Memang ada orang yang benar-benar peduli?
-felicia.
***
015. Danadyaksa
"Ya ampun, akhirnya selesai juga!" pekik Ariza seraya menyandarkan punggungnya ke sofa, disusul Liora yang juga tampak lelah.
Adit pun tampak menumpuk kertas-kertas HVS berisi makalah mereka, lalu memasukkannya ke dalam plastik bening. Setelahnya, ikut meluruskan badan di sofa, sementara Bagas dan Feli masih mengerjakan power point yang hampir jadi.
"Ini pindahin ke situ aja, kepanjangan tulisannya, gak muat gambarnya," ucap Bagas menunjuk tulisan yang sedang Feli copy.
Feli mengikuti saran dari Bagas, kemudian lelaki itu kembali membacakan teks yang perlu Feli isi ke gambar selanjutnya. Selagi Feli menulis, Bagas menatap ketiga temannya yang tampak lelah.
"Mau makan dulu? Udah jam lima juga," ucap Bagas menawarkan.
Ariza langsung bangkit saat mendengar ucapan Bagas. "Boleh, Gas. Gue pengen mi rebus pake baso, telor, sosis, crab stick, jamur eno-"
"Lo mau gue kena omel sama Mama?!" potong Bagas dengan tatapan tajam.
"Gue yang makan, lo jangan. Please ...," balas Ariza dengan tatapan merayu.
"Gak," tolak Bagas dengan tegas.
Ariza cemberut, sedangkan Adit langsung menertawakannya sembari mencemili nastar. Liora sendiri terlihat bingung, dia lantas bertanya, "Lo gak boleh makan mie? Kenapa?"
"Bagas perutnya sensitif, gak boleh makan sembarangan," jawab Ariza seraya mencomot kacang almond di stoples.
Feli yang mendengar itu langsung tertegun, selama pacaran dengannya Bagas tak pernah pilih-pilih makanan. Malah Feli seringkali mengajaknya hunting jajanan pinggir jalan, tapi cowok itu baik-baik saja. Atau sebenarnya Bagas sakit, tapi tak memberitahunya?
"Feli!" seru Liora dan Ariza berbarengan.
"Huh? Iya, kenapa?" Feli menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tanya.
"Nah, lo laper ya, sampe gak fokus gitu," cetus Liora.
Feli langsung menggeleng. "Enggak, gue lagi mikirin presentasi nanti mau siapa yang ngomong," kilahnya.
"Kalau itu mah Adit," ucap Ariza seraya menunjuk lelaki yang tampak asik memakan nastar.
"Hah? Kok gue, nggak ah. Lo aja, Za! Lo kan OSIS," tolak Adit.
"Lah apa hubungannya?" balas Ariza, "Pokoknya besok lo yang ngomong di depan, lo kan cuma bantu nge-print doang tadi."
"Lho, Bagas cuma baca-baca doang tuh! Dia aja yang ngomong," ucap Adit masih kekeuh menolak.
"Bagas udah nyediain Wi-Fi, printer, kertas HVS dan lain-lain, masa dia juga yang ngomong," timpal Liora.
"Udah-udah, nanti gue yang ngomong," ucap Feli menengahi perdebatan mereka bertiga.
"Nah! Feli emang terbaik! Love you banyak-banyak, Fel," seru Adit seraya memberikan tatapan memuja, membuat Bagas langsung melempar bantal sofa ke wajahnya.
"Adoh!" pekik Adit, "Santai dong, Bagas! Kalem oke, kalem."
Bagas tak membalas, dia lantas melihat ke arah Ariza dan Liora. "Kalian mau makan apa? Nasi atau pasta?" tanyanya.
"Yang gampang dan cepet aja, Gas. Biar pulangnya gak kemaleman juga," jawab Liora yang kemudian diangguki oleh Ariza dan Adit.
"Oke." Bagas lalu menatap Feli yang sedang mengetikkan nama mereka berlima di slide terakhir. "Lo mau makan apa, Fel?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bagas: Ayo Balikan! 2023 ✓ | PROSES TERBIT
Novela Juvenil[PUBLISH SECARA LENGKAP UNTUK PEMBACA SETIA] ❝She fell first, but he fell harder.❞ Saat rumah bukan lagi tempat aman dan ternyaman, Felicia Clarabell menemukannya dalam diri Bagas Danadyaksa. WARNING! Terdapat adegan kekerasan juga bahasa kasar, har...