Nurse 35

491 49 12
                                    

Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
.




Kelopak mata itu mulai terbuka, mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan pandangannya yang buram. Netra kelam bak serigala itu bergulir kesana kemari untuk memastikan dimana tempat dia berada.

"Ck, gue nggak suka bau rumah sakit" celetuknya saat menyadari bahwa dirinya tengah terbaring di ruangan serba putih.

"Akh" ringisnya saat merasakan nyeri di bagian punggung nya ketika ia berusaha bangun dari tidurnya.

"Heh, lu mau ngapain sih" ujar seseorang yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi makanan, ia cepat meletakkan makanan itu di meja lantas segera membantu pria September itu untuk bangun dari tidurnya.

Ia menahan punggung pria September itu dengan membenahi bantal nya agar lumayan tinggi untuk menopang bahu dan kepalanya. Mata bak serigala itu menatap dalam raut wajah khawatir yang terpampang jelas di paras cantik pria manis yang berhadapan begitu dekat dengannya ini.

Kenapa gue baru sadar kalo dia tuh cantik, batinnya saat memandangi maha karya tuhan-nya ini.

"Gimana? udah enak belum posisinya?" Tanyanya setelah selesai membenahi duduknya pria Tan ini.

"Udah" jawabnya lembut yang membuat bilah bibir pria manis itu tertarik melengkung ke atas hingga membentuk kurva.

Grepp

Lelaki permana itu tersentak kaget saat pria April ini memeluknya tanpa aba-aba. "Syukurlah lu baik-baik aja, je. Gue nggak tau harus ngomong apa sama mama dan nenek kalo lu kenapa-kenapa. Makasih je makasih" ucapnya dengan memeluk erat leher kokoh Andra.

Andra tersenyum teduh saat mendapati ucapan pria yang memeluknya ini, ia balas memeluk punggung sempit yang bergetar seperti menahan tangis itu, ia tepuk dan elus punggung itu bermaksud untuk menenangkannya.

"Gue baik-baik aja, nggak usah khawatir, vis. Nangis aja, jangan di tahan" balasnya masih dengan menepuk dan mengelus punggung itu.

Tak lama isak tangis pun terdengar, punggung bergetar itu berganti dengan helaan nafas tenang. Si pria September itu menarik senyumnya masih dengan menepuk punggung sempit itu.

Hatinya berdebar kencang ketika pria April itu memeluknya seperti ini, ada rasa lega, bahkan sangat lega ketika melihat keadaan perawat neneknya ini baik-baik saja.

"Vis, gue laper" adunya ketika merasakan cacing di dalam perut nya telah meronta-ronta minta di isi. Hal itu membuat Havis tersadar dan segera melepaskan pelukannya.

"Gua bawa sup. Ini gua yang masak kok, gua tau lu nggak bakal mau makan makanan rumah sakit kan?"

"Hihi tau aja, lu" balasnya dengan menunjukkan cengiran khas-nya.

"Siapa yang bawa kita ke RS?" Tanyanya pada Havis yang sedang mengaduk sup nya agar sedikit hangat.

"Damar sama Darrel. Katanya mereka gak sengaja liat kita berdua yang pingsan di jalan dan kebetulan juga mereka baru pulang dari pasar malam itu jadi lewat jalan sana" jelas Havis yang di angguki oleh Andra.

Itu benar, saking sudah tak kuatnya untuk membawa tungkainya berlari, pria September itu pingsan tergeletak di jalanan dengan Havis yang panik dan juga bingung di jalan sepi sana.

Havis yang memang kondisinya lelah dan seluruh badannya sakit pun ikut pingsan disana karena pusing yang menyerangnya.

Bersyukur, karena kedua sejoli itulah yang menemukan nya. Jika saja bukan mereka dan malah orang-orang itu, pasti mereka tidak akan baik-baik saja sekarang.

Nurse/JeongHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang