"Perpecahan Pertemanan"
Sepulang sekolah, ya seperti biasa saya mandi dan mengganti pakaian saya yang telah kotor penuh dengan keringat. Setelah itu, saya mengerjakan tugas - tugas saya yang perlu diselesaikan hari ini. Saat mengerjakan tugas hingga larut malam, tidak ada yang membebani pikiran saya. Saya hanya tertuju pada tugas saya, selain tugas saya harus belajar sedikit demi sedikit untuk persiapan UTBK.
Tugas saya pun akhirnya selesai, setelah itu saya berbaring di kasur. Disaat ini lah tiba - tiba timbul pertanyaan tentang kejadian sore hari tadi, saya masih berpikir mengapa Elvan datang ke kelas saya dengan cepat dan mengapa Alice menanyakan soal Elvan. Disaat ini saya berpikir untuk mengobrol dengan Adi, saya tahu Adi merupakan teman curhat yang tepat.
Aditya: "Adi."
Adi: "Iya dit?,"
Aditya: "Hati - hati pacar kamu diambil Elvan" Jawab saya
Adi: "Jangan menakutiku kau dit."
Aditya: "Serius, kamu tau nggak sih?," tanya saya
Adi: "Kenapa dit?," tanya Adi
Aditya: "Tadi ada yang aneh."
Adi: "Apa yang aneh?," tanya Adi
Aditya: "Hari ini tiba - tiba Alice dan Elvan akrab banget, terus tadi tiba - tiba Elvan dating ke kelasku dengan cepat. Aku curiga kalau Alice dan Elvan sudah janjian," jawab saya
Adi: "Oh iya!!," Jawab Adi dengan terkejut
Aditya: "Yang lebih parah, waktu kita jalan bertiga mereka malah mengobrol sendiri seakan - akan aku tidak ada disana," jawab saya
Adi: "Mungkin benar kata kamu, atau Elvan mengambil kesempatan untuk mendekati Alice?."
Aditya: "Brengsek!!, usahaku ke Alice sia - sia dong?," tanya saya
Adi: "Kamu lihat besok saja dit, kalau memang perilaku mereka tetap sama seperti hari ini aku siap bantu kamu," jawab Adi
Setelah mengakhiri percakapan saya dengan Adi, saya memutuskan untuk tidur dan menunggu kabar baik di esok hari.
Keesokan harinya, selepas saya bangun dari tidur. Saya berdoa agar hari ini banyak hal yang baik tidak seperti kemarin. setelah saya berdoa, saya bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hal yang saya lakukan sebelum berangkat sekolah yaitu membersihkan tempat tidur, mandi, ganti pakaian sekolah, dan yang paling penting yaitu sarapan. Hari ini porsi makan saya harus banyak, karena hari ini akan ada upacara di sekolah. Setelah melakukan semua persiapan itu, saya berangkat ke sekolah pukul 05.30. Iya, ini sangat pagi. Alasannya karena saya tidak ingin terlambat ke sekolah, belum lagi kalau nanti di jalan raya terjadi kemacetan bisa - bisa saya diam disana 1 jam.
Sesampainya di sekolah, seperti biasa masih terlihat sepi padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Mungkin kebanyakan murid yang sekolah disini rumahnya dekat dengan sekolah, biasanya mulai ramai nanti jam 06.25. Saat dikelas, saya merasa bosan karena sendiri di kelas. Hal yang saya lakukan adalah melihat keadaan sekitar lewat jendela yang berada di samping kanan saya, ternyata sudah ada anak paskibra yang bersiap untuk memulai upacara.
Bel masuk pun berbunyi, seluruh siswa di wajibkan mengikuti upacara. Setelah sampai di tengah lapangan, saya bertemu dengan Adi. Semua siswa berbaris dengan rapi di tengah lapangan, saya berada di tengah - tengah barisan. Saya dan Adi melihat Elvan berbaris di bagian paling depan barisan, saya dan Adi berniat untuk memanggil Elvan cuman sepertinya hal itu tidak perlu dilakukan.
Ini waktu pembuktian, bel pulang sekolah telah berbunyi. Lagi - lagi Elvan sudah berada di depan kelas saya, beberapa menit Alice dating menyusul Elvan. Seperti biasa saya mendahului mereka berdua, saya berpikir mereka berdua akan berubah. Ternyata tidak se-baik yang saya pikirkan, mereka sama seperti hari kemarin mengobrol berdua tanpa memperhatikan saya.
Sesampainya di rumah saya menerima pesan dari Adi, dia menanyakan soal keakraban Alice dengan Elvan.
Adi: "Gimana dit, masih sama seperti kemarin kah?," tanya Adi
Aditya: "Masih sama di," jawab saya
Adi: "Bagaimana kalo besok kita ajak Elvan buat mengobrol di café?,"
Aditya: "Boleh tuh," jawab saya
Adi: "Tenang ada gw, kalo Elvan macem - macem kita atasin," jawab Adi dengan sok berani
Aditya: "Sapa juga yang takut Elvan, haha."
Kita berdua menunggu keesokan harinya untuk mengobrol dengan Elvan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA: MELANGKAH LEBIH DEWASA
RomansaMemang waktu kita kecil sampai remaja kita merasa hidup itu penuh hal yang seru dan menyenangkan. Dan berpikir bahwa perasaan itu akan terus menerus hingga nanti kita beranjak dewasa, dan ternyata sebenarnya tidak. Layaknya Aditya, semasa kecilnya p...