap ke arahnya.
Iya, kecuali Mark. 😀
"Wah, benar! Tapi sejujurnya ini hanya warnanya yang berubah, pantas saja aku tak begitu menyadarinya," jawab Jisung antusias.
"Iya, mau bagaimana lagi. Tak mungkin aku menggunakan pakaian kasual di jam kerja seperti sekarang ini."
"Yang aku lihat beberapa hari lalu bagaimana, Noona?" tanya Chenle dengan senyuman jahilnya.
Tak ingin kalah dari senyuman jahil Chenle, Melisa turut menatap pemuda itu dengan tatapan serta senyuman jahilnya lantas berkata, "Kan itu bukan jam kerjaku."
"Aigoo." Jaemin yang mengatakan ini.
"Hei, kalian! Ayo berdebat! Masa di saat makan bersama begini kalian tidak ingin berdebat?" tanya Haechan yang sepertinya tidak menyukai kedamaian antara Melisa dan Jaemin
"Tidak, kau saja yang berdebat dengam Renjun. Aku sedang malas," jawab Melisa yang disetujui Jaemin.
"Untuk apa aku dan Renjun harus berdebat?" tanya Haechan sambil memgambil sepotong daging ayam dari mangkuk Renjun dengan senyum penuh dosanya.
"Hei, Haechan! Tolonglah, aku sedang lelah untuk berdebat denganmu!" pekik Renjun saat melihat pemuda beremotikon beruang itu mengunyah potongan ayam rebusnya.
"Aku tidak mengajak kita untuk berdebat, tuh?"
Renjun memejamkan matanya sambil menahan emosi. Setelahnya ia pun tersenyum dengan penuh rasa keterpaksaan masih dengan menutup matanya. Tak lama ia pun membuka mata, menyodorkan mangkuknua pada Haechan dan berkata,
"Kau ambil saja ini semua, ambil saja. Ambil. Aku tak lagi nafsu untuk memakannya."
***
Yah, detik berganti menjadi menit, menit berganti menjadi jam, siang hari pun kini sudah berganti menjadi malam. Meski sering kabur, Melisa tetap menepati janjinya pada member Dreamies.
Saking niatnya ia menepati janji itu, kini gadis itu sudah tertidur dengan posisi duduk di sebuah sofa di sisi kanan ruang latihan. Gadis itu melipat kedua tangannya di dada, menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa dan menundukkan kepalanya.
Jika kalian membayangkan wajah Melisa ketika tidur itu meng-aib, silakan. Kalau kalian berpikir Melisa tetap slay dan anggunly saat tidur boleh juga. Cuman, author sebagai bestie yang baik terhadap Melisa, gadis itu tertidur dengan wajah yang masih wajar kok, ga ngaib.
Gadis itu kadang tersadar lantaran kepalanya yang oleng ke kanan, namun setelahnya kembali melanjutkan tidurnya. Kemudian tersadar lagi karena kepala yang oleh ke kiri, kemudian lanjut tertidur lagi. Kalau di daera Author namanya terakuk-akuk, di kalian apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Weeks | NCT Dream ft. WayV
Fanfiction"Gabutnya orang kaya mah beda, yak?" "Au tuh, uang udah bejibun gitu malah pengen cari kerjaan, mana pas liburan lagi." "Gue gabut, ga ada hubungannya kaya atau engga sama gabut." Pernah ngga sih kalian gabut ketika libur semester, tapi malah melama...