Selama di perjalanan pulang ke rumah. Tidak ada percakapan yang terjadi di antara keduanya. Jeno masih memikirkan perasaan anehnya saat melihat Mark dengan wanita lain. Sedangkan Mark hanya memandangi wajahnya karena pada saat ini Jeno lah yang sedang menyetir.
"Kau sedang memikirkan ku?"
Pertanyaan dari Mark yang sangat tepat sekali. Jeno tertegun,namun berusaha menetralkan rasa terkejutnya."Cemburu, sayang?"
"Diamlah!"
Mark menaikkan sebelah alisnya lalu menggeser duduknya agar menyamping dan bisa melihat wajah Jeno dengan jelas.
"Dia hanya rekan bisnis ku"
Lanjut Mark."Diam tuan Lee.."
"Aku hanya tidak ingin kau cemburu tanpa sebab"
Mobil berhenti dengan tiba-tiba. Jeno pelakunya. Menatap tajam kearah pria yang ada di sebelahnya. Mark terlihat tersenyum tipis sarat menggoda.
Suasana jalanan terlihat sangat sepi karena ini berada di area tempat tinggal Mark yang memang jauh dari perkotaan.
"Sudah selesai bicara?"
Tanya Jeno dengan wajah kesalnya.Mark menatap santai kearahya,
"Aku bahkan belum mengatakan apapun"
Ucapnya dengan tersenyum. Jeno menggeram kesal dengan pria tua yang ada di depannya ini."Aku ingin pulang"
Ucapnya dengan spontan."Pulang? Kita memang sudah sampai"
Ucap Mark, menatap lekat kearahnya."Pulang ke rumah ku!"
Tekan Jeno dengan wajah kesal bercampur marahnya. Mark yang mendengar hal itu langsung terdiam."Apa maksud mu?"
Tanyanya dengan tatapan tajamnya. Jeno hanya diam sambil memalingkan wajahnya ke kaca jendela mobil yang ada si sebelahnya."Sayang, aku hanya menggoda mu. Kenapa jadi seperti ini?"
"Berhenti memanggilku seperti itu!"
Teriak Jeno dengan kesal. Perasaan aneh ini terus menghantuinya sedari tadi. Mark terdiam sebentar."Pulang saja. Aku tidak akan menahan mu"
Ucap Mark dengan tiha-tiba. Terlihat Jeno sedikit terkejut namun ia mencoba menahannya."Hanya karena satu masalah, kau ingin kita berpisah?"
Ucap Mark yang mulai merapikan pakaiannya."Terserah dengan mu. Aku tidak bisa memaksa mu terus berada di dekat ku dan Abigail"
Pintu mobil terbuka, namun Mark belum berniat keluar. Meninggalkan penyesalan di benak Jeno. Seharusnya ia diam. Namun ada satu hal yang janggal di hatinya setelah pesta itu. Satu hal yang mungkin Mark tidak akan bisa pahami.Mobil mewah milik Mark berhenti tepat di depan gerbang raksasa yang mengelilingi rumah mewahnya. Memudahkan pria itu untuk langsung masuk ke rumahnya.
"Bawa semua barang mu. Dan jangan tinggalkan satu barang pun"
Ucap Mark menatap lurus kearah Jeno yang enggan menatapnya."Aku akan mengirim surat cerai kita nanti"
Lanjutnya yang kembali berbicara omong kosong. Jeno yang merasa lelah dengan pria yang ada di sampingnya ini. Memilih untuk langsung turun, dan segera masuk ke dalam gerbang yang terbuka otomatis itu.VannoWilliamsSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Secretary (MarkNo)
Fiksi RemajaJeno yang merupakan mantan anggota detektif kepolisian harus rela di keluarkan dari pekerjaannya karena telah menolong seorang anak dari anggota mafia. Namun siapa sangka jika ketua mafia itu malah menjadikan Jeno sebagai sekretarisnya. Story from...