Chapter 3

2 0 0
                                    

Hari ini Andri pergi ke salon hewan. Ia berencana untuk memandikan kucing miliknya, namun ia tidak berpengalaman memandikan kucing. Jadi ia membawanya saja ke salon hewan agar kucingnya bisa lebih bersih. Dan kini Andri sedang berdiri di meja resepsionis untuk mendaftarkan dirinya.

"Silahkan tulis formulirnya pak. Isi nama hewan serta pemiliknya." Ucap sang resepsionis. Andri tentu diam, ia bahkan belum memberi nama kucingnya itu. Andri langsung menoleh ke arah kucingnya yang kini tengah anteng digendong oleh staff salon. Kucing itu cantik, tidak banyak tingkah, hanya saja sedikit pembangkang. Mungkin Andri bisa terpikir satu nama yang bagus.

Andri pun mulai mengisi formulir itu. Dan disana tertulis nama hewan peliharaannya adalah "Jiejie." Terlepas Andri tak melihat jenis kelamin kucingnya. Jika kucingnya terlihat cantik maka namanya harus cantik juga.

Setelah mengisi formulir, Andri pun duduk menunggu Jiejie untuk dibersihkan oleh beberapa staff salon. Andri menunggu sembari memainkan ponselnya, sesekali ia menatap sekitar salon yang tampak cantik dekornya itu. Andri jadi serasa menunggui pacar yang lagi nyalon saat ini. Puas bermain ponsel, pria itu lantas memilih untuk berkeliling salon hingga matanya tertuju pada merch salon itu. Mereka menjual keperluan hewan peliharaan, dari makanan, baju hingga kalung.

Ya, mungkin Andri perlu membelikan kalung untuk Jiejie sebagai tanda pengenal.

"Ehm... Mbak, apa kalungnya bisa custom nama?" Tanya Andri pada staff yang bertugas di bagian merch itu.

"Tentu pak, kalung ini bisa kustom nama." Ujar staff itu. Andri mengangguk lalu melihat lihat kembali kalung itu, mencari mana warna tali yang cocok untuk Jiejie. Hingga pilihannya jatuh pada warna kuning. Mungkin warna kuning akan serasi dengan warna mata Jiejie.

"Saya mau yang ini. Tolong buatkan nama Jiejie di kalungnya." Ucap Andri.

"Baik pak." Ucap staff itu lalu pergi untuk mengurus kalung itu.

***

Di unit...

Andri menatap kagum Jiejie yang sudah disalon. Juga kalung yang kini sudah tersampir di leher bulu Jiejie. Kucing kecil itu tampak manis sekali, seperti boneka saja. Entah siapa yang bodoh membuang kucing itu di balkonnya. Padahal Jiejie adalah kucing yang sangat menggemaskan. Terlalu menggemaskan pula.

"Nama kamu mulai sekarang Jiejie ya." Ucap Andri sambil mengusap lembut kepala Jiejie. Andri tertegun, bulu Jiejie ternyata makin halus, sangat menyenangkan terasa di kulitnya. Jika dirawat dengan baik ternyata Jiejie menjadi sangat indah.

"Meong~" Suara kecil Jiejie kembali menyambut ucapan Andri. Seolah mengerti apa yang Andri katakan padanya.

'Ting'tong'
Bel unit Andri berbunyi. Andri mengernyit. Siapa sore-sore begini yang datang untuk bertamu. Tentu saja Desta tidak mungkin rajin datang di sore yang lenggang ini. Terlalu mencurigakan. Andri berjalan menuju pintu unitnya lalu mengintip dari celah pintu untuk melihat siapa yang ada di depan unitnya.

"Hanya tukang pos." Andri pun membuka pintu unitnya.

"Dengan bapak Andri?" Tanya tukang pos itu. Andri mengangguk saja dan ia pun langsung menerima sebuah amplop berwarna ivory yang cukup elegant. Sebuah undangan.

"Terima kasih." Ucap tukang pos itu lalu pergi membuat Andri bingun sendiri. Entah tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah undangan.

Andri menggidikkan bahunya lalu kembali menutup pintu unit sembari menelisik undangan itu dengan seksama. Dan sebuah nama terpampang di sana 'Rio Aldebaran'. Ini undangan ulang tahun Rio. Tentu Andri ingat itu. Tapi apa memang pestanya akan semewah itu dengan undangan se elegan ini?

"Meong~" Ngeongan Jiejie langsung menyadarkan Andri. Tentu saja, sekarang suara favorit Andri adalah kucingnya itu.

"Kamu mau apa hm?" Tanya Andri sembari mengangkat kucing kecilnya itu.

"Meong~" (Bisakah aku memelukmu tuan?)

"Tentu saja, ayo kita makan."

Ah Andri menyalah artikan meongannya.

Paw in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang